Fahira harus menelan pil pahit setelah kematian ibu nya, ia harus di jodohkan dengan orang yang telah membuat ibunya meninggal dunia.
Mengandung anak bukan alasan untuk Fahira harus menjalani hubungan pernikahan (rahasia) di sekolah, Sisi lain Fahira tidak mau mengorbankan masa depan yang panjang karena ia masih kelas 3 SMA.
Seiring berjalannya waktu, kebencian Fahira berubah menjadi cinta.
Tentunya itu tidak semulus yang Fahira harapkan. Sampai Fahira harus di landa kemalangan tentang masa lalu Rey yang begitu amat berantakan dengan kedua wanita yang membuat Fahira Hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Tragedi
POV Gita.
Plak!
"Lihat! sebab dari apa yang kamu perbuatan! kamu dikeluarkan dari sekolah! Sekarang kamu mau jadi apa nanti?, mamah gak ada uang untuk pindahkan kamu ke sekolah baru Rangga!" Amuk Bu Kinar.
Rangga terdiam, setelah menerima tamparan dari Bu Kinra, Rangga mendapatkan tamparan tambahan yang begitu keras dari Ayahnya.
"Ayah sudah cari uang untuk sekolah-kan kamu capek-capek, kamu malah kena kasus, mau ayah coret dari kartu keluarga!" Kata Pak Sandi.
Rangga menggeleng "Enggak ayah"
Dari arah anak tangga terakhir. Dikala kakak nya sedang di omelin ayah dan ibunya, Gita dengan santai berpamitan ingin mengunjungi seseorang.
"Mah, ayah Gita mau main dulu ya"
"Mau main kemana kamu? Ini sudah malam!" Tanya Pak Sandi dengan nada percikan api kemarahan.
"Sebentar pah, gak lama kok, Gita mau kerja kelompok di rumah teman" Jawab Gita. Dia ini sedang berbohong ke ayah nya, aslinya gadis itu ingin bertemu dengan Gabriel di suatu tempat setelah pulang sekolah.
Rangga menoleh ke Gita, sorotan matanya serta dalam hatinya itu berkata "Bukan nya bantu saya!"
Sorotan itu seolah membuat Gita paham "Aku setuju kalau A Rangga di pindah mah, lagi pula aku sudah capek juga nyuruh dia untuk tidak berteman dengan Gabriel" Katanya sambil melangkah untuk mengambil sepatu.
"Oh ya kalau bisa pindahnya di rumah kakek aja yang ada di Cirebon" Lanjutnya.
"Tetap dirumah Gita! kamu ini mau ujian nasional bukan nya belajar, keluyuran aja kerjaan nya!" Sewot Pak Sandi. Tapi Gita tetap kekeh ingin pergi. Gadis itu terdiam, Bu Kinar menimpal obrolan "Jangan lama-lama pergi nya."
"Iya mah makasih"
"Mah kok kamu izinkan?"
"Kamu ini kalau lagi marah jangan di giring ke yang lain juga dong, kebiasaan banget" Omel Bu Kinar.
Pak Sandi menghela nafas dan menghampiri Gita untuk memberi uang jajan, sayangnya di tolak oleh Gita karena masih ada uang saku dari sekolah yang ia bawa.
"Hati-hati jangan ngebut kalau bawa motor"
"Iya pah, assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
**
Berselang satu jam.
Gita sudah sampai di kafe yang sudah di janji kan. Ia masuk ke dalam kafe tersebut setelah memarkirkan sepeda motornya.
Disana, Gabriel sedang mengaduk es batu sambil menatapi kehadiran Gita yang melangkah ke arah nya.
Gita duduk dengan gerakan frustasi, ia melempar tas selempang di atas meja makan. Itu sebagai bentuk kekecewaan yang telah Gabriel lakukan.
"Kamu tau kan Fahira sahabat saya, sudah saya ingatkan ke kamu. Jangan pernah kamu sakitin sahabat saya sedikit pun" Kata Gita dengan tatapan tajam.
Gabriel memejamkan mata sejenak, lalu minum es yang sudah dia pesan. Setelah itu Gabriel menyeret piring yang sudah terisi nasi dan ayam penyet untuk Gita.
"Makan dulu, saya yang bayarin semua ini" Kata Gabriel.
Gita masih menatap tajam, setelah kesal nya cukup mereda, barulah Gita menerima makanan yang sudah di belikan Gabriel.
"Kenapa kamu ngajak saya ketemuan disini?" Tanya Gabriel.
"Saya...." Gita memberhentikan tangan saat ingin mengambil sendok di dekatnya. Singkat nya ia melipat kedua tangan diatas meja untuk menatap Gabriel penuh tekanan.
"Iya kenapa?"
"Tidakkah kau seharusnya sedikit memahami perasaan Fahira?" Tanya Gita.
"...." Gabriel terdiam lagi.
"Apa kamu pikir dia memilih bungkam? Dengan apa yang ia turuti dari kamu selama ini?" Kata Gita.
"Kamu posesif ke dia? Its oke, karena kamu emang jatuh cinta padanya, tapi ingat, Fahira itu sudah ada suami, sudah punya tanggung jawab, dengan apa yang kamu lakukan sampai mengurung Fahira itu sudah bener-bener tidak manusiawi" Kata Gila lagi.
"..." Gabriel masih belum bersuara.
"Apa kau tidak pernah terbayangkan betapa beratnya hidup Fahira yang kamu peras itu Gabriel?"
"Maaf, aku tidak tau kenapa perasaan aku hanya ada dia, dan yang di inginkan selalu dia" Jawab Gabriel.
"Bukan hanya perasaan mu saja, perasaan Fahira juga sama, dan satu lagi" Gita menatap tajam ke Gabriel. "Tidak kah kau sedikit memikirkan perasaan ku seperti apa??"
"Jujur aku kecewa sama kamu"
Keadaan menghening setelah Gita meluapkan kekecewaannya
"Benci dan cinta emang setipis ini ya jarak nya" Batin Gita.
Tak lama setelah mereka menghabiskan makanan, Gita langsung menenteng tas selempang nya.
Gadis langsung pergi disaat Gabriel sedang berusaha mencerna ucapan Gita di dalam otak nya.
"Gita" Panggil Gabriel. Gita gak menjawab karena fokus menjalankan mesin motornya, Gabriel langsung ke arah motor untuk mengejar Gita yang menangis sambil mengemudi.
Gita melajukan kendaraan motor tersebut dengan kecepatan penuh. Hingga ia kaget dan bertabrakan dengan motor lain yang di kemudikan Naysila.
Krekkk!!
Body motor Gita menghantam keras kedua kaki Naysila yang sedang berselonjor di aspal, hingga membuat dirinya mengaduh kesakitan.
"Auwhh"
Gita melihat sejenak disaat ia ingin menolong Nay, tapi.. wanita itu terlihat sudah menangis dan merasakan kalau tulang kaki nya patah.