Angel dan kawan -kawan nya harus menangani satu orang wanita yg terus di ganggu oleh penghuni Rumah yg dia tinggali.. wanita itu terus saja di bayang -bayangi oleh satu sosok wanita misterius, yg selalu menampakan diri nya pada malam -malam tertentu..
sanggupkah Angel menghadapi mahluk tersebut.. Yuk ikuti kisah nya..
novel ini adalah lanjutan cerita dari CINTA GADIS INDIGO.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khaira shafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21: Di mana Fanya?
Ryan berlari berusaha ntuk menahan tubuh Angel agar tidak terjauh.. Ia memapah gadis itu, dan memapah nya mendekati Sandy dan juga Rizal. Terlihat Sandy yg mulai kebingungan degan seua yg terjadi pada mereka di sana.
"Bagaimana ini Ry? Apa yg harus kita lakukan? Rizal dan Angel pingsan, karena siluman itu, dan waktu terus berjalan, hari sudah mulai gelap, kita harus bagaimana.?" tanya nya.
Ryan terdiam.. "bagaimana jika kita memapah mereka saja? Rumah itu sudah dekat, aku memapah rizal, dan kau memapah Angel? Kita harus secepat nya sampai di rumah itu, sebelum malam tiba.." ucap Ryan tiba-tiba..
Sandy hanya bisa menganguk pasrah.. "baiklah, kita tidak bisa meninggalkan mereka juga kan di sini.. Kalau begitu ayo.." jawab nya.. Ryan mengangguk setuju..
Mereka kini mulai memapah Rizal dan Angel,. dengan langkah pelan, akhir nya mereka melihat rumah itu.. "Sandy terperanga saat melihat rumah mewah g di bangun di tengah hutan itu, rumah yg masih bersih terawat, tapi juga meunjukan ke angkeran nya.
dengan dua pohon besar di kiri dan kanan nya, juga pilar- pilar besar sebagai penyangga rumah tua itu.. "kita sampai,.. Ini rumah nya..!" ucap Ryan, menyadarkan lamunan sandy.
Ryan menyenderkan rizal di sebuah tembok, ia bergegas untuk membuka pintu rumah itu.. Ceklek... Pintu rumah tua itu terbuka, Ryan kembali memapah Rizal yg masih belum sadarkan diri nya itu, begitu juga dengan Sandy, ia memapah Angel, dan membawa nya masuk ke dalam rumah tua itu.
"kita tidurkan dulu mereka di sofa itu.." ucap Ryan, Sandy hanya mengangguk saja. Mereka menidurkan Rizal dan Angel di soa yg ada di sana.
Ryan terlihat menghidupkan lampu -lampu yg terpasang di sana.. Saat semua lampu itu menyala, semakin terlihat kemewahan rumah itu.. "waah.. Rumah sebagus ini memiliki misteri di dalam nya.." ucap Sandy kagum juga aneh..
"ya menurut ibu Arini.. Rumah ini, memang dia rawat bersih dan ia juga selalu merapikan nya, walau pun tidak ada yg meninggali nya, aku sempat bicara dan mencari tahu pada nya, jika sebenar nya, sebelum nyonya marini melakukan perjanjian itu, rumah ini biasa saja. namun, setelah kejadian itu, banyak terjadi hal mistis lain nya di sini, terlebih pada malam - malam tertentu, seperti satu suro, dan malam purnama merah, yg di barengi oleh gerhana bulan total.. PAsti selalu saja terjadi hal aneh di sini.." jelas Ryan, sambil melihat lihat ke dalam rumah itu.
Sandy terdiam.. Ia menarik nafas berat nya.. "apa kah kita bisa memecahkan misteri rumah ini? Apa kita bisa melepaskan perjanjian yg terikat antara rumah ini, dan pasien ku itu..? Sejujur nya aku meragukan nya, apa kita semua akan bisa kembali denga selamat.." ucap nya.
Ryan terdiam, "kita hanya bisa mencoba nya, dan berusaha san, kita sudah terlanjur datang ke sini, tidak mungkin kita kembali lagi, kita juga tidak akan tahu hasil nya, jika kitaa belum mencoba nya.." jawab Ryan.. Sandy hanya terdiam...
