NovelToon NovelToon
Jejak Cinta Dan Dosa

Jejak Cinta Dan Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Konflik etika / Selingkuh / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Harem
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Hidup Kirana Tanaya berubah dalam semalam. Ayah angkatnya, Rangga, seorang politikus flamboyan, ditangkap KPK atas tuduhan penggelapan dana miliaran rupiah. Keluarga Tanaya yang dulu disegani kini jatuh ke jurang kehancuran. Bersama ibunya, Arini—seorang mantan sosialita dengan masa lalu kelam—Kirana harus menghadapi kerasnya hidup di pinggiran kota.

Namun, keterpurukan ekonomi keluarga membuka jalan bagi rencana gelap Arini. Demi mempertahankan sisa-sisa kemewahan, Arini tega menjadikan Kirana sebagai alat tukar untuk mendapatkan keuntungan dari pria-pria kaya. Kirana yang naif percaya ini adalah upaya ibunya untuk memperbaiki keadaan, hingga ia bertemu Adrian, pewaris muda yang menawarkan cinta tulus di tengah ambisi dan kebusukan dunia sekitarnya.

Sayangnya, masa lalu keluarga Kirana menyimpan rahasia yang lebih kelam dari dugaan. Ketika cinta, ambisi, dan dendam saling berbenturan, Kirana harus memutuskan: melarikan diri dari bayang-bayang keluarganya atau melawan demi membuktika

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sepupu Datang

Arini keluar dari kamar Kirana dengan langkah berat dan wajah penuh kebingungan. Ia tidak menyangka Kirana begitu keras kepala dan sulit dibujuk. Hatinya bercampur aduk antara rasa frustasi dan ketakutan akan kehilangan uang yang sudah ia terima dari Haryo. Setelah menghela napas panjang, ia memutuskan untuk berpamitan pada Haryo sebelum pulang.

Di ruang tamu yang megah, Haryo sudah menunggu dengan ekspresi serius. "Bagaimana, Bu Arini? Apa Kirana sudah setuju?" tanyanya langsung, tanpa basa-basi.

Arini tersenyum kaku, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. "Belum, Haryo. Kirana masih perlu waktu untuk mencerna semuanya. Tapi saya yakin dia akan berubah pikiran. Dia hanya butuh waktu."

Haryo menyandarkan tubuhnya ke sofa, tatapannya tajam. "Waktu? Baik. Saya akan menunggu. Tapi saya beri batas waktu dua minggu, Bu Arini. Jika sampai waktu itu Kirana belum setuju untuk menikah dengan saya, Anda tahu konsekuensinya."

Arini langsung merasa jantungnya berdegup kencang. "Maksud mu?"

Haryo menyipitkan mata. "Anda harus mengembalikan uang yang sudah saya transfer. Seluruhnya. Lima belas miliar itu bukan jumlah kecil, dan saya tidak main-main. Ini adalah investasi saya untuk masa depan dengan Kirana."

Kata-kata Haryo membuat Arini semakin panik. Ia sudah memiliki banyak rencana dengan uang itu, termasuk membeli properti dan barang mewah yang sudah lama ia dambakan. Mengembalikan uang itu adalah hal yang tidak mungkin baginya sekarang.

"T-tentu, Haryo," jawab Arini dengan suara bergetar. "Saya akan melakukan apa pun yang saya bisa untuk meyakinkan Kirana. Saya mohon, beri saya sedikit waktu."

Haryo mengangguk dingin. "Baik. Tapi ingat, waktu Anda hanya dua minggu. Jangan sampai saya kehilangan kesabaran."

Arini berpamitan dan meninggalkan rumah mewah Haryo dengan perasaan kacau balau. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dalam perjalanan pulang, pikirannya terus dipenuhi oleh ancaman Haryo dan wajah Kirana yang begitu keras menolak.

Setibanya di rumah, Arini langsung mengambil teleponnya dan menghubungi Mirna. Ia tahu Mirna adalah satu-satunya orang yang bisa memberinya ide untuk mengatasi situasi ini.

"Mirna," suara Arini terdengar putus asa saat panggilan tersambung.

"Arini? Ada apa? Suaramu kok kayak orang habis kalah judi," jawab Mirna santai dari ujung telepon.

Arini mendesah berat. "Aku butuh bantuanmu. Kirana benar-benar nggak mau menurut. Dia menolak Haryo habis-habisan, dan aku nggak tahu harus bagaimana lagi. Haryo ngasih waktu dua minggu, Mir. Kalau nggak, aku harus balikin uangnya!"

Mirna tertawa kecil, seolah masalah Arini adalah hal yang sepele. "Tenang aja, Rin. Semua masalah pasti ada solusinya. Datang ke bar sekarang. Kita bicarain ini sambil minum."

Arini mengangguk meski tahu Mirna tidak bisa melihatnya. "Baik, aku ke sana sekarang."

Tanpa membuang waktu, Arini langsung menuju bar tempat biasa ia dan Mirna bertemu. Ia berharap Mirna memiliki ide brilian yang bisa menyelamatkannya dari ancaman Haryo dan membantu meyakinkan Kirana untuk menerima pernikahan itu. Bagaimanapun, Arini tidak akan rela kehilangan uang sebesar itu.

