NovelToon NovelToon
PERJALANAN CINTA KINANTI DAN CERMIN AJAIB

PERJALANAN CINTA KINANTI DAN CERMIN AJAIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir / Pusaka Ajaib
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Amelia's Story

Kinanti, seorang gadis sederhana dari desa kecil, hidup dalam kesederhanaan bersama keluarganya. Dia bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.

Kehidupannya yang biasa mulai berubah ketika rencana pernikahannya dengan Fabio, seorang pria kota, hancur berantakan.

Fabio, yang sebelumnya mencintai Kinanti, tergoda oleh mantan kekasihnya dan memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka. Pengkhianatan itu membuat Kinanti terluka dan merasa dirinya tidak berharga.

Suatu hari, ayah Kinanti menemukan sebuah cermin tua di bawah pohon besar saat sedang bekerja di ladang. Cermin itu dibawa pulang dan diletakkan di rumah mereka. Awalnya, keluarga Kinanti menganggapnya hanya sebagai benda tua biasa.Namun cermin itu ternyata bisa membuat Kinanti terlihat cantik dan menarik .

Kinanti akhirnya bertemu laki-laki yang ternyata merupakan pengusaha kaya yaitu pemilik pabrik tempat dia bekerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Lamaran?

Kinan pulang dari pabrik dengan langkah lelah, berharap bisa melepas penat di rumah. Namun, begitu membuka pintu, dia langsung disambut dengan pemandangan yang mengejutkan. Berbagai parcel cantik dan mewah tertata rapi di ruang tamu, memenuhi hampir seluruh meja. Kotak-kotak itu dihiasi pita emas, lengkap dengan kartu nama pengirim yang tidak asing lagi: "Keluarga Besar Parwati."

Kinan berdiri terpaku, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Suasana hening di rumah berubah menjadi riuh dengan bisikan dari ibunya yang bingung, "Nak, ini semua dari keluarga Zayn, neneknya tadi bilang sesuatu tentang lamaran."

Hati Kinan berdebar kencang. Pikiran-pikiran bercampur aduk memenuhi benaknya. "Lamaran? Tapi, Zayn belum pernah menyatakan apapun. Kenapa semua ini terasa terburu-buru?" pikir Kinan. Ia mencoba mencari jawaban, namun justru rasa takut mulai merayap di hatinya.

Bayangan masa lalu saat rencana pernikahannya dengan Fabio berantakan kembali terlintas. Rasa malu, sakit hati, dan kekecewaan yang mendalam seakan hadir lagi, membuat Kinan merasa seolah dirinya terjebak dalam siklus yang sama. "Bagaimana jika aku kembali dikecewakan? Bagaimana jika semua ini hanya harapan kosong?"

Sang ibu mendekat, menggenggam tangan Kinan dengan lembut. "Kinan, Ibu tahu kamu pasti takut. Tapi kita harus percaya. Mungkin ini cara Allah mengganti luka masa lalu dengan kebahagiaan yang lebih besar," kata sang ibu, mencoba menenangkan.

Namun, Kinan hanya bisa terdiam. Suara-suara tetangga dari luar rumah terdengar jelas, membicarakan berbagai spekulasi tentang apa yang terjadi. Beberapa memuji, beberapa mencemooh, dan beberapa menyebarkan cerita yang dilebih-lebihkan.

"Kayanya si kinan pasti pake pelet, setelah dia di tinggal menikah sama mantannya,"cibir salah satu tetangga Kinan.

"Iya, engga salah lagi itu, engga mungkin dia bisa tiba-tiba dilamar sama orang kaya, kalau bukan karena pelet."jawab seorang ibu paruh baya.

Kinan mengambil napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. "Aku harus bicara dengan Zayn," gumamnya pelan. Ia tahu, satu-satunya cara untuk memahami semua ini adalah dengan mendapatkan penjelasan langsung darinya. Namun, di sudut hatinya, ada keraguan yang terus menghantui.

