[Warning! Adult Romance]
Jeje tidak menyangka jika PS partnernya adalah seorang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shim Chung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAHM BAB 19 - Jeje Kecewa
"Damian..." Jeje kembali protes karena Damian yang mencumbu dirinya tidak tahu tempat.
Bahkan masih ada beberapa bodyguard yang berdiri diantara mereka sekarang. Setelah kepergian Anne, Damian merasa sesak di dadanya hilang dan dia ingin melampiaskan semuanya pada tubuh Jeje.
"Kita bermain di kamar!" ucap Damian dengan menggendong Jeje ala bridal.
Sesampai di kamar, Damian tidak melepaskan Jeje justru dia semakin liar mencumbu setiap jengkal tubuh gadis itu. Secepat kilat, mereka berdua tanpa busana dan melakukan penyatuan yang menggelora.
Suara deritan ranjang menjadi bukti bahwa permainan mereka sangat panas hari ini. Kamar hanya di dominasi oleh suara Jeje yang terus mengerang menerima setiap hentakan dari Damian yang perkasa.
Sampai erangan panjang terdengar oleh keduanya karena mencapai ******* kepuasan batin. Nafas mereka masih terengah-engah dengan memandang satu sama lain.
"Ada essential oil baru, mungkin bisa membuat kita rileks. Bagaimana kalau kita berendam berdua?" bujuk Jeje yang merasa suasana hati Damian tidak baik hari ini.
Damian mengangguk setuju dan segera melepas miliknya dari tubuh Jeje membuat gadis itu mengernyit sejenak saat merasakan suntikan tumpul itu keluar dari sarangnya.
Setelah mengatur nafasnya yang masih naik turun, Jeje langsung menuju kamar mandi untuk mempersiapkan air di bath up.
Jeje mengatur suhu air menjadi hangat kuku setelah itu menambahkan beberapa aromaterapi dan juga essential oil.
"Sudah siap!" teriak Jeje dari dalam kamar mandi.
Damian yang masih dalam keadaan polos menyusul Jeje ke kamar mandi. Kini keduanya berendam di bath up yang sama, di mana punggung Jeje menyender di dada bidang Damian yang kekar.
"Siapa wanita tadi, Damian?" tanya Jeje memberanikan diri.
"Wanita tidak penting!" jawab Damian lantang.
"Apa itu ibumu?" tanya Jeje menebak karena wajah Anne mirip dengan Damian.
"Tidak ada seorang ibu seperti dia!"
Dari kalimat Damian itu, Jeje bisa merasakan ada rasa kekecewaan yang begitu mendalam. Untuk itu dia membalik badannya supaya bisa berhadapan dengan lelaki itu.
Jeje mengulurkan tangannya ke pipi Damian. "Berbagilah apapun padaku!"
Di mata Damian saat ini, Jeje begitu cantik dan wajahnya begitu teduh membuat dia mengutarakan isi hatinya yang membuat sisi rapuhnya dilihat oleh Jeje.
Jeje menjadi pendengar yang baik, saat dulu melakukan PS bersama beberapa costumernya Jeje memang sering mendengar curahan hati dari para-para suami yang kesepian sampai mereka nekat melakukan PS bersamanya.
"Sangat menyedihkan, bukan?" tanya Damian saat mengakhiri cerita hidupnya, tentu saja Damian hanya menceritakan masalahnya dengan ibunya tanpa membuka jati dirinya yang sesungguhnya pada Jeje.
Tanpa Damian duga, Jeje memeluknya dengan mengelus rambut belakangnya.
"Jadi itu kenapa kau jadi penggila kebersihan?" tanya Jeje kemudian.
"Ya begitulah!" jawab Damian singkat merasakan kehangatan pelukan Jeje.
"Tapi denganmu aku tidak merasakan semua hal itu!" sambungnya.
Membuat Jeje melepaskan pelukannya dan menatap Damian dengan lekat.
"Apa itu artinya aku penting buatmu, Damian?" tanya Jeje penuh harap.
Damian bingung harus menjawab apa, untuk sekarang dia masih belum mengerti arti Jeje bagi hidupnya kecuali wanita sebagai penyalur kebutuhan biologisnya.
"Damian?" panggil Jeje menuntut jawaban.
Keterdiaman Damian membuat Jeje kecewa, dia ingin menjadi wanita penting bagi Damian. Dan berharap Damian akan membalas cintanya, dia ingin hubungan yang jelas karena dia sudah memberikan semuanya untuk Damian.
klu uda gni kn jd yg bca pnsran..