Kisah cinta antara Kharisma dan Soni putus karena orang ketiga yang tak lain adalah kakak Kharisma sendiri yang membuat hubungan Kharis dan Soni putus.
Setelah putus dari Soni.
Raihan mendekati Kharis hanya untuk mendapatkan Karina yang tak lain kakak keponakan Kharis sendiri.
Kharis yang kecewa dan patah hati memilih pergi dari kehidupan semua orang, kesedihan Kharis tak hanya tentang percintaan tapi dia juga di diagnosa kanker otak. Tak ada yang tau tentang penyakit hanya dia dan dokter nya saja.
Kharis memilih pergi menjauh dari semua orang. Hingga dia di pertemuan bertemu kembali dengan sang mantan yang memang masih belum bisa melupakan cinta pertama nya.
Soni pergi karena kecewa saat tau orang yang dia cintai sudah mengkhianati nya dan lebih percaya dengan semua ucapan kakak Kharis dari pada ucapan Kharis.
Akan kah benih cinta itu tumbuh kembali. Atau mereka berdua bagaikan orang asing yang tak saling mengenal.
yuk baca kisah nya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Soni yang penasaran mendekat kearah sahabat Kharis, Sintia dia ingin bertemu dengan Kharis berharap Kharis ada di sana.
"Permisi apa saya bisa bertemu dengan Kharis?" tanya Soni kearah Sintia yang sedang bekerja merapikan butik milik Kharis.
Sintia yang mendengar suara orang yang bertanya tentang teman nya langsung berbalik dan melihat kearah Soni.
"Soni! Kamu mau apa kamu kesini?" tanya Sintia dengan heran saat melihat keberadaan Soni.
"Saya mencari Kharis, Sin! Apa dia ada di sini?" tanya Soni.
"Kharis gak ada di sini. Dia gak datang hari ini. mungkin besok." jawab Sintia.
Soni mengerutkan dahi saat melihat tempat tersebut kosong tak ada apapun di sana.
"Ya sudah kalau begitu saya kerumah keluarga Wijaya dulu, saya ingin bertemu dengan Kharis." jawab Soni.
Mendengar jika Soni ingin kerumah keluarga Wijaya, Sintia langsung mencegah agar Soni tak datang kerumah itu.
"Tunggu Son! Kharis tidak tinggal di rumah itu lagi." jawab Sintia kearah Soni
Soni mengerutkan dahi saat mendengar apa yang di katakan oleh Sintia, dia lalu mendekat dan menatap kearah Sintia berharap Sintia mau memberi tahu di mana Kharis berada.
"Apa yang terjadi! Kenapa Kharis tak tinggal di rumah itu? Apa ada masalah?" tanya Soni dengan rasa penasaran.
"Terlalu panjang jika harus di ceritakan Son. Kamu dan Abang mu Raihan hanya sama saja. Memanfaatkan Kharis sebagai alat agar abang mu bisa kembali ke Karin. Sedangkan kamu menyakiti nya hingga dia tak mampu melupakan kesedihan, di saat dia ingin melupakan segalanya, Raihan datang membawa janji manis yang hanya menyakiti bagi Kharis. Kalian bersaudara hanya membuat luka buat Kharis jadi untuk apa kamu mencarinya?" tanya Sintia dengan mata berkaca - kaca.
"Saya ingin memperbaiki semua Sin! saya ingin menjadikan Kharis bagian dari hidup saya." jawab Soni.
Sintia hanya tersenyum kecut dia tau bagaimana sifat keluarga Soni, mereka tak akan membiarkan anak - anak mereka dekat dengan Kharis.
"Bagaimana dengan keluarga mu. Raihan saja tak mendapatkan restu apalagi kamu?" tanya Sintia.
"Ada restu atau tidak saya akan tetap menikahi Kharis. tolong beri tahu saya di mana alamat rumah Kharis, Sintia." mohon Soni.
"Jika kamu serius ini alamat rumahnya yang baru semoga kamu bisa meluluhkan hati nya yang beku. Ingat Son saya mohon jangan sakiti Kharis lagi semua yang di katakan semua orang tentang Kharis itu semua bohong." ucap Sintia.
"Saya tau Sin! dan saya menyesal tidak percaya dengan dia saat itu. Hingga saya sangat membenci dia. Kali ini saya janji akan membuat Kharis melupakan kesedihan nya." ucap Soni.
Setelah mencepatkan alamat Kharis Soni mengucapkan terima kasih ke Sintia karena mau memberi dia alamat rumah Kharis. Soni melajukan motornya menuju alamat rumah Kharis setengah jam perjalanan dia sampai di depan halaman rumah sederhana dan melihat rumah lantai satu tapi halaman nya cukup luas dan nyaman.
Soni turun dari motornya dan berjalan mendekat kearah pintu rumah dia menekan bel rumah tersebut berharap Kharis mau bertemu dengan dirinya.
Bik Tuti art rumah yang sedang mengangkat pakaian karena melihat awan sudah mendung segera mengangkat pakaian yang dia jemur. Saat dia sedang mengangkat pakaian dia mendengar suara bel rumah berbunyi dan langsung berjalan masuk untuk membuka pintu setelah mengangkat pakaian.
Cek lek
Saat pintu terbuka dia mengerutkan dahi melihat seorang pria berjaket hitam dengan kaos coklat berdiri membelakangi pintu.
"Cari siapa ya Mas?" tanya bik Tuti.
"Saya Soni apa benar ini rumah Kharisma?"
"Iya benar ini rumah mbak Kharis! Ada apa ya mencari non Kharis?" tanya Bik Tuti dengan ramah.
"Saya mau bertemu dengan Kharis apa bisa?"
"Tunggu sebentar saya coba lihat, tadi non Kharis sedang istirahat."
