🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶
Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.
Namun di suatu malam,
"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Pasrahnya Rini
🌶Part Boncabe🌶
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang. Setidaknya suaminya bisa menyembunyikan sikap dinginnya kepada istri dari keluarganya. Hingga tiga hari berlalu dari hari pernikahannya, tak ada satu keluarga pun yang tahu gejolak dalam keluarga kecilnya, bahkan termasuk mama Bella.
Malam ini, seperti malam sebelumnya, Rini yang sudah tidur sekamar dengan Dean sudah memakai piyama dan bersiap untuk tidur. Namun karena suaminya belum datang, ia menunggunya sambil membaca buku sambil menyenderkan tubuhnya pada head board kasur.
Ceklek, pintu terbuka dan suami yang telah ditunggu Rini akhirnya datang. Namun ada hal aneh yang dirasakan Rini. Pria itu seolah berdiri dengan sempoyongan, Rini mendekat tapi tidak ditemukan aroma alkohol pada tubuhnya.
"Mas, Mas Dean baik-baik saja?"
"Menyingkirlah, jangan menghalangi jalanku."
"Tapi, Mas." Dean mendorong Rini agar menyingkir dari hadapannya.
Rini diam terpaku melihat suaminya yang berusaha membuka pakaiannya. Ingin menolong tapi ia ditolak.
Dean masih berusaha membuka pakaiannya dengan frustasi karena merasa kesuliatan.
"Mas, Rini bisa bantu."
"Menyingkirlah atau aku akan berbuat lebih padamu."
"Tapi Mas kesulitan" Rini masih berusaha membantu Dean melepaskan pakain kerjanya.
"Kamu benar-benar tidak mengerti bahasa manusia. Maka jangan salahkan aku kalau aku akan bertindak lebih."
Dean menarik tangan Rini dan menghempaskannya ke kasur. Pakaian tidur yang berupa dress pendek dengan tali spagheti dibahu membuat Dean semakin panas, apalagi bagian bawah dress tersingkap saat ia menghempaskan Rini hingga terlihat segitiga pengaman Rini.
"Aku sudah memperingatkanmu sejak awal, jadi ini akibat kamu yang tidak mau mendengarku."
Dean mengungkung tubuh istrinya dan melumat bibir wanita itu begitu dalam. Tak hanya itu tangan Dean yang tak mau diam semakin menyingkap bagian bawah dress istrinya hingga tangan itu merasakan perut datar istrinya. Diusapnya perut itu tanpa memutus lumatan dibibir sang istri.
Tangan Rini yang berusaha meronta dicekal dan di kunci diatas kepalanya dengan tangan yang lain. Nafas Rini yang tersengal membuatnya menghentikan sejenak tautan bibir mereka namun tak lama tautan itu kembali dilakukan dengan tangan Dean yang sudah merambah ke dalam piyama istrinya untuk menggapai bukit kembar yang tak berpelindung.
Dean semakin menikmati apa yang dilakukannya, bibir basahnya turun menjelajahi pipi, telinga hingga ceruk leher sang istri.
"Mash..." desahan Rini tak terbendung saat tangan Dean meremas kuat bukitnya dibarengi dengan sesapan berulang di lehernya.
"Ya tuhan, apakah harus ku serahkan diriku pada suamiku? suami yang bahkan tak pernah menganggapku ada" batin Rini bergejolak.
Dean semakin menggila, ia membuang piyama dress istrinya hingga kini tersisa kain segitiga yang melindungi aset berharganya. Setelahnya ia membuka serta membuang semua pakaian ditubuhnya yang membuatnya semakin panas.
Rini membuang muka saat melihat tubuh suaminya yang polos. Sementara kedua tangannya berusaha menutup kedua bukitnya yang sudah terekspos dan terjamah oleh tangan suaminya.
Dengan tidak sabaran, Dean kembali menjamah tubuh istrinya. Ia singkirkan tangan istrinya agar bisa menikmati puncak bukit yang terasa menantang baginya. Dipijat, dipilin bahkan juga di hisap dengan rakus seolah ia sedang kehausan.
"Ouh Mas Dean..." Rini tak bisa menahan desahannya karena rasa nikmat yang terlalu menyeruak. bahkan tangannya memegang kepala sang suami seolah ingin dirasai lebih dalam.