"Tapi... bagaiamana jika ini hanya hadiah biasa, sebaiknya aku tunggu saja langkah nenek selanjutnya,"gumam Kinanti, sambil memandangi lekat hantaran yang memenuhi ruang tamunya.

Malam itu, setelah suasana di rumah mulai sepi, Kinan berdiri di depan cermin di kamarnya. Wajahnya terlihat lesu, matanya sedikit sembab karena terlalu banyak berpikir. Perasaan takut dan cemas masih bergelayut di hatinya, membuatnya merasa tidak tenang. Ia menatap pantulan dirinya dengan tatapan hampa.

"Kenapa harus terjadi secepat ini? Apa aku benar-benar siap? Bagaimana jika semuanya berakhir seperti dulu? Bagaimana jika aku kembali dikecewakan?" suara hatinya bergema.

Tiba-tiba, dari cermin itu muncul bayangan dirinya yang lain. Sosok itu terlihat lebih percaya diri, dengan senyuman penuh optimisme. "Kinan," suara lembut namun tegas itu memecah keheningan. "Kenapa kamu terus membiarkan masa lalu menghantui langkahmu? Kamu harus percaya bahwa hidup selalu memberi kesempatan kedua bagi mereka yang mau bangkit."

Kinan tertegun, memandangi cermin ajaib yang sering menjadi teman curhatnya. "Tapi... aku takut. Aku takut semuanya akan hancur lagi. Aku tidak mau merasa dipermalukan, merasa gagal..."

Sosok di cermin tersenyum. "Rasa takut itu wajar, Kinan. Tapi ingat, kamu bukan lagi orang yang sama seperti dulu. Kamu sudah lebih kuat, lebih bijaksana. Jangan biarkan bayangan masa lalu mencuri kebahagiaan yang seharusnya menjadi milikmu."

Kinan menghela napas dalam-dalam. "Tapi, bagaimana jika ini hanya ilusi? Bagaimana jika aku salah lagi?"

"Kalau kamu terus-menerus bertanya 'bagaimana jika,' kamu tidak akan pernah melangkah maju. Masa depan cerah sedang menunggumu, Kinan. Percayalah pada dirimu sendiri. Lihat semua yang sudah kamu capai. Zayn, keluarganya, bahkan orang-orang di sekitarmu mulai melihat nilaimu yang sebenarnya. Jangan takut menerima kebahagiaan."

Kinan terdiam, mencerna kata-kata itu. Hatinya perlahan merasa lebih tenang. Ia mengangguk pelan, seolah memberi jawaban pada dirinya sendiri.

"Terima kasih," katanya lirih. "Aku akan mencoba. Aku tidak boleh menyerah pada ketakutanku."

Sosok di cermin tersenyum, kemudian perlahan menghilang, meninggalkan Kinan yang kini merasa lebih optimis. Dengan hati yang mulai yakin, ia memutuskan untuk menghadapi semua tantangan yang ada di depannya. "Masa depan adalah milikku untuk diperjuangkan," pikirnya, sembari berbaring di tempat tidur, menyiapkan dirinya untuk hari esok.

Keesokan harinya, Zayn bangun lebih awal dari biasanya. Dia sibuk bersiap-siap karena keluarganya, termasuk sepupunya Rasya, akan pergi bersama untuk memenuhi panggilan Nenek Parwati di rumahnya.

"Hei.. bro, pagi banget kamu bangunnya,"seru Rasya.

"Iya, biar engga keburu macet, ayo berangkat. "Zayn menuju mobilnya yang mewah .

Meski tidak tahu apa yang sedang direncanakan sang nenek, Zayn merasa ada sesuatu yang besar akan terjadi. Namun, seperti biasa, dia memasang wajah dingin, tak ingin menunjukkan rasa penasarannya.

Sementara itu, di rumah Kinanti, suasana mulai terasa berbeda. Sejak pagi, beberapa pekerja tiba-tiba datang membawa dekorasi dan pakaian. Halaman rumah sederhana keluarga Kinan kini dihiasi dengan lampu-lampu kecil, bunga-bunga segar, dan meja-meja panjang yang ditata rapi. Kinan dan keluarganya hanya bisa saling memandang heran.

