Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Ibu Panti menghela nafas kasar, dia lalu memperhatikan semua orang yang ada disana.
"Kumala adalah Adik Ipar saya, dia saat ini sudah meninggal dunia demi menyelematkan Maudy"
Deg.
Jantung Maudy berdetak kencang,
Dia dan yang lainnya akan diam dan membiarkan Ibu Panti bercerita.
"Ya, dulu dia pulang dari Kota dengan membawa bayi kecil. Bayi itu adalah, Maudy!"
"Saya sempat menanyakan siapa bayi itu dan dimana Adik lelaki saya, tetapi Kumala malah menangis dengan memberikan bayi cantik itu"
"Dia tidak mengatakan apapun, dia hanya berpesan untuk pergi dari sini dan selamatkan bayi cantik itu. Dan, posisi dirinya saat itu sudah terluka parah"
"Dia hanya memberikan bayi itu dengan kalung yang saat ini di pakai oleh Maudy"
Maudy meraba kalung nya, dia lalu menatap wanita paruh baya itu yang sama memakai kalung.
"Jangan sampai kalung itu hilang ataupun di ambil orang, hingga akhir nya saya menyuruh Maudy memakai nya setelah dewasa"
"Pada saat itu, saya langsung pergi dari sana bersama dengan bayi cantik itu. Tak banyak yang saya bawa karena takut menimbulkan curiga. Saya harus rela meninggalkan mayat Kumala bersama dengan bayi saya yang memang saat itu sedang sakit keras dan meninggal bersamaan dengan Kumala"
Ibu Panti terus saja bercerita dengan air mata yang terus menetes,
Amanda memeluk nya dengan hangat, dia sudah tidak merasa canggung karena ia juga sudah lama kenal dengan beliau.
Hingga,
"Saya memutuskan menetap di Kota ini dengan sejuta harapan yang selalu saya panjatkan, yaitu bisa mempertemukan Maudy dengan keluarga nya"
"Karena mungkin dengan begitu saya bisa menanyakan adik lelaki saya, yaitu suami Kumala"
Tuan Alaska menatap Putra pertama nya, dia lalu membuang nafas.
"Bu, suami Kumala masih bersama kami. Namun, dia saat ini sudah tidak bisa bergerak bebas karena"
"Karena kaki nya tidak ada, dia rela kehilangan kaki nya demi menyelamatkan Putra pertama kami"
Ibu Panti menundukan kepala nya, dia terisak dengan pilu.
"Tidak apa Tuan, dia memang begitu menyayangi keluarga anda karena berkat keluarga anda kami terbebas dari segala hal"
"Bolehkah saya bertemu dengan nya? Atau bolehkah saya merawat nya?" tanya Ibu Panti sambil menyeka air mata nya.
Arnold langsung menatap Ibu Panti,
"Bu, jika ingin bertemu akan saya antar. Tapi, biarkan saya merawat Paman Vino" jelas Arnold.
"Baiklah Nak, Ibu yakin dia akan aman bersama mu" balas Ibu Panti.
Nyonya Alaska lalu berdehem,
"Jadi, berarti Maudy itu benar Putri kami kan Bu?" tanya Nyonya Alaska.
"Dia adalah Princes Maudy Insani Alaska" jawab Ibu Panti.
Maudy mengerutkan kening nya,
"Loh kok ada awalan sama akhir nama aku, Bu?" tanya Maudy.
"Iya Nak, Ibu sengaja tidak menyematkannya karena takut kamu dalam bahaya" jelas Ibu Panti.
Nyonya Alaska kembali bangkit dari duduk nya, dia menghampiri Maudy dengan perasaan yang sangat penuh haru bahagia.
"Boleh Bunda memelukmu kembali, Nak" pinta Nyonya Alaska.
Maudy menatap Leon,
Leon menganggukan kepala nya, dia melepaskan pelukan pada sang Istri.
Maudy menganggukan kepala dengan sorot mata yang sangat penuh rindu.
Grep.
Maudy menangis lirih di pelukan sang Bunda, dia menumpahkan kerinduan yang selama ini selalu ia tahan.
Cup.
"Bunda sangat merindukan mu, Nak. Maafkan Bunda dan Ayah yang telat menemukan mu"
Nyonya Alaska terus saja memeluk Maudy, dia juga menumpahkan semua kerinduan yang sangat dalam.
Bukan hanya Nyonya Alaska yang memeluk Maudy,
Azka,
Ya, dia dengan semangat ikut memeluk Maudy dengan erat.
"Princes kesayangan aku" ucap Azka penuh bahagia.
Leon menatap kesal ke arah Azka, dia tau bagaimana tengil nya Adik dari Arnold itu.
.
.
.
