NovelToon NovelToon
Maula

Maula

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Pengasuh
Popularitas:32.5k
Nilai: 5
Nama Author: Andreane

Maula, harus mengorbankan masa depannya demi keluarga.

Hingga suatu saat, dia bekerja di rumah seorang pria yang berprofesi sebagai abdi negara. Seorang polisi militer angkatan laut (POMAL)

Ada banyak hal yang tidak Maula ketahui selama ini, bahkan dia tak tahu bahwa pria yang menyewa jasanya, yang sudah menikahinya secara siri ternyata...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

Setelah seharian berada di rumah temannya, bercerita banyak hal juga saling bertukar pikiran, tepat pukul lima sore, Maula akhirnya pamit pulang.

Tujuannya bukan rumah, melainkan hotel yang tempo hari pernah ia kunjungi.

Setibanya di hotel, Maula langsung menuju ke meja resepsionis, melakukan apa yang Mr F perintahkan.

Setelah bertanya untuk memastikan, ternyata memang benar, ada reservasi kamar atas namanya, pegawai pun memberikan cardkey sekaligus memberitahu petunjuk menuju kamar bernomor dua belas.

Kamar yang sama yang sebelumnya pernah Maula tempati untuk memadu kisah terlarang bersama pria yang tak jelas asal usulnya.

Setelah berjalan menyusuri koridor, langkahnya pun sampai di depan pintu kamar yang di pesan.

Ragu-ragu, Maula menempelkan kartu kecil untuk membuka pintunya.

Begitu pintu terbuka, wanita itu bergegas masuk. Takut kalau-kalau ada orang yang Maula kenal yang mungkin sedang menginap di hotel tersebut.

Sekian menit berlalu, hingga tiga jam kemudian, pria yang Maula tunggu tak kunjung datang.

Berulang kali sepasang netranya memindai jam wekker di atas nakas, gestur tubuhnya bergerak gelisah, dan rasa bosan mulai menyergap.

Ingin pergi dari sana sepertinya tidak mungkin, jika di tunggu, entah pukul berapa dia akan datang, sementara saat ini waktu sudah menunjuk di angka sepuluh.

"Apa ku telfon saja?" Maula bergumam lirih, dengan fokus penuh ke layar ponsel.

"Enggak ah.. Nanti dianya ke GR an lagi. Kan dia yang butuh, seharusnya dia yang menelfonku dan memberitahuku kalau dia akan datang pukul berapa gitu"

"Tapi ini bagus, aku bisa pergi saja dari sini, nanti kalau dia tanya, aku bisa beralasan kalau aku sudah menunggu lama, dan berfikir kalau dia nggak akan datang, jadinya aku pulang"

"Benar juga" Detik itu juga Maula meraih slingbagnya.

Baru saja bangkit, suara pintu tiba-tiba berdecit.

Maula terkejut bukan main, sebab di ambang pintu muncul pria dengan penampilan mengenakan jaket kulit, bertopi, lengkap dengan kaca mata hitam dan juga masker.

"Mau kemana, kamu? Mau kabur?" Tanyanya datar.

"I-iya tadinya mau pulang karena sudah terlalu lama menunggu" Jawab Maula, keringatnya mulai merembes melalui pori-pori kulitnya.

"Kamu bisa menelfonku, kan?"

Maula bergeming dengan fokus berantakan.

Pikirannya berspekulasi tentang pria yang kini melangkah ke arah kamar mandi.

"Jangan coba-coba lari dariku" Kata pria itu sebelum benar-benar masuk untuk membersihkan diri.

Seketika Maula menelan salivanya dengan susah payah.

"Siapa dia? Kenapa penampilannya selalu tertutup begitu? Apa pekerjaannya? Apakah seorang teroris?" Maula bertanya-tenya seraya menebak-nebak.

"Dari tampangnya terlihat galak, tapi tegas, sepertinya dulu pas muda dia jadi ketua gang atau preman? Tapi bisa lembut saat kemarin menyentuhku"

"Ah.. Jadi pengin tahu seperti apa istrinya. Secantik apa istrinya, jika dia setampan itu?"Pandangan Maula mengedar, melirik tas ransel yang teronggok di atas sofa.

Tadi, sebelum ke kamar mandi, selain meletakkan tasnya di sofa, pria tegak lurus itu juga membuka topi serta atribut lain yang dia kenakan, lalu meletakkannya di atas meja.

Karena rasa penasaran yang begitu merongrong jiwa Maula, dia pun memberanikan diri membuka ransel milik si pria untuk mencari kartu identitasnya.

"Nggak mungkin nggak punya KTP, kan" Lirih Maula, dengan gerak cepat dan gugup dia membuka resleting bagian depan tas.

