Sekretarisku Yang Mungil

Sekretarisku Yang Mungil

SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan

"Ansara, ada teman mu yang mulai datang. Temui lah sebentar."

"Benarkah? Kalau begitu aku antarkan pesanan ini dulu," jawab Ansara dengan bibir tersenyum lebar.

Ansara meninggalkan meja pantry dan membawa sebuah nampan berisi makanan untuk menuju meja nomor 11. Sejak lulus SMA, Ansara tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

Ansara langsung dihadapkan pada berbagai macam dunia kerja, sampai akhirnya kini dia jadi salah satu pelayan di sebuah cafe yang cukup ternama.

Hari ini ada acara reuni SMA, diadakan di cafe tempat Ansara berkerja agar gadis cantik bertubuh mungil itu bisa ikut hadir.

"Ansara!" panggil salah satu teman yang pertama kali datang ke cafe.

Ansara tersenyum semakin lebar, tak mampu melambai karena kedua tangannya masih membawa nampan. "Duduklah di sana," jawab Ansara pelan, tak ingin menganggu para pengunjung yang lain.

Meja nomor 5, 6, 7, dan 8 sudah mereka booking untuk acara reuni sederhana ini. Sengaja tidak memesan lebih banyak meja karena biasanya yang bisa hadir untuk reuni hanya sedikit.

Apalagi sekarang sudah 6 tahun berlalu sejak mereka semua lulus SMA, rasanya makin sulit saja untuk mengumpulkan semua orang.

Selesai mengantarkan makanan, Ansara buru-buru mendatangi meja teman-temannya. Jika sesuai jadwal harusnya jam 5 sore ini semuanya sudah berkumpul, tapi sepertinya akan datang satu per satu.

"Langsung pesan makanan atau menunggu yang lain?" tanya Ansara, sudah ada 4 temannya yang datang.

"Menurutmu bagaimana?"

"Pesan saja dulu, biar aku tidak repot menyiapkannya," balas Ansara lalu terkekeh.

Teman Ansara yang lain ikut tertawa pula, jadi demi meringankan kerja Ansara mereka setuju untuk memesan makanan lebih dulu.

"Nanti kamu ikut duduk kan?" tanya salah satu teman yang lain.

"Lihat keadaannya dulu, jika sepi aku bisa duduk bersama kalian. Tapi kalau ramai aku harus melayani pelanggan."

"Oke deh, yang penting saat foto ada kamu."

Ansara mengangguk setuju.

Sekitar jam 6 sore barulah semua orang berkumpul. Sebenarnya tiap ada acara reuni begini Ansara merasa malu untuk ikut hadir, karena hanya dia yang memiliki pekerjaan seadanya, bukan bekerja di sebuah perusahaan besar.

Namun Ansara selalu berlagak ceria, selalu menyembunyikan rasa malunya.

"Ansara, ambilah istirahat sebentar dan bergabung dengan teman-temanmu," ucap atasan Ansara.

"Tapi Pak, masih banyak pengunjung."

"Tidak apa-apa, rekan kerjamu pasti paham."

"Terima kasih, Pak. Nanti saya akan ambil jam lembur," balas Ansara, tak lupa dengan bibirnya yang selalu tersenyum lebar.

Ansara akhirnya ikut bergabung dengan teman-temannya, diantara semua orang yang menggunakan pakaian bagus-bagus, Ansara justru menggunakan seragam kerjanya.

"Ansara, akhirnya kamu duduk juga, tapi bukannya masih banyak pelanggan yang harus dilayani?"

"Tidak apa-apa, bosku sudah memberi izin untuk istirahat," jawab Ansara.

"Ya ampun, untung saja bos mu baik. Jika tidak mana betah bekerja di sini? Iya kan?" tanya yang lain, namun dengan nada meremehkan.

Ansara hanya mampu mengangguk, juga terus tersenyum.

"Apa kamu tidak ingin mencari pekerjaan yang lebih baik Ansara? Ada loh lulusan SMA yang bekerja di perusahaan besar."

"Tentu saja mau, nanti aku akan coba cari-cari info lagi," jawab Ansara, karena baru sempat bergabung Ansara jadi pusat perhatian.

"Apa aku boleh bergabung?" tanya seorang pria yang tiba-tiba mendatangi meja mereka.

Pria yang nampak asing dan familiar sekaligus.

Deg! melihat pria itu justru membuat jantung Ansara sesaat berdenyut nyeri, lalu berdebar dan nyeri lagi.

"Adrian?" tanya yang lain dan pria itu tersenyum dengan kepala yang mengangguk, mengartikan bahwa dia memanglah Adrian.

Setelah lulus SMA Adrian bak hilang ditelan bumi, entah kemana rimbanya. Sampai sebuah desas desus mengatakan bahwa Adrian melanjutkan pendidikan di luar negeri.

