Mungkin hal biasa kalo cewek cupu pacaran sama bad boy, namun kali ini kebalikanya gimana peran sicewe yang urak-urakan, suka balap liar, dan tidak mau diatur malah dia jatuh cinta dengan cowo cupu kutu buku yang anti sosial.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prettyaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ciuman pertama
Malam ini Sera menginap di apartemen Gara. Dia asyik tiduran di kasur sambil bermain game, sementara Gara masih sibuk belajar yang seakan tak ada habisnya. Sera menghela napas panjang, merasa bosan karena Gara belum juga selesai sejak dua jam yang lalu.
"Gara, ayo dong tidur, aku ngantuk," rengek Sera, menatap pacarnya yang masih fokus pada buku-bukunya.
"Nanti, Sera. Kamu tidur duluan aja," jawab Gara tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
Sera mendengus kesal. Tanpa berpikir panjang, dia bangkit dan berjalan ke arah Gara. Dengan spontan, dia duduk di pangkuan Gara, membuat lelaki itu menatapnya dengan heran.
"Sera?" Gara memandangnya dengan kebingungan.
Sera tidak menjawab, melainkan langsung memeluk Gara dengan manja, bersandar di dada pacarnya. Matanya menatap wajah Gara yang tampak begitu serius. Tanpa sadar, pandangannya turun ke arah bibir Gara yang terlihat begitu menggoda. Sera lalu mendekat dan mengecup bibir Gara singkat. Begitu ia melepaskan, ia mendapati wajah Gara yang tampak kaget dan mulai memerah.
"Apa yang kamu lakukan, Sera?" tanya Gara dengan suara lirih.
"Kenapa? Nggak boleh?" Sera justru balik menatapnya dengan tatapan menantang.
"Aku... Aku kaget. Itu... itu ciuman pertamaku," ucap Gara dengan wajah tersipu malu.
Sera tersenyum mendengar pengakuannya. Dia merasa beruntung memiliki pacar seperti Gara. Malam itu, mereka menghabiskan waktu bersama dalam kehangatan hubungan yang semakin erat, saling memahami satu sama lain.
***
Pagi pun tiba. Sinar matahari masuk melalui celah jendela, menyinari pasangan yang masih terlelap. Gara membuka matanya perlahan dan mendapati Sera masih tertidur di sampingnya. Dia menatap wajah gadis itu yang tampak begitu damai dan cantik di matanya. Dengan lembut, ia mencoba membangunkan Sera. Hari ini mereka tidak sekolah karena sedang libur. Setelah bangun dan sarapan bersama, Gara bersiap untuk mengantar Sera pulang ke rumahnya.
Siang itu, Sera berencana untuk main ke rumah harsa bersama gengnya. Saat memasuki rumah, ia melihat ayah dan keluarganya sedang sarapan. Mereka hanya menatap sekilas tanpa menyapa atau mengajaknya makan. Namun, Sera sudah terbiasa dengan perlakuan dingin mereka. Tanpa berkata apa pun, dia langsung naik ke kamarnya.
Sera mulai membereskan kamar dan bersiap untuk keluar lagi. Ketika siang tiba, ia turun ke ruang tamu. Di sana, ayahnya terlihat sibuk menonton televisi. Sera berniat melewatinya tanpa berkata apa pun, tetapi tiba-tiba suara ayahnya terdengar tajam.
"Pagi baru pulang, siang sudah mau pergi lagi. Mau jadi apa kamu, Sera?!" bentak ayahnya.
Sera menghela napas berat. Ini yang paling ia benci. Setiap kali ayahnya pulang, dirinya selalu jadi sasaran amarah. Andai saja ibunya mengizinkan, Sera ingin tinggal sendiri dan jauh dari mereka. Tanpa berniat memperpanjang pembicaraan, dia hanya berlalu begitu saja.
Mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, Sera akhirnya tiba di rumah harsa. Begitu masuk, dia melihat teman-temannya sudah berkumpul. Ia duduk di sofa, mengambil minuman kaleng dari meja, dan meneguknya hingga habis.
"Kenapa nih, Bu Bos? Kelihatan lagi bad mood?" tanya david sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Biasa, bokap gue marah-marah lagi," jawab Sera datar.
Teman-temannya mengangguk paham. Mereka sudah tahu masalah Sera dengan ayahnya. Tidak ingin suasana menjadi suram, Sera segera mengalihkan topik pembicaraan. Mereka pun mulai mengobrol santai, menonton film, dan bermain truth or dare. Hari itu mereka menikmati kebersamaan hingga malam tiba, sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing.