NovelToon NovelToon
Kehidupan Kedua

Kehidupan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Sena, gadis tujuh belas tahun yang di abaikan oleh keluarganya dan di kucilkan oleh semua orang. Dia bunuh diri karena sudah tidak tahan dengan bullying yang setiap hari merampas kewarasannya.

Alih-alih mati menjadi arwah gentayangan, jiwa Sena malah tersesat dalam raga wanita dewasa yang sudah menikah, Siena Ariana Calliope, istri Tiran bisnis di kotanya.

Suami yang tidak pernah menginginkan keberadaannya membuat Sena yang sudah menempati tubuhSiena bertekad untuk melepaskan pria itu, dengan begitu dia juga akan bebas dan bisa menikmati hidup keduanya.

Akankah perceraian menjadi akhir yang membahagiakan seperti yang selama ini Siena bayangkan atau justru Tiran bisnis itu tidak akan mau melepaskan nya?

*

Ig: aca0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Sudah lewat tengah malam masih belum juga kelihatan wujud Erlan di mansion Harrison. Siena yang biasanya tidak terbiasa begadang, sejak tadi masih belum bisa memejamkan mata. Pikirannya terus tertuju pada Erlan, suami brengseknya yang sejak beberapa saat lalu menjadi objek paling sering Siena pikirkan.

Berkali-kali wanita cantik berpiama biru itu menatap kearah pintu kamar berharap Erlan muncul disana.

"Huft! Aku tidak mungkin menyukainya hanya karena ciuman waktu itu," gumam Siena membenamkan kepala ke dalam bantal, mengusir bayangan Erlan dari dalam kepalanya.

Semakin mencoba melupakan semakin ingat, kemarin itu hanya sekedar ciuman biasa tanpa ada hal lain, tapi Siena terus mengingatnya sampai sekarang.

Merasa hawa di kamar semakin panas, Siena pergi keluar kamar. Ia akan ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan dan segelas susu vanilla, itu kedengarannya lebih baik daripada berdiam diri di kamar sambil memikirkan Erlan.

Namun baru saja menginjakkan kaki di lantai satu, Erlan juga baru pulang, jasnya tersampir di bahu kanan sementara kemejanya di gulung sampai siku memperlihatkan urat-urat tangannya.

"Kenapa belum tidur?" Suara berat Erlan mengalun datar di lantai satu yang luas.

Untuk beberapa detik Siena gugup, Erlan terlihat sepuluh kali lipat lebih tampan daripada biasanya.

"Aku tidak bisa tidur." Siena berbohong, padahal ia sedang menunggu Erlan pulang.

Erlan mengangguk lalu melewati Siena begitu saja, ia sangat lelah hari ini mengurus beberapa cabang perusahaan yang bermasalah.

"Erl," panggil Siena ragu, Erlan berhenti di depan lift menunggu Siena melanjutkan ucapannya, "bisakah kita bicara sebentar?"

" Penting?"

"Aku tidak tahu ini penting atau tidak untukmu, tapi aku ingin mengatakan beberapa hal."ucap Siena menautkan jemarinya cemas.

"Baiklah, katakan." Erlan memutar badannya duduk di sofa single di ruang keluarga, melepaskan dasi yang mencekik lehernya.

" Kau harus memutuskan Cindy."ucap Siena ikut duduk di depan Erlan.

"Jangan mencampuri urusanku, Siena. Hubunganku dengan Cindy sudah ada sebelum kita menikah, kau pun boleh menjalin hubungan dengan pria lain. Jadi, mari kita tidak saling mencampuri urusan masing-masing." Tegas Erlan.

Siena menatap Erlan tidak percaya, kata-kata yang sudah ia rangkai sejak tadi buyar begitu saja. Apa katanya? Menjalin hubungan dengan pria lain? Pasti ada yang salah dengan otak Erlan, normal nya tidak ada suami yang mau istri nya dekat dengan pria manapun.

"Cindy tidak mencintaimu," ujar Siena berani.

Mata Erlan semakin tajam menatap Siena, rahangnya mengeras, "Tarik kata-katamu!" Tekan Erlan.

"Cindy tidak mencintaimu -"

"Tau apa kau tentang kekasihku? Kau hanya wanita murahan yang memanfaatkan kekayaan orang tuamu untuk merusak kebahagiaan orang lain." Kata Erlan penuh hinaan.

