Diharapkan bijak dalam memilih bacaaan
Rosaline Malorie adalah seorang wanita sederhana, tidak suka pakaian terbuka, cantik, rendah hati, tapi selalu diabaikan oleh kedua orang tuanya. Dalam hidupnya tidak sekalipun mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan kakak satu- satunya, bahkan dijadikan jaminan untuk mempertahankan perusahaan ayah yang tidak mengangapnya.
Tapi semua penderitaan Rosaline berubah, ketika dia secara tak sengaja bertemu dengan seorang CEO dari perusahaan terkenal di Spanyol dan termasuk jajaran orang terkaya di Eropa. Pria itu mengklaim bahwa Rosaline adalah wanitanya.
Rhadika Browns adalah seorang CEO berkedok Mafia. Jarang orang yang mengetahui wajah dari ketua Black Sky ini.
Bagaimana kisah pertemuan mereka?
Apakah Rosaline besedia menjadi milik Rhadika, dan menjalani takdir yang mempermainkannya ketika masa lalu pria itu muncul kembali?
Apa alasan Adijaya selalu mengabaikan Rosaline?
So,Yuk kita baca selanjutnya di cerita Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The Winner Purba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diminta Pulang
“Cari informasi tentang wanita itu!” perintah Radhika pada sekretarisnya Max, sambil berjalan ke ruang kerjanya. Max mengangguk dan mengiyakan perintah tuannya “Baik Tuan."
Didepan sebuah mesin yang menampakkan wajah setiap orang didepannya ada Claire. Wanita itu merekam wajahnya sebagai bukti kehadiran dalam jam kerja pagi, mesin absensi namanya.
"Cepat Ros, sebentar lagi deadline.” Dengan langkah tergesa-gesa Rosaline berlari dengan menuju mesin perekam wajah itu. Jika terlambat maka mesin itu akan secara otomatis berubah menjadi warna merah. Itu menandakan bahwa seseorang itu telat masuk jam kantor.
“Ah, hampir saja," Rosaline menarik napas panjang.
“Kamu, baru pertama bekerja sudah hampir terlambat. Karyawan yang pertama kali terlambat akan berurusan langsung dengan tuan Max,” kesal Claire kepada teman seprofesinya itu.
Rosaline hanya cengengesan mendengar omelan Claire. “Tadi alarm ku rusak Clair." Claire mendengus mendengar alasan lugas yang keluar dari mulut Rosaline. “Ros, kamu tau CEO kita tadi datang kekantor. Ah... dia sangat tampan, tinggi, wajah dinginnya, sangat menarik, andai saja aku...”
"Stop, kita harus bekerja Clai, berhentilah menghayal dan bermimpi terlalu tinggi. Jika jatuh sangat sakit." Nasehat Ros memotong pembicaraan Claire dan menghentikan khayalannya yang tidak akan pernah terjadi. Claire mendengus dan Kembali fokus melayani tamu yang datang ke kantor perusahaan RA Company.
Rosaline dan Claire berteman sejak pertemuan pertama mereka setelah Ros di interview. Ros melihat meja resepsionis menunggu hingga jam makan siang. Ros mengajak Claire berbicara demi melancarkan pekerjaannya dihari esok.
Dihari pertama bekerja Rosaline merasa senang, meskipun sangat lelah untuk melayani kolega-kolega perusahaan RA Company. Tapi, dia sangat menikmati setiap momen dalam pekerjaannya. Sebenarnya Rosaline tamatan S1 oiManajemen dari universitas terkenal di kota London,University College London.
Tapi dia lebih memilih sebagai resepsionis, karena lebih santai dan mudah. Rosaline hanya ingin melewati masa kehidupannya dengan mudah dan santai, tanpa ada beban berat yang menimpanya. Karena di masa kecil hingga remajanya dia selalu lelah akan makian, bentakan, pekerjaan yang diberikan orangtuanya tanpa pernah ditanyakan apakah dia lelah? Apakah ada dia inginkan? Bahkan kasih sayang pun tidak pernah didapatkannya.
