Tak ada jalan untuk kembali
Killa Okta Brahmana dan Salpa Radiatul Brahmana merupakan saudara kandung, setelah lulus kuliah di luar Negeri sebagai Desainer profesional, Killa menjadi satu-satunya penerus perusahaan peninggalan mendiang sang Ibunda. Sementara Salpa masih menempuh pendidikan tinggi dengan profesi yang sama dengan Kakaknya, Killa.
Setelah Killa sah menjadi penerus perusahan keluarga besar Brahmana, akhirnya Killa menikahi Diantoro Sultan yg tak lain merupakan keturunan dari sahabat sang Ayah, Joko Brahmana.
Setelah 3 tahun menikah pernikahan Killa dan Diantoro belum dikaruniai keturunan sehingga Diantoro berselingkuh dengan adik kandung Killa.
Lantas bagaimana dengan Killa dan cerita selanjutnya?
Intip terus ya update selanjutnya 😉 siapa tau makin penasaran sama kelanjutan ceritanya 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhyras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi Buruk
*** Flashback ***
Beberapa bulan yang lalu ....
"Kamu lagi apa Sayang?" tanya Diantoro melihat istrinya sibuk memainkan handphone saat waktu luangnya.
"Eh, Mas! Ini, Mas aku lagi lihat-lihat cincin, ini bagus gak, Mas?" Killa memperlihatkan gambar cincin yang terpampang di layar handphone nya.
"Emmm ... itu bagus, Sayang! Kayaknya cocok deh dijari manis kamu!" ucap Diantoro.
"Ah bisa aja kamu, Mas! Lagian aku cuma lihat-lihat aja kok ...." Killa terkekeh.
Kemudian Killa segera menaruh handphone nya di atas meja. "Ya udah aku buatin minuman dulu ya buat kamu, Mas!" lanjutnya.
Diantoro hanya mengangguk, kemudian Killa segera bergegas pergi ke dapur membuatkan teh hangat untuk suaminya.
Tak butuh waktu lama Killa datang membawa secangkir teh yang masih hangat dan memberikannya pada Diantoro. "Ini, Mas! Teh nya diminum dulu mumpung masih hangat!" tawarnya pada Diantoro.
Diantoro tersenyum. "Makasih ya, Sayang?"
Killa mengangguk, lalu duduk di samping suaminya. "Oh iya, Mas! Nanti ulangtahun pernikahan kita yang ketiga di rayain ya, Mas? Kamu mau kan, Mas?" tanya Killa sedikit merayu.
Setelah menikah, Killa dan Diantoro selalu di sibukkan dengan pekerjaan masing-masing dan tak sempat merayakan hari pernikahan mereka.
Killa bahkan sudah memikirkan desain gaun untuk Diantoro dan dirinya yang akan dia kenakan saat perayaan nanti dari jauh-jauh hari, sebelum menyampaikan keinginan nya untuk merayakan hari ulangtahun pernikahan nya pada suaminya.
Diantoro menoleh. "Ulang tahun pernikahan?" tanya Diantoro.
"Iya, Mas! Kita kan gak pernah ngerayain hari pernikahan kita, sebulan lagi, Mas! Kamu lupa ya?"
"Oh iya, Sayang! Mana mungkin aku lupa! Ya udah nanti kita rayain aja, Sayang! Nanti kamu yang atur semuanya ya? Bisa kan, Sayang?" pinta Diantoro sambil tersenyum manis pada Killa.
"Ok deh, makasih ya, Mas? Nanti biar semuanya aku yang atur, aku gak mau ganggu waktu kamu, Mas! Aku tau kamu pasti sibuk sama kerjaan kantor, jadi kamu tinggal tunggu waktunya aja!" sahut Killa.
Killa sama sekali tak keberatan, walaupun dia harus mempersiapkan acaranya sendirian.
*** Flash back selesai ***
****
Killa kembali tersadar dari lamunan. Tak terasa hari sudah semakin gelap.
Tak pikir panjang, Killa segera bergegas pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri, selepas berdandan Killa langsung menuju meja makan untuk makan malam.
"Mas Toro masih belum pulang! Dia pasti pulang larut malam!" gumam Killa.
Karena tak mau makan malam sendiri, akhirnya Killa memanggil Bi Tina dan memintanya makan bersama.
"Bibi ... Bi Tina?" panggilnya pada Bi Tina.
Mendengar panggilan Killa, tak lama Bi Tina datang menghampiri. "Iya, Non! Ada apa Non?" tanya Bi Tina.
