NovelToon NovelToon
Suamiku Calon Mertuaku

Suamiku Calon Mertuaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rodiah Karpiah

Ini kisah Riana , gadis muda yang memiliki kekasih bernama Nathan . Dan mereka sudah menjalin hubungan cukup lama , dan ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan .
Namun kejadian tak terduga pun terjadi , Riana memelihat Nathan sedang bermesraan dengan teman masa kecilnya sendiri. Riana yang marah pun memutuskan untuk pergi ke salah satu klub yang ada di kotanya .Naasnya ada salah satu pengunjung yang tertarik hanya dengan melihat Riana dan memberikannya obat perangsang dalam minumannya .
Dan Riana yang tidak tahu apa-apa pun meminum minuman itu dan membuatnya hilang kendali atas tubuhnya. Dan saat laki - laki tadi yang memasukan obat akan beraksi , tiba-tiba ada seorang pria dewasa yang menolongnya. Namun sayangnya obat yang di kasi memiliki dosis yang tinggi sehingga harus membuat Riana dan laki - laki yang menolongnya itu terkena imbasnya .
Dan saat sudah sadar , betapa terkejutnya Riana saat tahu kalau laki-laki yang menidurinya adalah calon ayah mertuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiah Karpiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Tiga

" Tapi... Tapi kenapa harus Rania ? " Tanya Nathan dengan suara parau , ia masih belum menerima hal ini.

" Malam disaat peringatan hubungan kalian yang ketiga tahun , Rania pergi ke klub yang biasa Papa datangi disaat pikiran papa penuh . Dia meminum banyak alkohol dan saat gelas terakhirnya Rania berbeda , ia seperti orang yang sedang gelisah . Papa tahu kalau Rania itu pacar kamu , karena papa selalu menyelidiki dengan siapa kamu berhubungan ! " Ucap Bagaskara yang menceritakan awal mulanya bisa seperti ini dengan Rania.

" Lalu disaat Rania bangkit dari duduknya , tidak lama ada seorang pria yang mengikuti langkahnya . Dan ternyata pria itu memiliki niat yang tidak baik , Papa pun mencoba menolong Rania . Disaat pria tadi pergi , Papa baru sadar kalau Rania dibawah pengaruh obat perangsang. Dan kejadian itu pun dengan cepat terjadi , Papa yang sudah memang setengah mabuk pun tidak bisa menahannya ! " Ucap Bagaskara lagi , kini tatapannya terfokus pada Nathan yang masih terdiam.

" Aku mau menjernihkan pikiran ku dulu , Pa ! " Ucap Nathan sambil bangkit dari duduknya , dan Bagaskara yang melihat itu pun menghela nafas panjang .

" Satu Minggu lagi Papa akan melamar Rania , dan Papa harap kamu bisa datang . Mengingat hanya kamu lah keluarga yang saat ini Papa punya." Ucap Bagaskara sambil menatap anaknya itu dalam .

" Akan aku usahakan ! " Ucap Nathan sebelum pergi meninggalkan Bagaskara di ruangannya .

Dan Bagaskara pun hanya bisa melihat kepergian anak yang ia asuh sejak tujuh belas tahun yang lalu itu dengan nanar , entah takdir apa yang sekarang harus mereka hadapi ini.

****

Sementara itu Rania memakan makan siangnya dengan pelan dan harus dibantu dengan air , saat ini ia merasa mual , tidak parah namun berpengaruh dengan nafsu makannya .

" Ran , nanti malam Lo ada acara nggak? " Tanya Siska pada sahabatnya itu , dan Rania yang mendengar pertanyaan Siska pun teringat kalau nanti sore kakaknya akan datang bersama dengan anak dan istrinya.

" Kakak gue datang , Sis . Gue di suruh bilang yang sejujurnya sama orang tua gue ke kak Rendra ! " Ucap Rania dengan pelan , dan Siska yang mendengar itu pun menatap Rania dengan terkejut.

" Semangat ya , Rania ! Gue akan selalu mendukung Lo , Lo harus ingat itu ! " Ucap Siska sambil menatap sahabatnya itu , dan Rania yang mendengar itu pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

" Gue udah memutuskan , kalau gue akan menerima semua resiko yang udah gue buat . Meskipun dengan di marahi kak Rendra , gue harus menerimanya ! " Ucap Rania yang sudah pasrah dengan hidupnya .

" Lo tenang aja ! Kalau nanti kak Rendra marah sama Lo , gue akan marahin dia balik ! Itu janji gue sama sahabat gue ini ! " Ucap Siska sambil memeluk Rania dari samping , dan Rania yang mendengar itu pun tersenyum .

