Warring!!! 21+++
Ajeng Maisya adalah seorang gadis yatim piatu yang diusir oleh ibu tirinya dari rumahnya sendiri.
Dia harus berjuang keras untuk menyambung hidup. Hingga kejadian naas itu pun terjadi. kesuciannya harus direnggut secara paksa oleh CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Dia pun pergi menjauh untuk melupakan kejadian naas itu. tanpa disadarinya dirinya telah mengandung anak dari CEO tersebut.
Ajeng sangat menyayangi putranya, dan dia tidak ingin CEO itu tahu. Putranya sangat tampan sejak lahir. Dan dia memiliki kecerdasan diatas rata-rata untuk usianya yang 3 tahun.
Namanya Mr.Zero, Dia adalah hacker handal dan pencipta alat-alat canggih yang sering digunakan oleh agen rahasia. Alat ciptaannya sudah mendunia.Sehingga pundi-pundi uang terus mengalir. Siapakah Dia?
Ikuti terus ceritanya gengks...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAMZ 3
Ajeng terbangun, dia merasakan tubuhnya sakit semua. Apalagi di bawah sana dia merasakan nyeri yang luar biasa.
"Sssssss...sakit sekali", Ajeng mendesis.
Dia mengarahkan pandangannya ke sekeliling. Tidak ada orang di ruangan itu.
Cklek ..
Pintu ruangan itu pun terbuka. Disana ada seorang pria tampan yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
" Kau sudah bangun?!, mandilah, kemudian kenakan baju ini ",ucap Jonathan datar sambil menaruh baju di ujung tempat tidur. Kemudian dia melangkah keluar.
Ajeng menatap nyalang kepergian sang CEO. Kemudian dia bersusah payah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai, dia memakai baju yang sudah di siapkan oleh Jonathan.
Seketika tatapannya tertuju pada bercak darah yang ada di atas seprai. Ajeng kembali meneteskan air matanya.
Ajeng segera mengusap air matanya dan melangkah keluar. Disana sudah ada Jonathan dan asistennya Vino sedang menunggunya.
" Silahkan duduk Nona",ucap Vino.
Ajeng menatap kedua orang itu dengan tatapan menyalang. Dia benar-benar membenci CEO dan asistennya itu.
"Silahkan baca dan tanda tangani perjanjian itu Nona!".
" Apa ini?! ".
" Silahkan anda membacanya terlebih dahulu".
Ajeng membaca surat perjanjian yang diberikan oleh asisten Vino.
Brak...
Ajeng berdiri dan melempar surat perjanjian itu ke hadapan Jonathan.
"Aku tidak mau menandatangani surat perjanjian ini. Kau adalah orang terbejat yang pernah saya kenal. Aku pikir CEO perusahaan ini adalah orang yang baik. Ternyata dia tidak lebih dari seorang bajingan brengsek yang berkedok CEO!!!", teriak Ajeng merasa marah, dia merasa direndahkan harga dirinya.
" Jaga batasan dan ucapan Anda nona!!?",nada suara asisten Vino meninggi.
Jonathan pun menjadi emosi mendengar perkataan Ajeng.
"Kau dasar perempuan tidak tahu diuntung.kau tahu diluar sana banyak wanita yang mengantri untuk tidur denganku!!".
" Kalau begitu kenapa Tuan Jonathan tidak mencari wanita lain diluar sana, kenapa harus aku. Tuan sudah mengambil apa yang berharga milik saya dan menghancurkan masa depan saya. Dan sekarang dengan mudah Anda memberikan sejumlah uang yang banyak untuk membeli harga diri saya. Saya bukan wanita ****** yang bisa Anda beli sesuka hati Anda Tuan!! ".
" Cih...kau terlalu memandang tinggi harga dirimu nona! ",cibir Jonathan.
" Lebih baik Anda menanda tanganinya nona. Itu juga untuk kebaikan nona. Anda bisa pergi jauh dengan uang itu. Anda juga bisa membeli rumah mewah dengan uang itu. Dan kehidupan Anda akan menjadi lebih baik kedepannya ",ucap asisten Vino.
" Tanpa Anda menyuruh saya untuk pergi jauh. Saya memang akan pergi jauh, tapi aku tidak akan membawa uang sepeserpun dari Anda. Simpan uang Anda kembali. Tuan tentang saja, aku tidak akan mengatakan hal ini kepada siapapun ataupun media. Aku hanya perlu mengingat bahwa Tuan Jonathan prawira Nugraha adalah seorang yang brengsek!!,permisi Tuan!!!".Ajeng langsung meninggalkan ruangan CEO dengan menahan rasa sakit. Rasa sakit di hatinya dan rasa sakit dibawah sana.
Kedua pria tersebut hanya mematung menatap kepergian Ajeng. Pasalnya banyak wanita yang ingin menjadi kekasih, wanitanya, ataupun jalangnya. Tapi gadis ini benar-benar berbeda membuat Jonathan bingung.
