Karena kesalah pahaman Satria harus menikahi cewek yang masih duduk di bangku kuliah bahkan masih satu fakultas dengannya.
Lalu apa yang terjadi pada satria selanjutnya?
wajib baca sampai end !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Tak butuh waktu lama.
Ricky tiba didepan rumahnya yang berlantai dua. Setelah motor hitamnya terpakir dengan baik, Ricky berjalan masuk rumah dengan perasaan bahagia.
"Bunda. Bun, Ricky udah pulang!"
Teriak Ricky dengan tidak sabaran ingin segera bertemu dengan sang Bunda.
Ricki ini sudah tidak punya Ayah jadi dirumah berlantai dua ini hanya dirinya dan sang Bunda yang menempati. Ayahnya sudah meninggal empat tahun yang lalu karena penyakit jantung.
Bunda Ocha dengan hati-hati menuruni undakan tangga demi menemui sang putra yang memanggilnya dengan tak sabaran.
"Ada apa Ricky kenapa kamu berteriak seperti itu?"
Bunda Ocha terheran tidak biasanya putranya seperti itu.
"Bun, ini aku udah selesai narik uang sewa kost"
Ricky memberikan buku catatan yang didalamnya ada uang hasil narik uang kost pada Bunda.
"Sudah tidak malu lagi? syukurlah Bunda seneng melihatnya"
Bunda menerima buku itu dan mengusap sisi kepala Ricky.
Sebelumnya Ricky memang malu jika diminta untuk narik uang sewa kost. Tapi sejak beberapa bulan lalu Ricky tidak lagi malu.
Karena apa?
Saat itu Bunda Ocha memberitahu jika ada seseorang yang menyewa kost miliknya lagi. Saat itu juga Ricky diminta Bunda menarik uang sewa dikost itu.
Dengan sangat terpaksa Ricky menurut dan pertama kalinya Ricky bertemu dengan Eria disana. Begitu juga sebaliknya Eria pertama kali bertemu Ricky waktu itu.
Saat itu juga Ricky langsung tak berkedip menatap wajah Eria yang berbingkai jilbab warna merah muda.
Entah mengapa sejak saat itu Ricky tidak malu lagi untuk menggantikan peran bunda untuk menarik uang sewa kost.
"Bun"
"Ya Ricky"
Bunda Ocha menatap putranya penuh kelembutan.
Ricky bingung harus mengatakannya dari mana dulu. Dia menggaruk alis mencari kata-kata yang pas untuk disampaikan pada Bunda.
Melihat gelagat putranya yang aneh, bunda menyentuh bahu Ricky.
"Ada apa? Cerita saja sama Bunda dengan senang hati Bunda akan mendengarkannya. Bahkan mengabulkannya, ya selagi Bunda mampu"
Bunda Ocha tersenyum hangat supaya Ricky mau bercerita padanya.
Ricky menggigit bibir bagian bawah.
"Begini Bunda. Berapa usia Ricky sekarang?"
Cetus Ricky setelah ada beberapa kata-kata yang berseliweran dibenaknya akhirnya kata itu yang keluar dari bibirnya.
Ricky menatap Bunda dengan ragu.
"Apa itu Ricky? Kamu masih muda masa lupa dengan usiamu sendiri"
Bunda Ocha tersenyum geli dengan pertanyaan Ricky yang tidak masuk diakal.
"Itu Bunda. Ricky nemu cewek"
Bunda Ocha melotot.
"Maksud kamu apa Rik?" Bunda Ocha tidak paham.
Ricky membuang nafas kasar mencoba tenang dan menyusun kata yang baik dan benar untuk disampaikan ke bunda.
Ricky menggapai tangan Bunda dan menuntunnya ke ruang tengah meminta bunda untuk duduk disofa. Ricky pun duduk disamping Bunda, dengan pelan tapi pasti Ricky menatap wajah sang Bunda.
"Ricky nemu cewek dikost Bun"
"Lalu?"
Bunda Ocha sebenarnya agak bingung karena Ricky berbicara dengan tidak benar tapi bunda mencoba untuk mendengarkannya.
"Namanya Eria. Ricky suka sama dia Bun. Kira-kira Bunda mau nggak ya kalau punya menantu kaya Eria?"
Bunda Ocha terkejut tapi masih bisa ia sembunyikan dari Ricky.