Deg!

Sudut hati Siena seperti di tusuk pisau bermata tajam, sakit dan nyeri. Erlan tidak salah, Siena yang terlalu gegabah memilih pria itu sebagai suami.

"Benarkan? Kau murahan! Kau merusak kebahagiaanku, Siena! Sejak pernikahan ini aku selalu bangun dan bernafas dengan membencimu!"

Cukup! Siena seharusnya tidak perlu mendengarnya lagi, tidak perlu memancing kemarahan Erlan. Tapi, ia tetap harus menyelamatkan Erlan dari Cindy. Kepedulian itu membuatnya tetap duduk disana mendengar hinaan yang di lontarkan Erlan.

"Cindy memang tidak mencintaimu, kalau dia mencintaimu pasti akan meminta pernikahan." Ucap Siena mengepalkan tangannya, berdoa saja semoga Erlan tidak membunuhnya malam ini karena sudah lancang membicarakan wanita kesayangannya.

"Kami akan menikah tahun ini jika kau tidak masuk ke dalam kehidupanku." Erlan menatap Siena penuh kebencian, sebelumnya ia pikir Siena sudah berubah sehingga tidak pernah mencari masalah dengan Cindy. Ternyata itu hanya trik Siena saja untuk menarik perhatiannya.

Erlan benci manusia munafik dan menurut nya Siena adalah manusia paling munafik yang pernah ia temui. Kemarin meminta maaf dan berjanji tidak lagi mengganggu Cindy, lalu hari ini kembali meminta nya untuk memutuskan Cindy.

"Mulai hari ini kau bisa menempati kamar lain. Aku akan tidur di kamar utama." Tegas Erlan tanpa bisa di ganggu gugat.

"Benarkah Cindy pernah membahas pernikahan denganmu atau itu hanya keinginan kau semata tanpa mengatakan padanya?" Tanya Siena mencekal tangan Erlan ketika pria itu berdiri hendak pergi.

Erlan terdiam. Cindy memang tidak pernah memintanya untuk menikahinya, dia hanya meminta Erlan untuk secepatnya bercerai dari Siena dan menurut Erlan mungkin saja setelah ia dan Siena bercerai, Cindy akan meminta sebuah pernikahan.

" Katakan padaku Erlan apakah Cindy pernah meminta pernikahan? Apa dia pernah sedikit saja menyinggung soal keseriusan hubungan kalian?" Siena kembali bertanya, ia hanya ingin Erlan segera sadar bahwa Cindy tidak benar-benar mencintainya.

Siena melangkah ke depan Erlan, menatap lekat wajah tampan Erlan.

" Mari kita bercerai jika Cindy memang mau menikah denganmu," Siena menjeda ucapannya sebentar, menahan nyeri di hatinya, "Aku akan setuju bercerai, setelah melihatmu menikah dengan Cindy."

Gila. Apa yang Siena katakan benar-benar gila, bahkan Erlan menatapnya tidak percaya.

" Temui dia, Erl. Minta dia untuk menikah denganmu Minggu depan, tapi jika dia tidak mau kau harus memutuskan hubungan dengannya." Kata Siena lalu berbalik, masuk ke dalam lift dan naik ke lantai dua. Ia akan tidur di salah satu kamar yang ada di lantai dua.

Sementara Erlan masih berdiri membatu, mencerna kata-kata Siena yang terdengar tidak masuk akal.

Erlan mengacak kasar rambutnya, kemudian mengambil ponselnya. Erlan menatap lama layar ponsel yang menampilkan kontak Cindy, pesan yang ia kirim beberapa jam lalu masih belum di balas.

Beberapa waktu terakhir, Cindy sedikit menjauh. Entah apa yang terjadi, padahal biasanya wanita itu tidak bisa jauh-jauh darinya. Perubahan Cindy bukan tidak di sadari oleh Erlan, ia hanya takut dengan fakta yang sebenarnya. Cindy seperti tidak lagi mempedulikannya.

Otak Erlan menjadi panas memikirkannya, ia masukkan kembali ponselnya kedalam saku kemudian segera pergi ke kamarnya. Erlan akan mandi sambil berendam untuk menyegarkan kembali otaknya.

...***...

Jangan lupa like, komen dan vote...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!