Beberapa kali diadakan reuni Adrian tak pernah hadir, namun siapa sangka kini pria itu menunjukkan diri.

Adrian bahkan tidak hanya datang seorang diri, namun Adrian datang dengan menggendong seorang bocah kecil di salah satu tangannya.

Lama tak melihat kini Adrian benar-benar nampak berbeda, tubuh tinggi tegap dan nampak berotot di lengannya. Bukan Adrian bertubuh kurus saat SMA dulu.

Sekarang Adrian jadi sangat tampan dan ternyata dia telah memiliki seorang anak perempuan.

Ansara yang dulu pernah menaruh hati pada pria itu kini jadi membeku, jangankan menyapa, menatap pun rasanya sudah tak kuasa.

'Betapa memalukannya aku, menyukai Adrian dan masih sering memimpikannya hingga sekarang. Tapi ternyata Adrian sudah menikah dan kini dia nampak hidup dengan sangat baik,' batin Ansara.

Adrian datang dengan menggunakan setelan jas lengkap, menunjukkan jelas jika kini posisinya sudah tinggi.

Tentu saja, dulu pun ada kabar bahwa ayah kandung Adrian adalah seorang konglomerat dan sepertinya kabar itu adalah benar.

"Ya ampun Adrian, ayo sini duduk. Apa dia anakmu?"

Adrian mengangguk.

"Siapa namanya cantik?"

"Naula," jawab bocah itu dengan suaranya yang terdengar menggemaskan, usianya 4 tahun.

"Jadi benar kamu selama ini di Amerika?" tanya yang lain.

"Iya," jawab Adrian apa adanya dan pembicaraan jadi semakin menjalar ke mana-mana.

Menjelang jam 9 malam acara reuni itu pun usai. Saat megambil foto Ansara berada di paling belakang, nyaris tak terlihat sebab tubuhnya yang mungil.

Satu per satu mulai meninggalkan cafe tersebut dan Ansara mulai membereskan semua meja-meja.

"Ansara," panggil Adrian yang ternyata masih ada di sini.

Ansara gelagapan, perasaannya tadi Adrian pergi lebih dulu. Tapi ternyata pria ini kembali lagi. Adrian hanya datang sendiri, entah kenapa anak perempuannya tadi.

Karena terkejut Ansara sampai menjatuhkan sebuah gelas.

Pyar!

Untunglah gelas itu tidak pecah, namun karena masih berisi sedikit minuman jadi membasahi sepatunya dan milik Adrian.

"Astaga, maaf Adrian. Akan aku bersihkan sepatu mu," ucap Ansara, malu dan merasa sangat bersalah.

Ansara buru-buru mengambil gelas tersebut, meletakkannya di atas meja dan mengambil tissue untuk mengeringkan sepatu milik Adrian.

Sementara Adrian bergeming, membiarkan Ansara melakukan apapun yang diinginkannya.

Selama reuni tadi diam-diam Adrian memperhatikan Ansara dari tempat duduknya. Ansara yang hanya diam dan sesekali ikut tertawa saat ada hal lucu. Adrian tahu Ansara merasa malu dengan statusnya saat ini dibandingkan yang lain.

Padahal dulu Ansara selalu penuh percaya diri di hadapannya, tapi malam ini sekalipun Ansara tidak menatap ke arahnya.

"Celanamu juga sedikit basah, maafkan aku Adrian," ucap Ansara, dia menundukkan kepalanya sebagai permohonan maaf.

Namun reflek kepala Ansara mendongak saat mendengar Adrian memberi sebuah tawaran yang terdengar sangat menjengkelkan.

"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.

Terpopuler

Comments

Cici Sri Yuniawati

Cici Sri Yuniawati

heyyy Adrian aku kok curiga anak kecil perempuan itu adalah adikmu🤭🤣
kak Lunoxs cerita launching kok gak bilang2... cerita Adrian nih yg paling ditunggu wkwk

2025-01-04

43

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

wahhh adrian sudah besar dan tampan saja 🤭 ehh adrian sudah menikah dan punya anak? 🤔 kalau benar itu anak adrian, kemana istrinya kok tidak ikut dalam acara reuni? 🤔 apakah adrian hot Duda 🤔🤣

jangan pernah malu dengan pekerjaanmu ansara? karena gengsi tidak akan memberikanmu uang, tapi malulah saat kamu masih muda dan waktu mudamu kamu gunakan untuk hal yang sia2...tapi kalau ada kesempatan dan pekerjaan yang menjajikan buat masa depanmu, pergunakan dengan baik, karena kesempatan tak datang dua kali. 🔥🔥

2025-01-04

9

Agnezz

Agnezz

Adrian bisa sombong sekarang. Dulu Adrian dan Ansara status sosialnya hampir sama makanya bisa jadi sahabatan. Tapi sekarang keadaannya seperti bumi dan langit. maukah Ansara jadi sekretarisnya?