Tak hanya ingin berhenti disana, Dean turun merayap membasahi perut dengan kecupan dan jilatan hingga sampai arena yang berbungkus kain segitiga.
"Mas Dean... Tolong hentikan"
Permintaan Rini seolah tak didengar oleh Dean. Dengan tergesa-gesa ia merobek kain terakhir di tubuh istrinya dan membuka lebar dua penopang tubuh istrinya untuk berdiri, hingga menampakkan hutan indah yang untuk pertama kalinya tampil di depan Dean. Tangan yang semula berada di lutut sang istri turun untuk menjelajahi hutan yang tak terlalu rimbun hinggga ia mendapatkan mainan kecil didalamnya dan terus memainkan dengan jarinya bahkan sesekali menjilatinya.
"Ouh mas... Apa yang kamu lakukan? Hentikan Mas.... Aku tak tahan...."
Nafas Rini tersengal merasai perlakuan suaminya dibawah. Hingga tak lama cairan pelumas keluar dari goa tersembunyi miliknya.
Dean tersenyum sinis sambil kembali mengungkung istrinya.
"Kamu bilang berhenti. Tapi nyatanya, kamu menikmatinya."
"Mas apa yang akan kamu lakukan?" Rini merasakan ada sesuatu yang berusaha menusuknya dibawah.
Rini mencoba menghalau benda itu, Tanpa sadar ia menggenggam benda yang telah berdiri gagah hingga membuat suaminya mendesah.
"Ouh, kamu sudah berani menyentuhnya."
"M-Maaf M-Mas, A-Aku t-tidak s-sengaja" Rini menjawab dengan terbata-bata.
"Kamu sudah menantang torpedoku, maka mari kita lakukan bagian selanjutnya."
Dean berusaha memasukkan torpedonya pada goa milik Rini.
"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
"Aku tahu kamu istriku. Sekarang lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" Masih Dingin, tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya diterobos dalam sekali hentakan.
"Sakit..." Rini mengeluarkan Air mata disudut matanya. Ia benar-benar kesakitan, seolah tubuhnya sedang dibelah. Namun yang membuatnya lebih sakit adalah suaminya. Dean seolah tak mau tahu dengan kesakitan istrinya.
Dean terus memacu tubuhnya untuk mencari kepuasan dirinya. Tubuhnya benar-benar panas dan ia tak bisa mengontrolnya. Hingga rintihan istrinya yang merasa kesakitan seolah tak terdengar di telinganya.
Bahkan setelah selesai dan mencapai puncaknya, Dean tidak mau berhenti. Ia membolak balik tubuh istrinya dan memasukinya berulang kali hingga ia juga menyemburkan benih kedalam rahim istrinya berulang kali.
Rasa sakit di tubuh Rini membuatnya tak sanggup untuk membuka matanya. Ia lelah, Ia menyerah menghadapi gairah suaminya yang tak kunjung surut. Hingga akhirnya Rini tak sadarkan diri saat Dean masih memacu dirinya untuk mengejar pelepasan.
...****************...
Pagi tiba, Rasa remuk dan lelah masih ia rasakan. Rini mencoba berdiam untuk memastikan tenaganya terkumpul, setelahnya ia bangun dan duduk diranjang. Diamatinya seluruh isi kamar, pakaiannya dan pakaian suaminya masih berserakan. Sakit, hatinya merasa sakit mengingat bagaimana suaminya menjamahnya tanpa perasaan. Namun ia hanya berusaha untuk tetap kuat.
Ia masih dalam keadaan yang sama seperti semalam, tanpa busana, hanya tertutup selimut tebal. Namun kini ia merasakan rasa sakit di bagian intinya justru terasa berbeda. Rasa sakit itu masih ada, hingga ia harus menahan rasa sakit itu tanpa peduli bahwa ia kini berjalan tanpa sehelai benang pun.
Apa pedulinya?, Rini tahu sang suami sudah tidak ada disana. Ia juga tahu sang suami tidak ada di kamar mandi karena pintu kamar mandi dalam kondisi terbuka. Ia sadar, ia telah ditinggalkan dan ini membuatnya seolah hanya dijadikan sebagai wanita penghibur.
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
lanjut /Good/
kelihatannya bagus