Soni mengangguk dia hanya menunggu di teras rumah, karena dia tau di dalam hanya ada Kharis yang sedang sendirian.
Bik Tuti langsung menuju ke kamar Kharis dan melihat majikan nya baru bangun dia langsung mengatakan jika ada yang ingin bertemu.
"Non ada tamu laki - laki ganteng non." ucap sang bik Tuti dengan tersenyum kearah majikannya.
"Siapa?" tanya Kharis dengan menatap asisten rumah tangga nya heran.
"Aduhhh! bibi lupa nama nya yang pasti dia orang nya ganteng non."
"Iya saya temui. seganteng apa sih bik sampai kayak gitu nya." ucap Kharis.
Kharis berjalan menuju kearah teras rumah nya saat dia sampai di depan pintu dia terkejut saat melihat keberadaan Soni ada di teras rumah nya.
"Ka- kamu! Mau apa?" tanya Kharis dengan mengerutkan dahi dan gugup saat melihat Soni.
Soni yang mendengar suara lembut Kharis langsung menatap mata teduh dan wajah cantik itu tak berubah sejak dulu. Saat melihat orang yang ingin dia temui Soni terdiam dia tak tahu harus mengatakan apa. Kedua nya pun hanya diam Kharis menatap Soni yang hanya diam saja saat dirinya ada di dekat nya.
"Jika gak ada yang penting saya masuk dulu permisi." ucap Kharis.
Saat Kharis akan masuk Soni langsung mencegah nya dengan menarik tangan Kharis, membuat Kharis berhenti dan menatap kearah tangan Soni yang menggenggam tangan nya.
"Jangan masuk dulu Kha! Beri saya waktu untuk mengatakan semua yang ingin saya katakan."
"Baik lah apa! Apa yang mau kamu katakan?" tanya Kharis ke arah Soni.
Sebelum mengatakan apa yang ada di hatinya Soni menarik nafas panjang dan lalu menghembuskan nya.
"Saya mohon beri saya kesempatan satu kali untuk memperbaiki hubungan kita di masa lalu. Saya masih sangat mencintai kamu Kha. saya mohon."
Kharis terdiam dia hanya mampu menatap saja wajah Soni, dia tak tahu harus berkata apa. di satu sisi dia ingat jika nindya menyukai Soni. di satu sisi dia juga teringat kedua orang tua Raihan juga orang tua Soni pasti menentang hubungan mereka.
"Kenapa diam Kha! Apa kamu tak mau memberi kesempatan buat saya memperbaiki semua nya. Saya yang salah dulu terlalu egois dan mudah terpengaruh dengan ucapan orang lain, Saya menyesal Kha. Saya mohon beri saya satu kali lagi, saya janji akan membuat kamu bahagia." ucap Soni.
"Denger Son! Kita tidak akan bisa bersama. kamu cari saja wanita yang pantas buat kamu dan keluarga mu. Percuma kamu memohon untuk saya kembali. Kamu hanya akan terluka kembali Soni. Pertama kedua orang tua mu tak akan pernah mau menerima saya. Kedua saya...?" Kharis menggantung ucapan nya karena dia tak ingin Soni tau tentang penyakit nya.
"Yang kedua apa Kha?" tanya Soni dengan menatap Kharis.
"Lupakan yang kedua itu. Inti nya saya gak bisa kembali sama kamu Son. maaf." ucap. Kharis dengan wajah tertunduk.
Kharis memilih masuk kedalam rumah membiarkan Soni sendirian di luar dengan cuaca yang mendung dan akan turun hujan.
"Saya gak akan pergi dari sini Kharisma! Sampai kamu mau memaafkan saya dan menerima saya kembali." Teriak Soni di balik pintu.
Kharis yang ada di balik pintu hanya bisa menangis. Bukan menangis karena sedih menolak Soni. Dia menangis membayangkan jika dia menerima Soni dan pergi selama nya Soni pasti akan terluka dan sedih Kharis tak ingin melihat orang yang dia sayangi sedih karena kepergian nya suatu saat nanti.
"Pulang lah Son percuma, kamu akan menderita jika bersama saya." ucap Kharis di balik pintu.
Soni hanya diam di teras yang tak terlalu besar air hujan membasahi tubuh nya dia tak perduli. Soni malah sengaja membiarkan dirinya kena hujan agar Kharis keluar dan menerima nya. Dia berjanji akan membuat Kharis bahagia selama bersama dengan diri nya.
Bik Tuti yang melihat majikan nya bersandar di pintu mendekat dan melihat Soni sengaja berdiri ditengah hujan.
"Non kasihan teman non kehujanan. kayak nya dia sengaja berdiri di tengah hujan." ucap bik Tuti.
Kharis melihat dari balik gorden jendela, dia melihat Soni berdiri di tengah hujan deras. Kharis hanya bisa menarik nafas melihat apa yang di lakukan Soni.
"Biarin saja lah bik nanti juga pulang sendiri dia jika dia sudah kedinginan." ucap Kharis.
Kharis memilih masuk kedalam kamar dia tak ingin melihat apa yang di lakukan oleh Soni. Kharis yang mencemaskan keadaan Soni diam - diam dia mengintip dari jendela kamarnya. Hingga malam hujan tak kunjung redah membuat Soni menggigil karena kedinginan. Hanya itu cara dia membuktikan jika dia serius terhadap Kharis.
Soni tak tahu sebab penolakan Kharis apa. Karena penyakit nya yang akan membuat nya kehilangan dirinya lagi. Kharis tak ingin Soni merasa hancur untuk yang kesekian kalinya jika kembali pada dirinya.
Tapi tetep salah kalo ngajakin Kharis nikah lari, mending berjuang dapetin restu orang tua dulu Son