Lin Yan merupakan anak dari ketua sekte Linyu yang tak dianggap di dalam sektenya sendiri setelah kedua orang tuanya meninggal, berbekal kalung leluhur pemberian sang ayah semasa masih hidup, Lin Yan mulai melakukan perjalanan untuk menjadi kuat dengan bantuan kekuatan rahasia yang tersembunyi di dalam kalung leluhur miliknya, bagaimana keseruan cerita ini ikuti terus ya alur ceritanya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menerobos Alam Emperor
Hari mulai sore pertarungan di antara peserta telah berakhir, dan kini hanya menyisakan 10 kandidat peserta yang akan melanjutkan pertarungan esok hari, dan tentu saja Lin Yan termasuk dari 10 kandidat peserta yang akan melanjutkan kompetisi.
Lin Yan merasa lega karena dapat memenangkan pertarungan dalam dua kali penampilannya, dan esok hari merupakan hari penentu apakah dirinya mampu untuk memenangkan kompetisi sekte Linyu.
Di dalam ruang penginapan guru kalung leluhur tiba tiba muncul di hadapan Lin Yan, kehadirannya tentu saja membuat Lin Yan sangat terkejut karena tak seperti biasanya guru kalung leluhur menampakkan dirinya langsung ke hadapan Lin Yan.
"Ada apa guru, mengapa guru tiba-tiba saja hadir di hadapanku?" tanya Lin Yan.
"Lin Yan aku merasakan firasat buruk mengenai pertarungan esok hari, dan aku menginginkan kau meningkatkan kekuatan untuk menerobos ke ranah alam emperor malam ini juga, karena dengan kau menerobos ke alam emperor maka kekuatan tehnik jiwa pedang Asura yang memiliki akan semakin kuat," jawab guru kalung leluhur.
"Aku takkan mungkin bisa menerobos secepat itu guru, karena waktu untukku berlatih sangatlah singkat," ucap Lin Yan.
"Tak ada yang tak mungkin jika kau memiliki niat itu, aku akan membantumu untuk dapat menerobos ke alam emperor walaupun nantinya aku akan kehilangan sebagian energi tubuhku, yang membuatku harus berdiam beberapa waktu lamanya di dalam karung leluhur untuk memulihkan diri," jawab guru kalung leluhur.
Lin Yan terdiam sesaat mencerna perkataan sang guru, Lin Yan sadar saat ini tak ada lagi yang menginginkannya berada di dalam sekte Linyu, sehingga membuat keberadaannya menjadi duri yang harus segera dilenyapkan dari sekte Linyu.
Lin Yan kini menatap ke arah guru kalung leluhur kemudian berkata.
"Aku mengerti arti firasat guru, dan aku bersedia meningkatkan kekuatanku malam ini juga, agar aku dapat menembus ranah alam emperor," ucap Lin Yan.
Guru kalung leluhur menganggukkan kepalanya, hingga pada akhirnya dia berubah menjadi seekor naga hitam yang memiliki aura megah yang terpancar dari dalam tubuhnya.
Lin Yan mengerti dengan apa yang harus dilakukannya saat ini, yang membuatnya seketika itu juga duduk bersila untuk melakukan kultivasi.
Melihat Lin Yan telah melakukan kultivasi, membuat naga hitam segera menyalurkan kekuatan sejati raja api iblis ke dalam tubuh Lin Yan, hingga membuat tubuh Lin Yan kini terbungkus api berwarna hitam yang semakin lama semakin membesar.
Dini hari ledakan energi di dalam dantian Lin Yan terus saja terjadi, hingga pada akhirnya Lin Yan benar-benar telah menerobos ke alam emperor, namun energi murni dari dalam tubuh sang naga terus saja memberikan asupan kepada Lin Yan, yang membuat ledakan bertubi-tubi terus terjadi hingga pada akhirnya Lin Yan telah mencapai kekuatan ranah emperor puncak.
Lin Yan merasakan kekuatannya saat ini berlipat-lipat lebih kuat dari sebelumnya, yang membuatnya seketika itu juga membuka mata.
Lin Yan beranjak dari duduk bersilanya saat melihat naga hitam telah tergeletak di lantai ruangan, dan buru-buru Lin Yan segera menyongsongnya.
"Guru..!!, apa yang telah terjadi padamu?" tanya Lin Yan dengan rasa khawatir yang terlihat di wajahnya.
"Kau tak usah mengkhawatirkan ku karena aku hanyalah kelelahan. Sebenarnya aku tak boleh melakukan ini kepadamu karena hal itu akan melukaiku yang hanyalah sebuah energi sejati dari tuanku, namun rasa khawatir ku harus memaksaku melakukan ini padamu".
"Lin Yan tingkat kekuatan mu telah mencapai ranah emperor puncak dan kau bisa menggunakan teknik jiwa pedang Asura dengan kekuatan mu itu, sekarang aku tak begitu khawatir dengan pertarungan mu di atas arena pertarungan, karena dengan kekuatan jiwa pedang Asura kau pasti dapat menjaga dirimu dengan baik. Saat ini sudah waktu ku untuk beristirahat memulihkan diri, maka jagalah dirimu baik-baik," jawab naga hitam.
