Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSMSC Chapter 20
Ting tong tong tong
" Ya, cari siap~"
Bugh bugh bugh
" Kau beneran bajingan ya!"
Bugh bugh bugh
Dua hari berlalu. Akhirnya Nataya pulang setelah pekerjaan luar kotanya. Sampai di rumah betapa terkejutnya dia ketika mendengar cerita dari istrinya. Nataya langsung bergegas ke rumah sakit untuk menemui putri sulungnya. Di dalam pelukan Nataya, Neha menangis tersedu. Tapi tangisnya itu tidak lama. Usianya sudah 35 tahun, jadi Neha merasa malu jika menangis di dekapan sang ayah dengan waktu yang lama.
Setelah memeluk sang putri, Nataya keluar lagi dari rumah sakit. Tujuannya adalah rumah Dimitri. Menantu yang ia percayai untuk menggenggam tangan anaknya itu ternyata mengkhianati kepercayaannya.
Sampai di depan rumah, darah Nataya sudah mendidih. Dia menekan bel pintu masuk. Rasanya sungguh tidak sabar untuk melihat wajah pria brengsek yang sudah menyakiti putrinya.
Cekleek
Bugh bugh bugh
Belum juga Dimitri menyelesaikan kalimatnya, sebuah bogem mentah sudah melayang di wajahnya. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali.
Awalnya Dimitri ingin melawan, tapi saat melihat siapa yang telah memukulnya, ia pun urung dan memilih untuk pasrah menerima semua itu.
" Bajingan kau hah! Sudah ku bilang, kalau kamu udah nggak suka sama anakku, maka kembalikan. Dan bukannya malah nyakitin dia kayak gini. Brengsek! Bajingan!" kata Nataya diiringi dengn tangan yang terus memukul Dimitri
Bugh bugh bugh
" Pa, cukup Pa. Nanti dia bisa mati. Keenakan kalau langung mati, trus Papa malah jadi masuk penjara."
Slaash
Bruuuk
Nataya melepaskan cengkeraman tangannya dari kerah baju Dimitri. Dengan nafas terengah. Kini Nataya duduk di sofa sedangkan Dimitri, ia duduk bersimpuh dengan susah payah di depan sang ayah mertua. Wajahnya babak belur. Perutnya terasa sangat sakit tapi dia tidak berani untuk mengeluh barang sedikit pun.
Tapi Dimitri bersyukur, ayah mertuanya itu tidak membuat dirinya pingsan. Beruntung ada Nayaka yang menahannya. Ya rupanya Nataya datang bersama sang putra bungsu. Semua itu atas perintah Naisha. Naisha tahu betul suaminya pasti akan kehilangan kontrol saat menghadapi Dimitri.
" Apa yang mau kau katakan hah!"
" Tidak Pa, saya hanya mau minta maaf. Saya sudah salah. Tapi Pa, saya tidak mau pisah sama Neha."
" Cih! Dasar nggak tahu malu. Udah menghamili wanita lain, kamu masih tetep mau sama anakku. Terus wanita itu mau kamu apakan hah! Aku nggak mau tahu, segera urus perceraian kalian. Aku nggak sudi anakku lama-lama berstatus istri dari pria bajingan yang nggak setia kayak kamu itu. Aku tunggu satu minggu ini, jika kamu belum juga ngirim surat cerai maka aku bisa berbuat lebih kejam dari ini. Putriku memang bilang bakalan nyelesein sendiri, tapi tentu aku nggak akan ngebiarin itu. Lakukan dengan cepat, awas kalau kau macem-macem."
Sreeek
Tap tap tap
Dua pria beda usia itu meninggalkan kediaman Dimitri. Mereka meninggalkan pria itu kesakitan akibat sudah mendapatkan pukulan yang bertubi-tubi. Namun baik Nataya maupun Nayaka tidak peduli. Bahkan rasanya Nataya belum puas dengan apa yang dia lakukan.
" Pa udah, ntar darah tingginya kumat."
" Anak kurang ajar, sejak kapan Papa punya darah tinggi. Udah sejak kapan bajingan itu selingkuh, kok kita bisa nggak tahu sih?"