Tak lama jam masuk mereka pun tiba , mereka langsung kembali ke pekerjaan mereka masing-masing . Rania menggunakan mesin-mesin besar ini dengan lebih hati-hati, saat ini ia harus memikirkan nyawa yang tumbuh pada dirinya itu.

Waktu pun cepat berlalu , dan tak terasa kalau sekarang sudah tiba waktunya untuk pulang. Rania saat ini sudah duduk diatasnya motornya , namun ia belum melakukannya . Rania mengatur nafasnya terlebih dahulu , ia menyiapkan mentalnya untuk bertemu kakaknya nanti.

Rania tahu bahwa pertemuan dengan Kak Rendra nanti akan menjadi salah satu momen paling berat dalam hidupnya. Ia menggenggam setang motor dengan erat, mencoba menenangkan diri sebelum akhirnya menyalakan mesin dan melaju pulang.

Di sepanjang perjalanan, pikirannya penuh dengan berbagai kemungkinan. Apakah Kak Rendra akan langsung marah? Apakah ia akan kecewa? Atau justru akan membelanya di hadapan orang tua mereka?

Sesampainya di rumah, ia melihat sebuah mobil hitam yang familiar terparkir di depan. Itu mobil kakaknya yang dibeli dengan cara kredit untuk kakaknya itu menarik penumpan, kakak Rania adalah salah satu supir gr*ab , perusahaan transportasi yang sedang ramai saat ini . Rania merasakan nafasnya yang semakin berat, tetapi ia tahu bahwa ini tidak bisa dihindari. Dengan langkah pelan, ia memasuki rumah.

" Tante Riana ! " Ucap Kenan , keponakannya berlari kearah Rania dan meminta untuk digendong . Dan Rania yang melihat keponakannya itu pun tak tega menolaknya , ia pun membawa tubuh Kenan kedalam gendongannya.

" Keponakan Tante , bagaimana kabar kamu sayang ? " Tanya Rania pada Kenan yang baru berumur tiga tahun delapan bulan itu.

" Aku sehat Tante , tapi kayaknya Tante yang sakit . Muka Tante pucat banget , udah kayak mummy ! " Ucap Kenan sambil menggerakkan tangannya yang seakan-akan ingin mencakar wajah tantenya itu . Dan Rania yang mendengar perkataan keponakannya itu hanya bisa tertawa.

" Benar kata Kenan , Rania ! Kamu pucat banget ! " Ucap Mbak Yuni yang merupakan kakak iparnya itu , dan Rania yang mendengarnya pun tersenyum kecut.

“Rania, kata ibu dan bapak kamu mau menyampaikan sesuatu ! ” ucap Kak Rendra terdengar dalam dan tegas , ia memandang adiknya yang baru saja pulang dari tempat kerjanya itu.

" Nanti aja , Mas tanyanya ! Biar Rania bersih-bersih dulu ! " Ucap Mbak Yuni pada suaminya itu , dan kak Rendra yang mendengar perkataan istrinya itu pun menghela nafas pelan.

" Nggak apa-apa , Mbak ! Biar sekalian saja ! " Ucap Rania sambil duduk di sofa yang berhadapan dengan kakaknya itu.

“Jadi, ada yang mau kamu ceritakan?” tanya kak Rendra yang memang sudah sedari tadi penasaran dengan apa yang ingin disampaikan oleh adiknya itu.

Suasana di dalam rumah mendadak terasa semakin berat. Rania menggenggam jemarinya sendiri, mencoba mengumpulkan keberanian. Sesaat ia memandang wajah ibunya yang tersenyum seakan-akan memberikan kekuatan lewat senyumannya itu , dan ayahnya juga berada di sana namun tatapannya itu sangat tajam .

“Iya, Kak…” suaranya nyaris bergetar. “ Sebenarnya saat ini aku.... Aku hamil ! " Ucap Rania yang nyaris berbisik

Istri Kak Rendra langsung menutup mulutnya dengan tangan, sementara kakaknya menatapnya tanpa berkedip.

“Siapa?” tanya Kak Rendra, suaranya terdengar lebih dingin dari yang pernah Rania dengar sebelumnya.

Rania menunduk. Ia tak tahu harus menjawab bagaimana. Jika ia menyebut nama Bagaskara, bagaimana reaksi kakaknya nanti ?

“Ran, aku tanya, siapa?” Kali ini nada suara Kak Rendra terdengar lebih tajam , ia menuntut jawaban dari adiknya ini.

Rania menggigit bibirnya. “Bukan orang yang Kakak pikir…” ucap Rania lagi yang harus terpotong oleh kakaknya .

