Transmigrasi Figuran Novel

Setelah memilih gaun yang akan dikenakan nya, kini Kanaya keluar dari ruang ganti, ia berjalan menuju Kenan yang terlihat sedang berdiskusi dengan Aksa.

"Ehm sayang" seru Kanaya merubah nama panggilannya, saat ini mereka sedang menjadi sepasang kekasih, jadi jangan sampai orang-orang mengetahui jika ini hanya sandiwara belaka.

Kenan yang mendengar panggilan asing tersebut pun merasa aneh, namun ia juga merasa familiar dengan suaranya. karena merasa penasaran, ia segera mengangkat kepalanya dan langsung terpesona dengan penampiln Kanaya yang sudah mengenakan dressnya dan terlihat berkali-kali lipat lebih cantik dan sangat sexy.

Kanaya yang tak kunjung mendapat respon Kenan dibuat bingung, ia merasa Kenan tidak menyukai penampilanya jadi ia memutuskan bertanya pada Aksa.

"Ada yang aneh ya kak" tanyanya yang mendapat gelengan Aksa

" Tuan muda sangat terpesona nona jadi ia belum memberikan reaksi apapaun" jawab Aksa tersenyum membuat Kanaya merasa lega mendengarnya.

Sebenernya bukan masalah Kenan menyukai penampilanya atau tidak. Tapi masalahnya ia tidak ingin berganti pakain lagi, Kanaya sudah terlanjur jatuh cinta dengan dress yang kini di pakainya, jadi bisa dipastikan ia akan menolak keras perintah Kenan jika disuruh mengganti ulang pakaiannya.

"Cantik" gumam Kenan tanpa sadar membuat mereka menahan tawa, apalagi saat ini Kenan masih terlihat mengagumi Kanaya.

"Ehemm" dehem Aksa keras membuat Kenan kembali tersadar.

"Ahh bagus, gunakan dress ini dan bungkus semua pakaian sudah kekasihku coba" ucapnya tenang seolah tak terjadi apapun, Kanaya yang mendengarnya pun merasa lega.

"Tapi tunggu, untuk apa bungkus semuanya?" tanyanya yang kini merasa bingung.

"Untuk mu" jawabnya singkat membuat Kanaya terdiam.

"Sayang..dress ini saja sudah cukup, aku tak ingin semua pakaian itu" tolak Kanaya halus, sebenarnya ia senang-senang saja jika di belikan banyak pakaian apalagi di belikan oleh orang kaya.

'Ada untungnya juga gue sandiwara sama om Kenan' batinya terkekeh geli memikirkan hal-hal konyol di otak cantiknya.

"Tetap bungkus itu" tegasnya membuat Kanaya seolah pasrah dengan menghela napasnya pelan, tak tau saja dalam hatinya ia tertawa bahagia.

"Baik tuan" ujar serempak mereka segera mengajak Kanaya untuk berganti pakaian.

******

Menit demi Menit terus berlalu tak terasa kini waktu sudah menunjukan pukul 19.00 saat yang tepat mereka berangkat menuju tempat lokasi pesta.

"Om gimana sama penampilan aku" tanya Kanaya mendekatkan wajahnya pada Kenan sembari bergaya ala model.

Kenan yang belum siap dengan tindakan Kanaya merasa terkejut dan tertegun, ia memandangi dalam wajah Kanaya yang terlihat sangat cantik meski make up yang di pakainya terbilang sangat tipis.

"Cantik" jawabnya lembut.

"Makasih om, om juga ganteng" jawab Kanaya jujur membuat Kenan menolehkan kepalanya salting.

Entah mengapa meskipun diluar sana banyak wanita yang memujinya tampan atau mengatakan hal lainnya, ia tidak pernah merasakan perasaan gugup seperti saat Kanaya yang mengatakannya.

"Ehmm, Kanaya gimana dengan saya" tanya Aksa ingin melihat reaksi bosnya.

"Om Aksa gak kalah ganteng kok, apalagi dasi itu cocok buat om" jawab jujur Kanaya seketika membuat suasana teras lebih dingin.

"Kok tambah dingin ya? om tolong matiin Ac nya dong"

*****

Mobil yang ditumpangi mereka butuh waktu 30 menit untuk sampai di tempat pesta. setelah sampai disana, banyak pasang mata yang mengalihkan tatapanya pada mobil mewah milik seorang pria yang menjadi tamu utama dalam pesta kali ini.

Aksa segera keluar dan langsung membukakan pintu untuk bosnya, saat Kenan keluar, banyak kamera yang menyoroti apalagi ada Wartawan yang mencoba mendatangi nya tapi terhalang oleh banyaknya Bodyguard yang berjaga.

Kenan yang belum berjalan melewati red carpet pun membuat para wartawan bingung, ditambah dengan tindakannya yang membuka pintu mobil di sebelahnya membuat mereka dibuat lebih penasaran.

Tak lama setelah pintu terbuka, turunlah Kanaya dengan wajah cantik dan gaya elegannya membuat mereka bertanya-tanya siapakah gadis tersebut?.

'Njir berasa jadi artis dadakan gue' batinya setelah melihat tatapan para Wartawan yang menuju kearahnya.

"Ready?" tanya kenan menatap wajah Kanaya yang hanya sebahunya.

"I'm always ready" jawabnya seraya menganggukan kepalanya yakin, Kanaya sudah bertekad untuk menghentikan obsesi gila David terhadapnya.