Sebelum guru kalung leluhur kembali ke dalam kalung yang melingkar di leher Lin Yan, buru buru Lin Yan bertanya kembali.
"Berapa lama guru akan beristirahat untuk memulihkan diri?" tanya Lin Yan.
"Aku juga belum tahu berapa lama waktu yang akan kubutuhkan untuk memulihkan diri, namun aku hanya ingin berpesan kepadamu segera pergi ke negara api setelah kau menyelesaikan masalahmu di sekte Linyu," jawab naga hitam.
Tiba tiba saja sebuah gulungan dan sebuah plakat berlapis emas telah melayang di hadapan Lin Yan, seiring dengan suara naga hitam yang berkata.
"Gulungan itu adalah peta negara api, dan plakat emas itu adalah sebuah tanda status dirimu saat berada di negara api, dan ingat jangan sekali-kali kau mengeluarkan plakat itu di hadapan orang lain selain di hadapan para petinggi istana api, karena plakat itu merupakan salah satu tanda jika pemiliknya adalah seseorang yang memiliki garis keturunan keluarga raja api iblis," ucap naga hitam.
"Aku pasti akan mengingat semua pesan mu guru," jawab Lin Yan.
Setelah Lin Yan berkata seperti itu tiba-tiba saja naga hitam menghilang, yang menyisakan sebuah cahaya hitam yang langsung melesat masuk ke dalam kalung yang dikenakan Lin Yan.
Setelah sang guru pergi dari hadapannya, Lin Yan kemudian bangkit berdiri untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti kompetisi final yang akan berlangsung hari ini.
Saat ini di tribun penonton telah penuh sesak dengan orang-orang yang ingin menyaksikan pertarungan, teriakan teriakan mengeluk-elukan jagoan mereka terus berkumandang seiring para murid yang saat ini telah datang dan menuju ke arah tribun peserta.
Penatua Lin Xiotin yang akan memimpin jalannya pertarungan itu, dan dia pun segera mengumumkan peserta yang akan memulai pertarungan.
"Lin Yan akan menghadapi Lin Hua!" ucap sang penatua.
Lin Yan kemudian naik ke arena pertarungan disusul Lin Hua yang juga naik ke atas arena pertarungan.
Penatua Lin Xiotin mengingatkan kembali aturan pertarungan, setelah itu dia pun segera keluar dari dalam arena pertarungan setelah sebelumnya dia membatasi arena itu dengan kekuatan semesta yang dimilikinya, agar ledakan energi yang terjadi di atas arena pertarungan tak berefek ke para penonton yang menonton pertarungan.
Lin Hua kemudian tersenyum ke arah Lin Yan, ada rasa rindu yang mendalam pada sosok pemuda yang ada di hadapannya.
"Kak Lin Yan bagaimana kabarmu?" tanya Lin Hua.
Lin Yan yang hatinya telah tersakiti oleh penghianatan Lin Hua kemudian berkata.
"Kau lihat sendiri keadaanku baik-baik saja," jawab Lin Yan dengan suara datar.
"Kak Lin Yan mengapa kau begitu dingin padaku sementara aku telah menunggumu selama 3 tahun, dan setelah kita berjumpa kau sama sekali tak memperlihatkan rasa senang bertemu denganku," ucap Lin Hua.
"Aku cukup senang melihatmu telah menjadi seorang cultivator dengan tingkat kultivasi di atas rata-rata para murid sekte Linyu, dan aku juga cukup bahagia mengetahui kau telah bertunangan dengan pangeran negeri awan," jawab Lin Yan masih dengan suara datar.
"Aku tak punya pilihan lain hanya bisa menerima pertunangan itu, walaupun sebenarnya aku tak menginginkannya karena aku masih mencintaimu," ucap Lin Hua dengan suara bergetar.
"Lin Hua semua adalah pilihan mu dan juga merupakan takdirku yang harus mengikhlaskan mu, saat ini aku hanya bisa berucap terima kasih atas segala kebaikanmu padaku, dan ada baiknya kita menyudahi hubungan masalalu kita," jawab Lin Yan dengan hati yang hancur mengatakan hal itu di hadapan Lin Hua.
"Memang ini adalah pilihanku dan aku takkan pernah menyesalinya, baiklah mulai sekarang aku dan kau tak memiliki hubungan apa-apa lagi," ucap Lin Hua.
Lin Hua sebenarnya juga merasakan hati yang hancur saat mengatakan hal itu kepada pemuda yang dicintainya, namun Lin Hua tak bisa berbuat apa-apa dengan ancaman ayahnya yang akan bunuh diri jika pinangan pangeran negeri awan ditolak, hingga membuat Lin Hua dengan terpaksa memutuskan tali ikatan cintanya dengan Lin Yan, agar di masa depan Lin Yan bisa mencari wanita pengganti dirinya.
Setelah cukup lama terdiam dengan pikiran masing-masing, Lin Yan pada akhirnya berkata.
"Lin Hua ayo kita mulai bertarung karena kali ini aku tak akan mengalah darimu," ucap Lin Yan kembali dengan suara datar nya.
Lin Hua yang mendengar perkataan Lin Yan dengan segera mencabut pedang giok yang dimilikinya, dan berkata.
"Aku akan bertarung dengan mu dan aku juga tak akan mengalah darimu," jawab Lin Hua.
Bersambung