Kosong, tak ada dompet di sana. Hanya ada masker yang belum terpakai, dan juga pulpen.

Maula beralih membuka resleting utama ransel.

"T-Shirt?"

Maula lantas meraihnya dan membuka lipatan kaos berwarna biru dengan tulisan POMAL di bagian punggung, juga lambang POMAL di dada sebelah kiri.

"POMAL? Apa itu?" Gumamnya sambil berfikir keras.

"Pomal, pomal.. Aku pernah dengar, tapi apa?"

Maula yang memang tak pernah ingin tahu tentang dunia militer, dia benar-benar tak paham apa itu Pomal.

Karena ingin searching mengenai tulisan itu di ponsel, dengan gerak cepat Maula kembali melipatnya, kemudian meletakkannya lagi di dalam tas.

Ia kembali duduk di ujung ranjang dan segera mengambil ponsel yang tersimpan di dalam tas.

Dalam pencariannya, Maula baru tahu kalau POMAL ITU...

"Polisi Militer Angkatan Laut?" Batin Maula.

"Dia seorang polisi?"

Belum sepenuhnya paham, kali ini Maula mencari tahu apa tugas dari polisi militer angkatan laut.

Dia pun menemukan sebuah artikel yang mendefinisikan apa itu Pomal.

"Polisi militer adalah bagian dari TNI, yang bertugas menegakkan disiplin, tata tertib, dan menegakkan hukum di lingkungan TNI angkatan laut" Maula membacanya dengan suara lirih.

"Dia seorang TNI AL, atau polisi?" Wanita itu menoleh ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat. Hanya sesaat, sebelum kemudian kembali fokus pada ponselnya.

"Adapun tugas-tugasnya, salah satunya sebagai berikut. Penyidikan, penyelidikan kriminal, pengamanan fisik, pembinaan tuna tertib militer, pengurusan tawanan perang, pengurusan tahanan keadaan bahaya, pengendalian lalu lintas militer, penyelenggaraan SIM TNI"

Mengatupkan bibir, bola mata Maula melirik ke atas.

"Ternyata dia seorang petahanan negara? Senekad itu dia membayar wanita untuk menuntaskan hasratnya? Pantas saja wajahnya selalu di sembunyikan di balik kaca mata hitam, topi dan juga masker. Mungki dia takut karena kelakuan bejatnya bisa mengancam pekerjaannya"

"Lantas istrinya? Kemana dia? Bisa-bisanya suaminya sampai haus belaian? Apakah sudah bercerai? Atau..."

"Ah... Kenapa aku jadi penasaran begini?" Maula mengusap rambutnya dengan kasar.

Beberapa menit kemudian pria itu akhirnya keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya. Aroma sabun langsung menguar ke seluruh ruangan, membuat Maula menarik napas panjang.

"Oh iya, saya pengin tahu nama bapak, siapa?"

"Untuk apa tahu namaku?"

"Benar juga, untuk apa aku ingin tahu namamu"

Pria itu menggeleng dengan salah satu sudut bibir terangkat.

"Kamu nggak pulang ke istrimu?" Tanya Maula cuek. Panggilannya sudah buka 'pak' lagi.

"Enggak" Balasnya, tak kalah cuek.

"Kenapa?"

"Nggak usah banyak tanya".Mr F menyampirkan handuk kecil di lengan sofa, lalu berjalan menghampiri Maula.

"Aku ingin membicarakan sesuatu" Ucap Maula kilat. Dari gerak-geriknya Maula tahu kalau pria di depannya pasti ingin memakannya.

"Mau bicara apa? Bukankah ini sudah terlalu malam"

"Jangan sentuh aku, aku sudah tidak mau lagi bekerja seperti ini" Ujar Maula tanpa basa basi .

Merasa heran, pria itu pun mengangkat salah satu alisnya.

"Kamu sudah ku bayar"

"Akan aku balikin uangnya"

Mendengar ucapan Maula, dia tersenyum miring seiring dengan lirikannya yang beralih menatap ke arah lain.

"Pantang bagiku mengambil kembali uang yang sudah ku buang"

"Tapi aku sudah tidak mau lagi melayanimu"

"Pria beristri yang nggak bersyukur" Tambah Maula.

"Apa kamu bilang?"

"Aku berhenti dari pekerjaan ini, untuk uangmu yang sudah di bayarkan, akan aku kembalikan secepatnya"

"Kalau saya nggak mau?"

"Aku akan tetap mengembalikannya"

"Kamu berhutang padaku, dan hutang harus di bayar"

"Aneh, ya..! Orang yang nggak bayar hutang katanya dosa, tapi aku justru berdosa kalau aku membayar hutangku"

"Sekarang baru tahu dosa, kemarin kemana?"