"Enggak apa-apa, Bi! Sini duduk dulu temenin aku makan ya, Bi?" pinta Killa.
"Aduh, Non! Bibi makan di dapur aja ya, Non?" Bi Tina tak berani berbaur dengan majikannya di meja makan.
Walaupun sejak Killa masih bayi, Bi Tina yang membantu mengurus segala keperluan Killa dan Salpa hingga saat ini. Bagi Killa Bi Tina juga sudah seperti orangtuanya sendiri.
"Loh ... Bibi kok gitu ah! Ayok, Bi? Aku gak mau makan sendirian ah!" Killa memaksa. "Kalau Bibi gak mau makan disini, aku juga gak makan."
"Iya udah deh, Non! Kalau gitu Bibi temanin Non Killa makan ya?" akhirnya Bi Tina ikut duduk dan makan malam bersama dengan Killa.
"Ayo makan, Bi?" Killa tersenyum dan menyodorkan beberapa lauk pauk untuk Bi Tina.
Sejak setahun terakhir Diantoro memang sudah jarang di rumah, Diantoro tak punya quality time untuk Killa.
Pukul 22:00 malam hari ...
Tok tok tok
Killa terbangun mendengar suara ketukan dari balik pintu kamar.
"Apa itu kamu, Mas? Buka aja gak dikunci kok!" seru Killa dari dalam kamar.
Tak lama, Diantoro datang menghampiri Killa. "Kamu udah pulang, Mas?" Killa segera bergegas melayani Diantoro, membukakan jas dan mengambil tas kerja milik suaminya.
"Aku capek, pengen langsung tidur!" cetus Diantoro sambil menghempaskan diri di atas tempat tidur.
"Loh ... kamu udah makan belum, Mas?" tanya Killa.
"Aku udah makan." Jawabnya sambil menarik selimut dan segera menutup mata.
Killa tak mau ambil pusing, setelah menaruh tas, Killa kembali ke tempat tidur.
Dilihat suaminya sudah tertidur pulas. 'Mas Toro semakin hari seperti orang yang berbeda, kamu kenapa, Mas?' Killa bertanya-tanya dalam hatinya. 'Mungkin Mas Toro capek dan lagi banyak kerjaan ...' lanjutnya. Killa tak mau berprasangka buruk terhadap suaminya. Killa hanya menatap lama paras Diantoro yang sudah tertidur pulas, hingga akhirnya perlahan kesadarannya memudar dan matanya terpejam.
Mimpi
"Loh ... kamu kok tidur disini, Sal?" tanya Killa pada Salpa.
Killa merasa heran melihat adiknya tiba-tiba tidur di atas tempat tidur miliknya.
"Aku mau tidur disini, Kak! Boleh, kan?" pinta Salpa.
"Emmm ... bukannya gak boleh, Sal! Cuma, kan ini tempat tidur aku sama kakak ipar kamu!" Killa menolak permintaan Salpa dengan santun.
"Loh ... emang kenapa, Kak? Suami Kak Killa juga kasih ijin kok aku tidur disini!" cetus Salpa dengan acuh.
"Bukan gitu, Sal! Maksud aku, kan gak baik kita tidur disini bertiga! Kamu sekarang udah dewasa, apalagi Mas Toro sebentar lagi datang ...." Tutur Killa berusaha menjelaskan pada adiknya. "Kamu tidur di kamar kamu aja ya, Dek? Soalnya Mas Toro sebentar lagi pulang, dia pasti capek mau istirahat!" pinta Killa.
"Aku gak mau, Kak! Kamu aja yang tidur di kamar lain, aku mau disini!" Salpa bersikeras ingin tidur di kamar Diantoro dan Killa.
"Loh ... kamu kok jadi keras kepala gini, Sal? Kamu jadi aneh gini, kenapa? Aku udah minta baik-baik ya sama kamu, Sal! Kamu harusnya paham dong!" Killa mulai geram melihat tingkah laku adiknya yang tak punya sopan santun, tidak seperti biasanya.
"Kamu yang harusnya tau diri, Kak! Kamu udah mengambil segalanya dari aku!" bentak Salpa, kemudian bergegas pergi ke luar dari kamar.
"Apa maksud kamu Salpa? Apa yang udah aku ambil dari kamu? Tunggu Salpa ... jangan pergi dulu!" seru Killa sambil menyusul Salpa keluar dari kamar.
jangan lama² lah thor