"Pak Kenan,..tolong jawab pertanyaan kami, siapa gadis di samping bapak? apakah kalian memiliki hubungan yang spesial" Wartawan 1

"Apakah ia kekasih baru pak Kenan?" Wartawan 2

"Tolong konfirmasinya pak?" Wartawan 3

Tanpa menjawab pertanyaan tersebut, Kini keduanya berjalan dengan tangan Kenan yang setia merangkul pinggang Kanaya membuat mereka tak ingin ketinggalan moment tersebut.

Segera lampu flash dari banyaknya kamera langsung menyala bagaikan kilat yang menyambar dengan tatapan kagum akan penampilan dan visual keduanya.

****

Setelah berjalan di depan para reporter kini keduanya sudah berada di dalam ballroom yang luar biasa luasnya.

Kanaya mengagumi setiap penjuru ruangan, dulu saat ia masih menjadi Kaila, dirinya pun sering menghadiri acara-acara seperti ini untuk mewakili sang ayah, tapi bedanya ruangan disana tak seluas dan semegah disini.

"Om,.. pasti yang punya acara, uangnya gak bakal abis sampe tujuh turunan kan" bisik Kanaya berjinjit di samping Kenan.

kenan yang mendengarnya hanya menyeringai tipis "Apakah kau ingin aku kenalkan dengan pemiliknya hm?" balas Kenan berbisik lembut.

"Mau om!, yaudah kalo gitu ayo om, siapa tau orangnya masih muda nanti bisa kali jadi gebetan" harapnya cengengesan tanpa tau jika Kenan menatapnya datar dengan tangan mengepal kuat.

Disisi lain, Aksa yang berdiri tepat di belakang Kenan pun mendengar bisik-bisik keduanya, langsung menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nona Kanaya yakin mau sama  pemiliknya?" tanya Aksa menanggapi ucapan Kanya seraya memanas-manasi bosnya.

"Yakin lah om, kan buat gantiin om Kenan yang udah sedikit tua" balas Kanaya dengan wajah tanpa dosanya.

"Fffttttt" spontan Aksa menahan tawanya yang akan menyembur keluar.

"Cih..saya dewasa bukan tua" ujar Kenan datar seraya meninggalkan keduanya, dirinya sungguh kesal mendengar ucapan Kanaya yang ingin menggantikan nya dengan pria lain.

"Lah malah ditinggal, salah gue dimana coba" gumamnya seraya melihat Aksa yang mengangkat kedua bahunya tak tau.

"Om tunggu!!" seru Kanaya mengejar Kenan yang sudah berada beberapa langkah di depannya.

Saat kanaya sedikit kesulitan mengejar kenan, dirinya malah terserimpet oleh dress panjangnya yang mana membuatnya oleng seketika.

"Ahhh" jerit Kanaya seraya menutup mata, pikirnya pasti ia akan terjatuh namun tak disangka ada seseorang berhasil menangkapnya.

Disisi lain, Kenan yang tak mendapati kanaya berada disampingnya langsung menolehkan kepalanya ke belakang.

Kenan begitu terkejut saat melihat Kanaya sudah berada di pelukan seorang pria yang sangat dikenalnya, langsung saja ia menghampiri dan melepas paksa pelukan keduanya.

"Jangan pernah berani menyentuhnya" ujarnya dingin menatap pria itu.

"Dia hampir saja terjatuh jadi aku menolongnya" balas si pria tenang dengan senyum manis menatap Kanaya.

Ia lalu mendekati kenan seraya membisikan sesuatu "jagalah kekasihmu sebelum ia berada di pelukanku, lagi" bisiknya dengan seringai tipis menatap Kenan yang terlihat emosi.

"Sayang jangan marah, dia bener udah nolong aku" ujar kanaya memanggilnya sayang membuat Kenan menenangkan emosinya.

"Perkenalkan namaku Rafandra Bramantyo, panggil saja Andra karna aku suka nama itu" ujarnya membuat kanaya tertegun .

Deg

"Andra" gumamnya masih terdengar keduanya.

"Apa kau mengingat seseorang yang bernama Andra nona?"

"Ahh ya, aku memiliki teman kecil bernama Andra tapi aku hanya mengingat namanya, dan sayangnya kami sudah tidak pernah bertemu" jawab Kanaya membuat kenan mengernyitkan alisnya menatap Kanaya intens.

'Apakah aku sudah melewakan sesuatu' batinya menatap Aksa yang tak jauh darinya, Aksa yang sedikit mendengar perbincangan mereka langsung mengangguk paham, ia tau arti tatapan bosnya yang seolah-olah menyuruhnya mencari sesuatu.

"Namaku Kanaya, makasih om udah nolongin aku, gak kebayang sih kalo sampe tadi beneran jatuh, pasti malunya sampe tua" canda Kanaya membuat Andra tertawa dibuatnya.

melihat keduanya yang tertawa bersama membuat Kenan dilanda rasa cemburu yang membara, segera ia menarik tangan kanaya dan membawanya menuju tempat keluarganya berada, ia tak ingin melihat Kanaya berlama-lama bersama musuh bisnisnya.

"Acara akan segera dimula"

"Mari om" ucap Kanaya merasa tak enak akan perlakuan kurang sopan Kenan pada pria penolong nya.

'Penyesalan masalalu ku saja belum berakhir, dan kini kami dipertemukan kembali, tapi kali ini aku tidak akah mengecewakanmu'  batinya melihat kepergian Kanaya.