"Kemarin terpaksa, sekaligus khilaf, sekarang aku sudah sadar kalau itu salah"

"Aku mau kamu membayar malam yang tersisa"

"Aku nggak mau!" Tegas Maula.

"Kamu harus mau!"

"Kenapa nggak minta ke istrimu saja" Maula yang duduk, mendongakkan kepala.

Pria itu bergeming dengan tatapan sepenuhnya ke wajah Maula.

"Kalau begitu, balikin uangnya sekarang juga" Pinta Mr F setelah diam hampir satu menit.

"Uangnya sudah ku pakai, tapi aku janji akan mengbalikkan secepatnya"

"Aku nggak mau tahu, sekarang juga kamu balikin uangnya, kalau tidak aku akan memenjarakannmu" Sepertinya ini kesempatan Mr F untuk menakut-nakuti Maula.

"Okay, tangkap aku sekarang!" Kedua tangan Maula terulur. "Aku lebih baik di penjara dari pada harus bekerja seperti ini, melayani pria beristri sepertimu"

Pria itu sedikit terkejut dan keheranan, tapi sedetik kemudian ia kembali dengan wajah normalnya.

"Sepertinya akan lebih bagus kalau aku tinggal di dalam penjara dari pada harus tersiksa di rumahku sendiri"

Mr F kembali menampilkan raut heran.

Alih-alih membalas kalimat Maula, pria itu malah mendorong tubuh Maula hingga punggungnya menyentuh empuknya ranjang kamar hotel.

Dengan cepat, pria itu menempatkan dirinya di atas Maula.

"Kamu ada di bawah kendaliku sekarang, jangan macam-macam"

"Lepaskan aku"

"Tidak akan sebelum hutangmu lunas"

"Kan sudah ku bilang akan ku kembalikan uangmu secepatnya" Maula berusaha keras melepaskan diri dari kungkungan pria di atasnya.

Tiba-tiba, terdengar suara decitan pintu terbuka.

Keduanya sontak bangkit dari atas ranjang lalu mencari tahu siapa gerangan yang membuka pintu kamar mereka.

"Jamal!" Mulut Maula berkata tanpa mengeluarkan suaranya. Begitu juga dengan pria yang mengenakan seragam cleaning service yang juga mengucap nama Maula tanpa bersuara.

Seperti kebiasaan Jamal selama bekerja. Jika pintu bisa di buka dari luar, itu artinya kamar dalam keadaan kosong, dan perlu di bereskan karena kemungkinan kamar itu berantakan.

1
Miko Celsy exs mika saja
trims mba anne,,,,gaknsabar pas ketemu dirumah bu ella
tiara
belum bertemu Mr F dirumahnya pasti seru nih lanjuuut thor semangat upnya
sryharty
terimakasih ka ane
Adriana Simanjuntak
terimakasih sdh up kak.
Adriana Simanjuntak
up dong kak
Lyzara
abis maraton kakak.lanjut kak penasaran gimana reaksi maula kalau mr f itu pak aril. ayahnya anak2. dan gimana reaksi bapak satu itu ya . next
Purnama Pasedu
cerita aj ke mr f,tentang eriana
sryharty
pada ga sabar ma reader momen pertemuan mereka Mr F sebagai pak aril,,
sama aku pun juga
sryharty
justru anak kecil yang ga bisa bohong,,pasti jujur
sryharty
selalu suka sama karya ka ane
Yayuk Bunda Idza
jika nanti dia orang yang sama, aq yakin kamu akan melakukan banyak hal Maura, yang pasti lebih positif walau mungkin bakal ada pelusuran kesepahaman yang memerlukan waktu
next Thor.... semakin penasaran ini
tiara
jadi ga sabar nunggu Pa Aril pulang pasti heboh deh Maulanya
Miko Celsy exs mika saja
mba anne kpn ketemunya nih,,jd penasaran......
Ariyanti
ngg sabar,,mr f pulang tugas ketemu maula di rumah..
Syirfa Ratih
GK sabar..kapan ini semua bakal terbongkar.../Grin/
Nix Ajh
duh apa bundanya Naka dan Hazel juga dibunuh Airin?
Yayuk Bunda Idza
aamiin....
Ari Prastiwi
seolah jadi ciri khas seorang Adreanne selalu ada konspirasi atau niat jahat yg terselubung dari tokoh antagonisnya../Heart//Heart//Heart/
Erni Zahra76
bagus ceritanya
Miko Celsy exs mika saja
akhirnya terjwab alassn hazel takut airin,,apa jgn2 yg bkn obinya meninggal airin jg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!