Tiba - tiba Rizal tersadar dari pingsan nya.. Ia membuka mata nya dan melihat sekeliling nya,. Ia tidak tahu jika kini mereka sudah ada di rumah itu.
Sandy menghampiri nya, "kau sudah sadar zal..? Bagaimana keadaan mu?" tanya nya, terlihat Rizal yg memijit kepala nya, "aku baik - baik saja.. Kita ada di mana? dan di mana Fanya..?" tanya Rizal..
"kita sudah berada di rumah itu. Dan Fany, masih belum sadarkan diri nya, mungkin karena dia kehabisan energi tadi, dia ada di sofa itu, mungkin saja, energi nya bertabrakan dengan energi dari dunia lain juga dari energi siluman ular itu.." jawab Ryan, ia menyodorkan botol air mineral pada Rizal..
"ini minum dulu..! Kau juga harus menjaga kondisi mu Zal, mungkin malam ini akan menjadi malam panjang untuk kita semua, bagaimana tubuh mu..? Kau habis di belit ular tadi" tanya Ryan..
"Aku tidak apa-apa.. Hanya sedikit sakit saja, tapi tidak apa, aku masih bisa menahan nya.." jawab nya. Ia berupaya untuk bangun dan meminum air mineral itu. Telihat sandy membantu nya untuk duduk..
"lalu bagaimana cara kita sampai di sini,? jika aku dan Fany pingsan tadi?" tanya Rizal.. Sandy memutar mata malas nya.. "kami berdua yg memapah kalian hingga sampai ke sini tadi.. Tidak mungkin kan kita meninggalkan kalian di sana, nanti jika di bawa sama siluman itu lagi gimana..?" jawab Sandy..
Rial tersenyum.. "ya, jangan dong ah.. Aku baru pertama kali melihat wujud siuman seperti itu tadi, tapi terima kasih ya San... Ry.." jawab nya dengan suara yg masih lemah,.
Ryan dan sandy mengangguk bersamaan.. setelah Rizal berhasil menguasai tubuh nya. Dan tenaga nya mulai perlahan pulih, ia mencoba untuk berdiri dan berjalan menghampiri Fanya yg ada di sofa di samping nya, terlihat sandy dan juga Ryan yg tertidur di sofa yg lain nya, mereka terlihat kelelahan.
Rizal menghampiri Fanya di sana. Ia kini duduk di samping nya, mengelus wajah cantik wanita yg masih di cintai nya itu, ia mengingat kejadian tadi, saat gadis itu berlari untuk menolong nya.
Ia tersenyum sendiri., "terima kasih karena telah menolong ku fan..! Karena aku juga kau jadi seperti ini.." ucap nya pelan.. Tiba-tiba saja, gadis itu menggerakan kepala nya, ia mulai membuka k dua mata nya.
"kau sudah bangun? Bagaimana keadaan mu.?" tanya Rizal.. Ia membantu gadis itu untuk duduk.. "badan ku, lemas sekali..! Kepala ku pusing.. Aku ingin muntah.." jawab nya..
Rizal menyentuh dahi Fanya di sana.. "Energi mu terkuras habis tadi, nanti aku akan salurkan tenaga dalam ku untuk mu, agar kau tidak lemas seperti ini.." jawab Rizal.. Tatapan nya pada gadis itu tidak bisa bohong, dia masih menyimpan perasaan pada gadis itu.
"zal, kau tidak apa-apa..? Apa ada yg sakit..? Kau tadi di belit ular itu kan?." tanya nya khawatir,. Rizal menggeleng.. "tidak, lihat aku baik -baik saja. Aku tidak apa-apa.. Sebentar aku ambil air minum dulu untuk mu.." ucap nya.
Dengan perlahan, Rizal berjalan kembali membawakan air mineral untuk Fanya di sana, lalu memberikan nya.. "ini minum dulu.." ucap nya sambil memberikan air itu.
Fanya menatap nya, ia menarik tangan Rizal, dan langsung memeluk nya.. "aku takut...! Aku takut kau tadi meninggalkan ku.." ucap nya terbata sambil menangis..
Rizal tersenyum. Ia mengelus rambut Fanya di sana, "aku tidak apa-apa..! Aku tidak akan pernah meninggal kan mu Fan.. Aku akan selalu menjaga mu." jawab nya.
Bersambung...