Disaat kedua pria itu masih mematung, Ajeng kembali ke hadapan Jonathan dan menampar keras pipi sang CEO. Kemudian dia berjalan kembali meninggalkan ruangan itu.
Setelah beberapa saat, kedua pria itu tersadar dari pemikirannya masing-masing. "Vino, kau cari tahu semua informasi tentang gadis itu dan berikan semua data-datanya secepatnya kepadaku!".
" Baik Tuan",Vino kemudian berjalan keluar ruangan Jonathan dan menghubungi orang suruhannya untuk mencari informasi tentang Ajeng.
.
.
.
Ajeng menyusuri jalan dengan air mata yang terus membasahi pipinya.
"Tuhan.. Ujian apa lagi yang kau berikan padaku... Aku sungguh ingin ikut bersama ayah dan ibu, hiks..hiks.."
Ajeng tiba di kos Nani pukul tujuh malam. Nani terkejut saat membuka pintu. Nani melihat temannya tampak berantakan dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.
"Ya ampun Ajeng, kamu kenapa?, apa yang terjadi denganmu?", Nani khawatir dengan keadaan Ajeng saat ini.
Ajeng langsung memeluk erat Nani dan menumpahkan tangisannya di sana.
" Aku kotor Na, aku kotor hiks... hiks..".
"Apa yang terjadi Je,cerita padaku. Kenapa kau begitu berantakan dan kenapa kau menangis seperti ini?!".
Ajeng pun menceritakan apa yang terjadi kepada Nani dengan air mata yang semakin deras.
Nani terkejut CEO tempatnya bekerja ternyata orang yang seperti itu. Dia berusaha menenangkan Ajeng.
Setelah beberapa saat Ajeng mulai tenang." Yasudah kalau begitu kamu mandilah dulu Je,aku sudah masak makan malam. Setelah itu kita makan bersama ".
Ajeng hanya mengangguk, pandangannya kosong. Diapun segera ke kamar mandi dan menyalakan shower. Ajeng kembali menangis disana. Dia menggosok setiap bagian tubuhnya yang di sentuh Jonathan hingga kulitnya perih serasa mau mengelupas. Tapi tak dirasakannya. Hatinya lebih sakit saat ini.
Nani mengetuk pintu kamar mandi dengan keras karena sudah dua jam Ajeng tidak keluar juga dari sana.
Dor..dor...dor...
" Je, kamu tidak apa-apa kan Je, keluar Je kau sudah terlalu lama di dalam sana! ",ucap Nani cemas. Tapi tidak ada jawaban dari dalam sana.
Nani akhirnya mencari kunci cadangan kamar mandi dan membukanya. Dia terkejut dengan yang dilakukan Ajeng.
"Ya ampun Ajeng, apa yang kau lakukan. Cukup Ajeng hentikan!!".Nani melihat Ajeng miris. Ajeng berusaha menghilangkan bekas kismark yang ada di tubuhnya hingga kulitnya mengelupas.
" Hentikan Je, jangan sakiti dirimu lagi. Kau gadis yang kuat Je",Nani ikut menangis melihat kondisi Ajeng saat ini.
"Aku jijik dengan diriku sendiri Na, aku sudah kotor,aku tidak berharga lagi".
" Kau gadis yang kuat Je, ini semua akan berlalu, aku akan selalu ada bersamamu. Masa depanmu masih panjang Je ".
" Masa depanku sudah hancur Na. Tidak ada orang yang mau dengan aku yang kotor ini ".
" Kau kuat Je, aku yakin itu. Kau harus bisa menghadapi ujian dari Tuhan. Aku yakin orang tuamu diatas sana ikut menangis melihat kau yang seperti ini,Aku yakin kau gadis yang tangguh Je ".
Ajeng terdiam mendengar ucapan temannya."Kau benar Na, aku harus kuat, aku tidak ingin orang tuaku diatas sana kecewa melihat ku".
" Itu baru Ajeng yang ku kenal. Kau harus bangkit. Aku akan selalu bersamamu Je, mulai saat ini kita akan menjadi sahabat selamanya ".
" Terimakasih Na sudah menguatkan ku ".
"Mulai saat ini jangan bersedih lagi Je, aku akan sedih melihat mu yang seperti sekarang ini".
Akhirnya mereka berpelukan dan menumpahkan tangisannya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Tiga hari berlalu
Kini Ajeng sudah tidak bekerja di perusahaan Nugraha lagi. Dia dan Nani akan pergi ke London untuk bekerja sebagai juru masak di restoran teman Nani.
Ajeng dan Nani sedang berkemas membereskan barang-barang yang akan mereka bawa.
Siang ini mereka akan berangkat ke London. Ajeng berharap kehidupannya akan lebih baik lagi kedepannya. Dia akan meninggalkan kota ini. Kota yang menjadikannya kenangan buruk dalam hidupnya.
Satu bulan berlalu.