2025-01-05

5

lihat semua
Episodes
1 SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2 SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3 SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4 SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5 SMY Bab 5 - Seperti Patung
6 SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7 SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8 SYM Bab 8 - Malah Bingung
9 SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10 SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11 SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12 SYM Bab 12 - Tidak Mau
13 SYM Bab 13 - Istri Sah
14 SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15 SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16 SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17 SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18 SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19 SYM Bab 19 - Membeku
20 SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21 SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22 SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23 SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24 SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25 SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26 SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27 SYM Bab 27 - Tertekan
28 SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29 SYM Bab 29 - Keributan
30 SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31 SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32 SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33 SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34 SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35 SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36 SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37 SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38 SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39 SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40 SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41 SYM Bab 41 - Masih Fresh
42 SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43 SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44 SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45 SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46 SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47 SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48 SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49 SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50 SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51 SYM Bab 51 - Ih Cebel
52 SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53 SYM Bab 53 - Malu-malu
54 SYM Bab 54 - Astaga!
55 Promosi Karya Baru
56 SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57 SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58 SYM Bab 57 - Sangat Bahaya
Episodes

Updated 58 Episodes

1
SYM Bab 1 - Tawaran Menjengkelkan
2
SYM Bab 2 - Sekretaris Pribadi
3
SMY Bab 3 - Begitu Inttim
4
SMY Bab 4 - Apa Tubuhmu Mengecil?
5
SMY Bab 5 - Seperti Patung
6
SYM Bab 6 - Tarik Tanganku
7
SMY Bab 7 - Meladeni Tatapan Ansara
8
SYM Bab 8 - Malah Bingung
9
SYM Bab 9 - Kenapa Wajahmu Merah?
10
SYM Bab 10 - Hanya Berdua
11
SYM Bab 11 - Calon Mama Balu
12
SYM Bab 12 - Tidak Mau
13
SYM Bab 13 - Istri Sah
14
SYM Bab 14 - Mengisyaratkan Lebih
15
SYM Bab 15 - Tidak Ditahan-tahan Lagi
16
SYM Bab 16 - Terasa Pegal
17
SYM Bab 17 - Tujuannya Berubah
18
SYM Bab 18 - Fokus Pada Bibirnya
19
SYM Bab 19 - Membeku
20
SYM Bab 20 - Sebuah Stampel
21
SYM Bab 21 - Status Yang Berubah
22
SYM Bab 22 - Sebuah Kado
23
SYM Bab 23 - Seekor Beruang Besar
24
SYM Bab 24 - Maunya Bibir
25
SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
26
SYM Bab 26 - Rahasia Kita Bertiga
27
SYM Bab 27 - Tertekan
28
SYM Bab 28 - Tahu Dirilah
29
SYM Bab 29 - Keributan
30
SYM Bab 30 - Cemaskan Dirimu Sendiri
31
SYM Bab 31 - Kalau Begitu Katakan
32
SYM Bab 32 - Rahasia Sayang
33
SYM Bab 33 - Mengulurkan Tangan
34
SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
35
SYM Bab 35 - Ingin Pingsan
36
SYM Bab 36 - Berapa Usia Kekasihmu?
37
SYM Bab 37 - Sampai Sejauh Ini
38
SYM Bab 38 - Bukan Simpanan
39
SYM Bab 39 - Lebih Agresif
40
SYM Bab 40 - Tempat Yang Paling Aman
41
SYM Bab 41 - Masih Fresh
42
SYM Bab 42 - Mengirim Telepati
43
SYM Bab 43 - Seperti Sebuah Ancaman
44
SYM Bab 44 - Jangan Sampai Ada Yang Masuk
45
SYM Bab 45 - Kekasihnya Ansara
46
SYM Bab 46 - Memangnya Kamu Mau Kemana?
47
SYM Bab 47 - Diantara Kedua Kaki
48
SYM Bab 48 - Terlihat Sedikit Sayu
49
SYM Bab 49 - Sekretaris Pribadi Tapi Tinggal di Apartemen
50
SYM Bab 50 - Kenapa Aku Menangis?
51
SYM Bab 51 - Ih Cebel
52
SYM Bab 52 - Karena Adrian Mencintaimu
53
SYM Bab 53 - Malu-malu
54
SYM Bab 54 - Astaga!
55
Promosi Karya Baru
56
SYM Bab 55 - Apa Benar Seperti Itu?
57
SYM Bab 56 - Lebih Mengerikan
58
SYM Bab 57 - Sangat Bahaya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!