"Siapapun dia, siapapun wanitanya asal itu yang terbaik buat kamu Ibu mau nak"
Bunda Ocha menggenggam telapak tangan Ricky menepuknya pelan.
Kedua mata Ricky berbinar.
"Nanti malam tolong temani Ricky untuk melamar Eria Bun"
🛐🛐🛐🛐
Pukul 13:28, menit.
Jika biasanya mahasiswa dihari libur dipergunakan untuk hangout atau pergi ke tempat-tempat hiburan yang lainnya bersama teman-temannya berbeda dengan Eria.
Ia sibuk bebersih ditempat kostnya dibantu ibu tercinta.
Eria menjemur kasurnya disamping kost sedangkan ibu menyapu seluruh ruangan kost.
Papa sibuk dengan hp-nya ada banyak pesan-pesan dari bawahannya dikampung.
Yang sudah pernah baca karyaku Bad Boy SMA season 2 pasti tahu siapa Papanya Eria ini.
Papa menatap istri dan putrinya bergantian terlihat mereka bahagia karena berkumpul kembali.
"Bu, Eria! bisa sini sebentar?"
Panggil Papa, ibu dan Eria menoleh.
"Ada apa Pah?"
Tanya ibu yang sudah duduk disamping Papa bersama Eria.
"Besok pagi kita harus pulang ke kampung Bu. Papa ada rapat yang tidak bisa ditunda dan tidak bisa diwakilkan. Ada rapat untuk pembangunan jalan di RT 2 RW 1"
Dengan berat hati papa menyampaikan dan menjelaskan. Tidak dipungkiri dirinya juga masih merindukan Eria tapi bagaimana lagi dirinya yang sebagai kepala desa dikampung tidak boleh seenaknya mengambil cuti.
Eria menunduk.
"Jadi papa sama ibu mau pulang besok pagi. Eria kesepian lagi dong"
Papa dan ibu bertatapan memang masih sama sama rindu dengan anak gadisnya tapi tetap tidak boleh meninggalkan tanggung jawabnya sebagai kepala desa dikampung.
"Eria sedih ibu sama Papa pulang?"
Ibu menatap Eria yang masih menunduk. Ibu mengusap bahu Eria yang terlapisi kaos lengan panjang.
"Sedih itu pastilah Bu. Eria baru ketemu ibu sama papa kemarin masa udah mau ditinggal lagi. Tapi Eria paham kok, Papa dikampung kan juga punya tanggung jawab yang besar buat warganya"
Eria tersenyum menatap ibu dan papa bergantian dengan rindu yang masih menumpuk.
Eria memeluk ibu.
"Eria sayang sama ibu sama papa juga"
Papa tersenyum mengusap sisi kepala Eria yang terbingkai jilbab.
Ditempat lain.
Satria baru saja bangun dari tidurnya, menguap sambil beranjak dari tempat tidur, masuk kekamar mandi untuk mencuci wajah.
Dihalaman rumah Lamborghini warna hitam berhenti tepat digarasi, begitu mesin dimatikan sepasang suami istri keluar dari sisi pintu masing-masing.
Wanita dan pria tak lain adalah Mama Sera dan papa Victor. Mereka baru saja pulang dari kantor.
Sepasang suami istri ini masuk kedalam rumah dengan wajah yang lelah karena habis bekerja.
"Papa mau minum apa biar mama buatin?"
Sera melepas blazer menyampirkannya dipunggung sofa ruang tengah, melepas tas jinjingnya menaruh diatas meja.
"Es kopi aja Ma. Papa mau mandi dulu nanti taruh disini aja"
Papa Victor melepas jas dan membawanya ke kamar karena kamar mandi ada didalam kamar.
Sera mengangguk dan segera menuju dapur untuk membuat es kopi.
Didalam kamar atas Satria keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar.
Mengambil hp diatas nakas membawanya kelantai balkon. Langsung saja dia masuk ke aplikasi hijaunya dan menghubungi seseorang.
Dikost.
Ponsel Eria yang ada didalam saku berdering, membuat Ibu melepas pelukannya.
Eria melirik papa dan ibunya sesudah menatap layar hape.
"Siapa kok nggak dijawab?"
Tanya papa melihat gelagat Eria yang aneh.
Eria bingung.
Mau jujur udah pasti Papa nggak suka karena yang menelpon adalah Satria.
Aduh gimana ini?
semangat.
semangat selalu