Happy Reading ....
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komen dan like ya
****
Sebagai anggota buangan klan Shen, Erlang Shen tidak diperbolehkan untuk menggunakan nama Shen di depan namanya. Oleh karena itu, dia membalik posisi namanya dan menjadikan Erlang sebagai marga. Banyak hal yang tak boleh dia lakukan, termasuk berkultivasi. namun, semua larangan itu tak dihiraukan olehnya. Dengan modal nekat, ia memulai kultivasinya. Ini adalah titik awal perjalanan sang legenda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20 Sebuah Petunjuk
Erlang Shen melesat memasuki hutan yang lebat dan gelap lolongan serigala terdengar bersahut-sahutan. Selain itu, suara pertarungan juga terdengar dihutan tersebut.
Roaaaarrrrggg
Raungan seekor hewan terdengar. Raungan itu menyebabkan hutan bergetar. Ribuan kelelawar juga terbang kearah Erlang Shen setelah raungan itu terdengar.
Roaaaarrrrggg
Ruangan kembali terdengar. Kali ini, raungan itu disertai dengan gelombang angin yang membuat pepohonan tumbang. Erlang Shen menghindari gelombang angin itu, sehingga serangan tersebut meratakan pepohonan hingga ke tepi hutan. Namun tak lama kemudian, pepohonan yang sebelumnya roboh, tumbuh kembali seperti sedia kala, seakan-akan tidak pernah tumbang.
Grrrrrrrrr
Seekor singa yang diselimuti oleh api biru menyerang Erlang Shen. Awalnya, ia mengira jika singa itu berelemen angin, tapi ternyata ia salah. Singa yang menyerangnya adalah singa api.
Swuuuussss
Boooommmmm
Singa itu terpental hingga menghantam pohon besar. Singa itu menembakkan kobaran api biru. Api biru yang digantungkan dengan elemen angin menyebabkan daya rusak api itu menjadi lebih kuat.
Boooommmmm
Kobaran api itu meledak setelah berbenturan dengan api surgawi milik Erlang Shen. Singa itu semakin marah. Ia menciptakan siluet singa api yang sangat besar. Siluet singa api itu menyerang Erlang Shen dengan serangan tanpa jeda.
Swuuuussss
Boooommmmm
Siluet singa api itu mampu di kalahkan oleh Erlang Shen dengan sangat mudah. Singa api biru itu mulai ketakutan. Ia hendak melarikan diri, namun Lao Hu tiba-tiba saja muncul di hadapan singa tersebut.
"Kakak, panggang saja singa ini. Dia juga bukan pimpinan singa api biru," ujar Lao Hu.
"Kebetulan perutku meronta-ronta minta diisi," timpal Erlang Shen.
Singa api biru itu gemetar karena ketakutan. Singa itu kemudian berubah menjadi manusia. Ia langsung bersujud dihadapan Lao Hu.
"Tuan, maafkan aku," ucap singa tersebut.
"Aku tidak akan melakukan apapun padamu. Dengan syarat, tunjukkan tempat yang berisi barang-barang berharga di tempat ini," ucap Lao Hu.
"Ikutlah denganku." Singa itu melesat menuju ke kedalaman hutan. Lao Hu dan Erlang Shen mengikuti singa tersebut. Tak berselang lama, singa itu berhenti di sebuah tempat. Disana, terdapat kebun herbal, tumpukan kristal suci, dan juga ratusan senjata yang menancap di atas tanah.
"Silahkan ambil apapun yang tuan inginkan," ucap singa api biru tersebut dengan tubuh yang masih gemetar.
Erlang Shen mengambil beberapa herbal, kemudian ia menyuling pil di sana. Erlang menyuling ratusan butir pil. Mulai dari pil bintang 5 hingga pil bintang 9.
"Ini untukmu." Erlang Shen memberikan sebuah botol giok kecil kepada singa api biru. botol giok itu berisi 10 butir pil tingkat 7.
"I—ini .... " Singa api biru itu tak dapat berkata-kata. Ia lalu mengambil botol giok itu. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Erlang Shen berkali-kali.
"Tingkatkan kekuatanmu diam-diam, jangan beritahukan kepada singa api lainnya," ucap Erlang Shen.
"Baik." Singa api biru itu meninggalkan tempat itu.
Erlang Shen mengambil herbal yang berusia ribuan tahun. Setelah itu, ia juga mengambil kristal suci dan juga senjata-senjata yang ada di sana.
"Lao Hu, ayo pergi!" pinta Erlang Shen.