Saat makan siang Rosaline dan Claire sama-sama pergi ke cafe perusahaan. Ra company bersebrangan dengan cafe perusahaan. Begitulah perusahaan Radhika yang serba mewah dan lengkap. Cafe yang dapat dijadikan tempat meeting, restoran dan masih banyak lagi pelengkap lainnya. RA Company bekerja bidang alat-alat elektronik, termasuk alat-alat IT. Tidak sembarangan karyawan yang bisa memasuki perusahaan ini tanpa tanda pengenal.
“Tadaa, makanan penutup.” Ros mengeluarkan 1 kotak strawbery kesukaannya. Ros menyodorkan kearah Claire.” Penyuka strawbery?" tanya Cla sambil memakan stroberi milik Ros, dan hanya diangguki teman barunya itu.
Mereka tidak menyadari bahwa ada sepasang mata tajam yang menatap mereka dari kejauhan. Dia adalah sang CEO, Radhika sedang memperhatikan mereka berdua. Awalnya Radhika penasaran apa yang dibawa Ros dalam kotak itu. Namun, setelah Ros memakan stroberi dia pun tersenyum tipis.
"Penyuka stroberi rupanya, rakus,"
serunya melihat Ros yang menghabiskan 1 kotak strawbery. Radhika melihat bahwa Ros memakan lebih banyak buah merah itu dibandingkan teman nya.
Setelah jam makan siang selesai, Ros dan Clair kembali kemeja resepsionis. Ros buru-buru pergi ke toilet. “Cla, aku ke toilet dulu, kebelet nih.” Belum sempat Claire menjawabnya, Ros sudah bergegas ke kamar mandi.
Diruangan CEO, Radhika merasa geram mendengar laporan dari Max asistennya bahwa ada seorang penyusup masuk kedalam markasnya. Aktivitas Radhika menandatangani laporan-laporan keuangan perusahaan terhenti saat mendengar ketukan pintu yang ternyata adalah Max.
“Kita ke markas, beritahu Levi!" Rahang Dika mengeras. Dia akan menghabisi penyusup itu dimarkasnya. Max mengangguk dan menelepon Levi untuk memberitahukan kedatangan mereka ke markas cabang Black Sky di London.
Dika bangkit dari kursinya dan berjalan menuju lift. Max menekan tombol lift ke angka 1. Ruangan CEO berada dilantai atas yaitu lantai 40, ini adalah dimana lantai ini hanya dapat dihadiri oleh orang-orang penting, kolega perusahaan, pemegang saham, dan cleaning servis yang telah ditugaskan khusus untuk membersihkan lantai ini.
Setelah keluar dari lift, Radhika berjalan dengan penuh wibawa menampakkan wajah dingin dan kakunya. Dia berhenti sebentar dan melirik meja resepsionis. Max yang melihat tuannya melirik meja resepsionis, dia langsung bertanya ke pada Claire.
“Dimana resepsionis baru itu?" tanya Max dengan wajah dinginnya. Claire langsung menjawab Max dengan nada gagap karena saking takutnya melihat aura menyeramkan dari dua orang penting diperusahaan ini. "Rosaline pergi ke toilet tuan." Setelah mendengar jawaban dari Claire Dika melanjutkan perjalanannya begitu juga dengan Max tanpa menjawab Claire.
“Namanya Rosaline," monolog Dika dalam benaknya.
“Lama amat ke toiletnya," cecar Claire dengan nada kesalnya. Dia harus menghadapi dua wajah pria dingin dan kaku itu tanpa ada Ros. "Namanya juga kebelet Claire," sahut Rosaline dengan wajah senyum dam imutnya.
Tring Tring Tring
Ponsel Rosaline berbunyi dan dilihatnya nama yang tertera di benda pipih miliknya. Ayah adalah nama yang tertera dilayar ponselnya. Dia sangat senang dan segera mengangkat teleponnya dan sedikit berjalan menjauh dari Claire
“Halo Ayah,” jawab Rosaline setelah menggeser tombol hijau di teleponnya. "Apakah kamu bisa pulang besok?”
Jangan lupa tinggalkan jejak oke.
Like👍, biar lebih semangat.