Novel ini Terdapat dua cerita yang berbeda, sengaja Author gabung, karna cerita nya pendek.
1.Rumah Kos Terkutuk
Perjalanan Tono yang mencari kosan, untuk tempat tinggal nya, yang sengaja ia di pinggiran kota supaya dapat yang tarif nya murah.
namun apes nya, Tono malah di tipu oleh pakde yang ternyata jelmaan jin.
2.Pendakian Terakhir
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9
"HaH !!!!" Teriak nya singkat dengan nafas yang memburu.
"Tadi yang ku lihat apa?!!" Gumam nya panik
Kedua mata nya kembali memperhatikan plafon warna putih kusam di atas ranjang tua itu dan kedua tangan nya mengusap-usap wajah nya, memastikan darah tadi yang menetes deras ke wajah nya, tapi tidak ada darah sama sekali di tangan nya.
"Gak mungkin gak mungkin gak mungkin !!" Ucap nya dengan mulut komat kamit bahwa hal yang tadi di lihat nya itu mustahil, sambil melihat kedua tangan nya yang ternyata bersih dari darah.
Ia perlahan bangkit dari atas lantai tapi dengan kedua mata nya masih menatap tajam langit-langit yang ada di atas tempat tidur nya. Dia mendekati plafon itu dengan hati-hati, kedua mata nya tegang tak berkedip sedikit pun.
Dengan hati-hati dia naik ke atas tempat tidur dan perlahan berdiri di atas kasur itu, dengan kedua mata nya masih tetap fokus menatap langit-langit yang tadi di tembus sosok kepala, yang sebagian leher nya masih di dalam plafon.
Dengan hati-hati dan gemetar, tangan kanan nya mencoba menyentuh plafon tersebut. Setelah jari-jari nya memastikan di permukaan asbes itu tidak ada apa-apa dan tidak ada lubang secuil pun, telapak tangan nya mengusap usap berkali-kali permukaan plafon itu.
"Tuh bener kan, itu cuma ilusi saya saja" Gumam nya yang mencoba menenangkan diri
"Mungkin aku terlalu lelah hari ini" sambung nya.
Ia merebahkan kembali badan nya ke atas kasur sambil menarik nafas dalam-dalam dengan kedua tangan di taruh di atas dada nya. Dia melamun cukup lama, mencoba memejamkan mata nya lagi tapi tidak bisa.
tiba-tiba ia teringat ucapan Bu Darminto yang mengundang nya untuk makan malam.
"Oh iya, hampir aku lupa" gumam nya
Kemudian ia sedikit mengangkat tangan kirinya yang dari tadi bertumpu di atas dadanya. Di lihat nya jam tangan seiko yang melingkar di pergelangan tangan nya.
"Sudah hampir jam delapan, sebaiknya aku mandi dulu" gumam nya lirih.
Dia segera beranjak dari tempat tidur dan menghampiri tas punggung nya ukuran sedang, yang dari tadi di letakkan di ujung kasur. Ia hanya membawa tiga baju kemeja, tiga celana, dua celana jeans, satu celana cargo warna hitam dan satu handuk.
Setelah melepas semua pakaian nya yang setengah kumal karena keringat seharian, ia langsung bergegas ke kamar mandi. Kini dia sudah siap menghadiri makan malam undangan nya Bu Darminto.
Ketika ia hendak bergegas keluar, tak sengaja melihat cermin yang ada di samping almari baju dua pintu.
"Sial! rambut ku masih acak-acakan" gumam nya sambil mematung sedetik memandangi cermin
Dia bergegas menghampiri tas punggung nya, membuka semua resleting nya dengan terburu-buru.
"Di manaaa sisir ku ya?!" Gumam nya agak kesal.
"Gak ada semua. Sial! pasti ketinggalan!" Sambung nya bernada kesal
Kedua tangan nya menghempaskan tas itu ke atas kasur, lalu dia perlahan mendekati cermin tua itu lagi. Ia fokus melihat ada sisir kecil terselip di antara cermin dan bingkai nya, tepat nya di sudut bawah kiri cermin. Tanpa fikir panjang, dia mengambil sisir itu dan menggunakan nya.
Padahal di sisir itu masih terselip beberapa helai rambut orang yang sudah meninggal, yaitu seorang laki-laki muda yang pernah menghuni kamar nya Tono. Ia meninggal karena di bunuh dengan sadis menggunakan parang oleh Bu Darminto di bantu orang kepercayaan nya.