" Entah kita yang bodoh, atau dia yang kelewat pinter, atau karena kita saking percayanya ma tuh uler kadut, tapi menurut penyelidikan udah 1 tahun. And you know Pa, wanita yang jadi selingkuhannya, dia karyawan Bhumi. Wanita itu kerja di AD, perusahaan punya Om Abra dan Tante Ciara."
Nataya sedikit terkejut, bukan karena Nilam karyawan AD. Tapi ia terkejut karena hubungan Dimitri dan Nilam sudah berjalan satu tahun tapi tidak ada yang mengetahuinya. Ini jelas sangat pandai dalam menyembunyikan sesuatu.
Jika mereka satu tempat kerja maka mungkin iya bisa rapi begini. Tapi ini mereka berbeda tempat kerja.
Mungkin ini yang namanya takdir. Sepandai-pandainya mereka, sepeka-pekanya mereka, dan sebanyak apapun relasi mereka namun jika takdir berkata demikian maka tidak akan ada yang mustahil.
Nataya mengusap wajahnya kasar. Dia meminta Dimitri yang menggugat karena terlihat sekali dia masih mencintai Neha. Dari sorot mata pria itu masih terlihat sangat jelas. Nah itu merupakan sebuah hukuman yang termasuk ringan baginya.
Bagaimana rasanya harus melepaskan apa yang dia cintai, yang mana semua itu akibat dari kesalahannya sendiri. Ancaman Nataya juga bukan main-main. Dia bisa benar-benar membuat Dimitri hancur dengan mudahnya. Dan Nataya yakin, bahwa pria itu adalah pengecut. Dia tidak mungkin berani mengorbankan segala hal.
" Terus soal wanita itu gimana Pa?"
" Biarkan Mbak mu yang ngurus. Mbak mu pasti tahu gimana caranya ngurus hal begituan yang sama sekali nggak penting."
" Huh, andai dulu Mbak Neha nggak nikah sama tuh ular kadut dan sama Neel pasti nggak gini."
" Maksudmu apa Ka?"
" Ups!"
Nayaka seketika menutup mulutnya dengan rapat. Dia sungguh merasa keceplosan baru saja. Bagimana bisa dia menyebut nama Neel saat situasinya seperti ini.
Tentu saja ucapan Nayaka yang lepas kendali itu sudah masuk ke dalam telinga Nataya. Dan membuat pria paruh baya itu menjadi penasaran.
Nataya pun bertanya apa maksud ucapan putranya tadi. Tapi Nayaka masih diam. Rasanya Nayaka sungguh terpojok sekarang.
" Ceritakan ke Papa apa maksud ucapanmu tadi!"
Nayaka menggeleng kuat, dia tidak ingin membongkar rahasia sang teman yang sudah disimpan rapat selama ini.
" Nayaka Janu Lagford!"
" Iya Papa, ada apa?"
" Apa maksudmu tadi hmmm?"
Nayaka membuang nafasnya kasar. Ia sungguh sedikit merasa kesal, kenapa ayahnya itu begitu peka dan telinganya juga berfungsi begitu baik sehingga gumaman yang lirih pun bisa didengar.
" Anu Pa, itu ... sebenernya Neel tuh udah punya rasa sejak dulu sama Mbak Neha. Tapi dia nggak pernah bilang. Dan yeah aku berpikir andaikan Mbak Neha nikahnya sama Neel, mungkin kejadian ini nggak akan terjadi kan. Tapi katanya kita tidak boleh berandai-andai. Mungkin? ini bagian dari pelajaran hidup Mbak Neha."
" Sejak kapan Neel suka sama Neha."
" Sejak dulu kala."
Nataya mengusap wajahnya kasar. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Neel menyukai Neha. Ia jadi terpikirkan sesuatu, apakah Neel adal pria yang akan membantu Neha mengobati rasa sakit hatinya kelak.
" Haah, aku nggak boleh mikir kayak gitu. Saat ini fokus saja sama Neha buar cepet lepas dari Dimitri."
TBC