Lao Hu mengangguk, lalu ia berubah menjadi kucing kecil. Ia kembali tidur diatas kepala Erlang Shen. Harimau kecil itu tidur sambil menyerap energi alam terus menerus.
Wuuuussssss
Erlang Shen melesat dengan sangat cepat. Ia melesat meninggalkan tempat yang dipenuhi herbal itu. Ia melesat ke bagian terdalam inti hutan. Saat sedang melesat, ia melihat cahaya menyilaukan dari sebuah gua. Karena penasaran, ia akhirnya memasuki gua tersebut.
"Kakak kenapa kita masuk ke sini?" tanya Lao Hu.
"Kau tidak melihat cahaya menyilaukan di sini?" Erlang Shen bertanya kepada Lao Hu.
"Tidak," jawab Lao Hu.
Erlang Shen menyusuri jalan setapak di dalam gua. Tak beberapa lama kemudian, cahaya putih muncul di depannya. Cahaya itu menuntunnya ke ruangan terdalam gua tersebut. Di dalam gua, terdapat batu prasasti yang terus memancarkan cahaya putih menyilaukan.
"Batu prasasti." Erlang Shen mendekati batu itu. Saat ia menyentuh batu tersebut, cahaya menyilaukan dari batu itu menghilang. Beberapa baris kalimat terlihat jelas di permukaan batu.
"Saat matahari dan bulan bersinar bersama-sama, maka benda yang diperebutkan oleh para penguasa akan muncul. Benda itu akan muncul di alam langit dan memilih satu orang." Setelah Erlang Shen selesai membaca kalimat tersebut, kalimat-kalimat itu berubah.
"Cahaya warna-warni akan menghiasi langit. Sebuah kristal biru muncul di atas langit dan menyerap cahaya bulan dan matahari. Setelahnya, hari kembali normal seperti biasa." Baris kalimat itu kembali berubah.
"Saat kristal itu memilih pemilik, maka kaisar lain tidak memiliki wewenang untuk mengambil benda itu."
Setelah Erlang Shen membaca kalimat terakhir yang muncul di prasasti, prasasti tersebut langsung menghilang dan digantikan oleh proyeksi naga emas dan juga kristal biru.
"Naga emas dan kristal biru. Apa mungkin keduanya ada satu kesatuan?" tanya Erlang Shen.
"Mungkin saja, kak," jawab Lao Hu asal.
Proyeksi naga dan kristal itu menghilang. Kini, bagian dalam gua itu berubah menjadi proyeksi beberapa orang yang sedang bertarung. Diatas orang-orang yang bertarung itu terdapat seekor naga emas melingkar yang memuntahkan sebuah kristal biru. Setelah kristal biru dimuntahkan, naga emas itu menghilang bersamaan dengan hilangnya kristal biru itu.
"Apakah benda itu yang diperebutkan oleh kaisar langit dan kaisar iblis?" tanya Erlang Shen.
"Mungkin saja." Lao Hu menjawab sembari menyembunyikan kekesalannya.
"Jika kaisar langit dan kaisar iblis memperebutkan kristal itu, berarti kristal itu memiliki kekuatan besar," batin Erlang Shen.
"Apakah benda itu yang disebut inti langit? Ayah sering bercerita kalau alam langit ini memiliki inti yang disebut inti langit. Inti langit berwujud kristal biru yang berasal dari seekor naga emas," gumam Erlang Shen.
"Kak, sepertinya orang tua kakak bukan kultivator biasa," celetuk Lao Hu.
"Maksudmu?" tanya Lao Hu.
"kultivator biasa ataupun manusia di alam langit ini tidak mungkin mengetahui asal usul dari inti langit. Jadi, bisa disimpulkan bahwa orang tua kakak berasal dari tempat lain. Atau bisa saja mereka adalah reinkarnasi orang terkuat di masa lalu," jelas Lao Hu.
"Tapi, mereka sudah di eksekusi," timpal Erlang Shen.
"Bagi kultivator hebat, kematian bisa dipalsukan. Memangnya kakak tidak penasaran darimana asal naga emas kakak itu?" tanya Erlang Shen.
"Seharusnya naga yang dimiliki oleh tubuh kaisar langit itu putih agar selaras dengan naga hitam tubuh kaisar kehancuran." lanjut Lao Hu.
"Sepertinya aku harus memastikannya," timpal Erlang Shen.
Erlang Shen merobek ruang. Ia berteleportasi ke makam kedua orang tuanya. Ia menggunakan mata langit untuk memindai makam orang tuanya.
"Tidak ada tulang belulang atau sisa-sisa mayat," batin Erlang Shen.