“Jangan muter-muter, Rania. Aku mau tahu siapa yang harus bertanggung jawab atas ini,” potong Kak Rendra, ia semakin tidak sabar memandang adiknya itu.

Rania memejamkan mata sejenak, sebelum akhirnya berkata dengan lirih, “ Pak Bagaskara…”

Ruangan mendadak sunyi. Kak Rendra terdiam, istrinya pun sama. Bahkan suara napas anak mereka yang masih kecil pun terasa begitu jelas di tengah keheningan ini.

“Pak Bagaskara…?” ulang Kak Rendra, seolah memastikan ia tidak salah dengar. Rania yang mendengar itu pun hanya bisa mengangguk pelan.

Kak Rendra tiba-tiba berdiri. Rahangnya mengeras, napasnya memburu. “Bagaskara yang mana? Jangan bilang kalau dia ayahnya Nathan , pacar kamu itu…”

“Iya… yang itu , tapi aku udah putus sama Nathan! " Ucap Rania dengan lirih sambil menundukkan kepalanya.

Kak Rendra yang mendengar penjelasan Rania pun mengepalkan tangan. “Aku harus ketemu dia.” ucap kak Rendra dengan wajahnya yang memerah.

Rania buru-buru berdiri dan memegang tangan kakaknya. “Kak, tolong jangan gegabah! Aku udah mutusin buat bertanggung jawab atas semuanya. Aku akan menikah dengannya.” ucap Rania sambil memandang kakaknya itu.

Mata Kak Rendra menajam. “Menikah?! Kamu mau menikah sama orang yang udah bikin hidup kamu berantakan?” tanya kak Rendra sambil menatap Rania kesal.

Rania menggigit bibirnya. “Aku nggak punya pilihan, Kak…” ucapnya dengan lirih.

“Tentu aja kamu punya pilihan!” bentak Kak Rendra. " Kamu bisa ninggalin dia, kamu bisa tetap jalani hidup kamu tanpa dia! Kenapa harus nikah sama laki-laki kayak dia?!”

“Nggak segampang itu… Kakak nggak mikir nanti bagaiman nasib anak aku ? Aku harus bagaimana disaat dia menanyakan keberadaan ayahnya ? Apa aku harus menjawab ayahnya mati ! " Ucap Rania sambil menangis sendu , saat ini takdir tidak berpihak padanya.

Kak Rendra menarik napas panjang, berusaha menahan emosinya. Ia menatap adiknya lama, seolah mencari sesuatu di wajahnya.

“Apa kamu cinta sama dia?” tanya kak Rendra lagi pada akhirnya.

Rania yang mendengar itu pun terdiam. Pertanyaan itu terasa begitu menusuk. Apakah ia mencintai Bagaskara? Tidak. Apakah ia membenci Bagaskara? Ia juga tidak yakin.

“Aku nggak tahu…” jawab Rania jujur, saat ini ia memang tidak tahu perasaannya sendiri.

Kak Rendra yang mendengar itu pun tertawa sinis. “ Kamu mau nikah sama orang yang kamu bahkan nggak tahu kamu cintai atau nggak?” ucap kak Rendra yang menusuk ke relung hati Riana. Dan Rania yang mendengar itu pun menunduk. Air matanya hampir jatuh, tetapi ia menahannya.

" Sudah , Mas ! Mungkin memang takdir Rania seperti ini , mau sejarah apa pun kamu nggak akan bisa mengubah apa yang sudah terjadi ! " Ucap Mbak Yuni sambil mengelus lengan suaminya itu.

" Tapi , aku masih nggak bisa pikir ! Kenapa harus ayah dari mantannya sendiri coba ! " Ucap kak Rendra lagi.

" Kalau bisa memilih , aku nggak ingin seperti ini ! " Ucap Rania dengan lirih.

Kak Rendra mengusap wajahnya dengan kasar. “Aku harus mikir. Aku nggak bisa terima ini sekarang.” Tanpa menunggu jawaban, Kak Rendra berjalan keluar rumah.

Rania hanya bisa menatap punggung kakaknya dengan hati yang semakin berat. Ia tahu, kalau kakaknya itu sangat kecewa pada dirinya . Namun mau bagaimana lagi , nasi sudah menjadi bubur dan tidak akan ada yang bisa mengubahnya.

.

.

Bersambung...

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rodiah
Selamat menikmati cerita aku 🤗🥰

Dimohon untuk tidak menjadi silent reader ya , aku menunggu keritik dan saran dari kalian 🤭🤗😍
Satsuki Kitaoji
Got me hooked, dari awal sampe akhir!
Yoi Lindra
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Desi Natalia
Makin lama makin suka, top deh karya thor ini!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!