...****************...

Siang itu, suasana rumah megah Haryo terasa sunyi, hanya terdengar suara angin sepoi-sepoi dari halaman luasnya. Bi Lina sedang sibuk membersihkan ruang tamu ketika suara bel pintu memecah kesunyian. Dengan sigap, ia berjalan ke pintu depan, membuka pintu, dan mendapati seorang pria tampan berdiri di sana.

Pria itu tinggi semampai, mengenakan jas kasual yang rapi, dengan wajah tegas dan senyuman ramah yang langsung memikat. "Selamat siang, saya Arzan. Saya sepupunya Haryo," ucap pria itu dengan suara hangat.

"Oh, Tuan Arzan! Selamat datang. Silakan masuk," Bi Lina mempersilakan dengan sopan, meski dalam hati ia tak bisa menahan decak kagum pada pesona pria itu.

"Terima kasih," jawab Arzan sambil melangkah masuk ke dalam rumah. Matanya dengan cepat menyapu interior rumah besar itu. "Haryo ada di rumah, kan? Saya baru tiba dari luar negeri dan ingin bertemu dengannya."

"Ya, Tuan Haryo ada di ruang kerjanya. Saya akan memberitahunya," Bi Lina menjawab sambil melangkah pergi, meninggalkan Arzan yang kini berdiri di tengah ruang tamu.

Tak lama kemudian, Haryo muncul dari arah ruang kerja dengan ekspresi terkejut namun senang. "Arzan! Wah, sudah berapa lama kita tidak bertemu?"

Arzan tersenyum lebar dan merangkul sepupunya dengan akrab. "Terlalu lama, Haryo. Terakhir kali kita bertemu saat kamu datang ke London untuk urusan bisnis, itu pun cuma sebentar."

Haryo tertawa kecil. "Memang, jadwalku terlalu padat. Jadi, kapan kamu tiba di Indonesia?"

"Pagi tadi. Aku memutuskan langsung datang ke sini setelah menyelesaikan beberapa urusan di bandara," jawab Arzan sambil melepaskan jasnya dan duduk di sofa. "Bagaimana kabarmu? Bisnismu pasti semakin maju."

Haryo mengangguk dengan bangga. "Tentu saja. Semuanya berjalan lancar. Kamu tahu sendiri aku tidak pernah setengah-setengah kalau soal bisnis."

Arzan tertawa ringan. "Tidak pernah berubah, ya. Tapi kurasa ada sesuatu yang berbeda. Rumahmu terasa lebih... hening dari biasanya."

Haryo tersenyum kecil, meskipun matanya tampak sedikit suram. "Iya, mungkin karena aku sekarang tinggal sendirian di sini. Orang tuaku bercerai beberapa tahun lalu, dan sekarang mereka sudah punya pasangan masing-masing."

Arzan mengerutkan dahi, tampak terkejut. "Aku tidak tahu soal itu. Kenapa tidak pernah cerita?"

Haryo mengangkat bahu dengan santai, meskipun ada kesedihan yang sulit disembunyikan dari suaranya. "Apa yang perlu diceritakan? Itu sudah lama terjadi, dan aku sudah terbiasa sendiri. Lagipula, aku lebih suka mengurus hidupku sendiri tanpa terlalu banyak campur tangan orang lain."

Arzan mengangguk pelan, mencoba memahami. "Ya, aku tahu kamu tipe orang yang mandiri. Tapi pasti ada masanya di mana kamu merasa kesepian di rumah sebesar ini."

Haryo tertawa kecil, lalu meneguk air mineral yang ada di meja. "Kesepian itu relatif, Zan. Aku punya pekerjaan, uang, dan semua yang aku inginkan. Itu cukup buatku."

Arzan mengamati sepupunya dengan seksama, menyadari ada sesuatu yang lebih dari sekadar kesepian. Namun, ia memutuskan untuk tidak terlalu menekannya. "Baiklah, selama kamu merasa nyaman dengan hidupmu sekarang."

Haryo mengalihkan pembicaraan dengan senyuman. "Sudahlah, jangan terlalu serius. Bagaimana perjalananmu? Apa rencanamu selama di sini?"

Arzan menghela napas panjang, lalu tersenyum. "Aku ingin rehat sejenak dari rutinitas di luar negeri. Mungkin beberapa bulan ke depan aku akan fokus pada proyek di Indonesia. Tapi yang terpenting, aku ingin menikmati waktu bersama keluarga."

1
Wega kwek kwek
semoga kirana itu darah daging mu Haryo biar kapok
Wega kwek kwek
ayo semangat kak author,,,,kita tunggu updatenya
Lucky One: makasih udah mampir
total 1 replies
Uti Enzo
kok yh like dikit ya
Lucky One: makasih ya, udah mampir
total 1 replies
Uti Enzo
Luar biasa
Uti Enzo
hadir thor
Yuniarti Yuniarti
lg 10persen
Ninik
semoga aja Kirana darah daging Haryo biar Haryo menyesal dan hancur
Ninik
ya Alloh ada ya seorang ibu yg tega menjual anaknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!