Beberapa saat kemudian, seorang kurir datang mengantarkan pakaian. Sebuah dress cantik untuk Kinan, batik elegan untuk ayahnya, dan pakaian lainnya untuk anggota keluarga yang lain. Ibunya membuka kotak itu dengan takjub, namun juga bingung.

Kinan, yang merasa situasi ini sangat janggal, segera mengambil ponselnya dan menelepon Nenek Parwati. Suaranya terdengar cemas.

"Nenek, apa maksud semua ini? Ada dekorasi di rumah kami, dan pakaian-pakaian yang sangat mewah ini... Nenek sedang merencanakan apa?"

Dari seberang telepon, Nenek Parwati terdengar tertawa lembut. "Oh, sayangku Kinan, jangan khawatir. Nenek hanya ingin membuat segalanya istimewa untuk hari ini. Lagipula, keluarga Zayn juga akan datang. Kau tahu, kan? Mereka harus melihat bahwa keluarga kecilmu sangat istimewa bagi Nenek."

Kinan semakin bingung sekaligus terkejut. "Keluarga Zayn akan datang ke sini? Tapi kenapa, Nek? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Nenek Parwati menjawab dengan nada penuh misteri, "Semuanya akan terjawab nanti, Kinan. Yang penting, kau harus percaya pada Nenek. Pakailah dress itu, dan pastikan kau terlihat cantik hari ini."

Kinan menutup telepon dengan perasaan campur aduk. Ia menatap dress cantik berwarna pastel di tangannya, lalu menoleh ke arah ibunya. "Ibu, aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi sepertinya ini sesuatu yang besar..."

Ibunya tersenyum lembut, mencoba menenangkan. "Apa pun itu, Nak, kita jalani saja. Mungkin ini adalah berkah untuk keluarga kita."

Dengan berat hati dan sedikit penasaran, Kinan mulai bersiap, sementara dekorasi di rumah mereka semakin rampung. Entah apa yang akan terjadi hari ini, namun satu hal yang pasti, hari itu akan menjadi hari yang tak terlupakan bagi keluarga Kinanti.

"Huffft, Bismillah. "

1
mB€|6€D€§
alurnya diperbaiki thorrrr... jgn muter2, bolak balik, mbulllettt...
mB€|6€D€§
ini mulai kacao ceritanya...
di awal minggu depan mulai pindah ke kantor pusat... ternyata mbulettt
di awal nenek lastri.. sekarang nenek parwati.. 😇😇😇
mB€|6€D€§
"Le" itu panggilan utk anak laki2 thor.. kalo anak gadis manggilnya "nduk".. 😇
mB€|6€D€§
ibunya citra yg bener sapa thor? irma atw ratih? 🤭
nyong mandan bingung kiye...
mB€|6€D€§
jajali nyong mampir dilut.. apik mbok..😊
Reni Fitria Mai
Dak seruu baca novel toon selalu di gantung cerita nya😡
Amelia story: Stay reading ya, ka karena author up setiap hari, terimakasih sudah mampir membaca /Drool/
total 1 replies
yanah~
mampir kak 🤗
Amelia story: Terimakasih kak
total 1 replies
Rian Gahar
ceritanya memiliki alur yang bagus dan plot twist yang gak terduga, tapi usahain jangn buat bahasa cerita yang terlalu baku, sehingga tingkat penasaran akan plot cerita nya lebih menegangkan
Amelia story: iya kaka, terimakasih masukannya
total 1 replies
Otra Mas Aqui
Keren banget sih, Plot twist-nya bikin baper!
Amelia story: Terimakasih ya ka sudah mampir di buku ini, semoga berkenan
total 1 replies
Guchuko
Sudah berapa lama nih thor? Aku rindu sama ceritanya
Amelia story: terimakasih sudah mampir ,ditunggu ya ... on proses
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!