Ajeng dan Nani bekerja sebagai koki di restoran Andrew. Andrew adalah teman SMA Nani yang memberikan pekerjaan untuk Nani dan Ajeng.
Andrew juga memberikan tempat tinggal kepada mereka. Sebenarnya Andrew tertarik dengan Ajeng saat pertama kali bertemu dengannya .Andrew meminta bantuan kepada Nani untuk membantunya mendapatkan Ajeng.
Karena itulah Nani memberi tahu kejadian yang menimpa Ajeng. Andrew tidak mempermasalahkannya, dia malah kagum dengan Ajeng. Dia bertekad untuk mendapatkan cinta Ajeng. Nani pun membantunya untuk mendapatkan Ajeng, dia tahu Andrew pria yang baik.
Hari ini Andrew menawarkan akan mengantarkan Nani dan Ajeng untuk pulang. Nani berkilah sedang ada urusan dengan pegawai restoran yang lain. Sehingga Andrew hanya mengantar Ajeng.
Andrew merasa senang, karena akan berdua saja dengan Ajeng.
Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil hanya keheningan saat ini,karena biasanya saat mereka bertiga bersama, Nanilah yang paling cerewet. Andrew memperhatikan wajah Ajeng terlihat pucat saat ini. Dia pun memberanikan dirinya untuk bertanya.
"Apakah kau sedang sakit Je?,kau terlihat pucat",ucapnya membuat Ajeng memegangi wajahnya.
" Apa aku terlihat pucat mas?,Tapi aku tidak sakit. Akhir-akhir ini aku memang mudah sekali kelelahan, mungkin anemia ku kambuh ".
" Apa kita perlu kerumah sakit? ".
" Tidak perlu mas terimakasih, aku hanya perlu istirahat saja nanti juga akan sembuh ".
Akhirnya mereka pun sampai di parkiran apartemen lama Andrew yang ditinggali Nani dan Ajeng saat ini.
" Terimakasih mas sudah mengantarku "
"Jangan sungkan, masuklah dan istirahatlah",ucap Andrew sembari tersenyum.
Andrew hendak berbalik dan membuka pintu mobil. Tapi dia mendengar sesuatu yang jatuh. Dia pun menengok kebelakang. Andrew membelalakkan matanya melihat Ajeng yang sudah tergeletak di sana.
Andrew segera membawa Ajeng kerumah sakit terdekat. Andrew sangat cemas dengan keadaan Ajeng saat ini.
Dokter datang dari ruang UGD setelah memeriksa keadaan Ajeng.
Andrew mengerutkan keningnya melihat sang dokter yang tersenyum setelah memeriksa Ajeng.
" Selamat Tuan, Anda akan menjadi seorang ayah, istri Anda sedang mengandung kurang lebih sudah enam Minggu".
Andrew terkejut mendengar penuturan dokter.
"Apa, hamil dok".
" Ya, selamat ya Tuan,dijaga baik-baik ya Tuan kandungan istri Anda. Kalau begitu saya permisi dulu ".
Andrew segera menghampiri Ajeng. Dia melihat Ajeng sudah sadar dan saat ini dia sedang menangis. Andrew tahu, saat ini Ajeng pasti terkejut dengan keadaannya.
" Ajeng, kau sudah sadar? ".
Ajeng mendongakkan wajahnya menatap Andrew. Seketika tangisannya pecah. Ajeng sangat membutuhkan sandaran saat ini.
" Mas Andrew, apa yang harus kulakukan",ucapnya dalam Isak tangisnya.
Andrew merasa iba melihat Ajeng saat ini, diapun segera memeluk Ajeng untuk memberikannya ketenangan."Aku akan bertanggungjawab atas anak yang kau kandung Je, jangan menangis lagi, aku tidak akan membiarkanmu melewati semua ini sendirian ",ucap Andrew tulus.
Lima tahun kemudian.
Seorang anak sedang mengerjakan sesuatu di laptop miliknya. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dia kerjakan. Yang Maminya tahu putranya sedang bermain game edukasi di laptop yang dia belikan untuk putranya itu.
" Arsya sayang, ayo makan siang dulu nak!",ajak Ajeng kepada putranya. Ya, dia adalah Arsya Devano, bayi laki-laki yang dilahirkan Ajeng dari kejadian 5 tahun silam.
"Ok Mam", jawab Arsya. Kemudian dia pun menutup laptopnya dan menghampiri Maminya.
" Sayang, Mami sebentar lagi akan ke restoran, apa kau mau ikut? ",tawar Ajeng kepada putranya.
" Tidak Mam,Arsya mau mengerjakan tugas sekolah dari Bu guru saja, nanti Arsya pasti akan bosan di sana. Bukankah sebentar lagi aunty Nani juga akan pulang?, Arsya akan menunggunya saja Mam ",ucap Arsya yang begitu menggemaskan menurut Ajeng.
" Yasudah, kalau begitu kamu jangan pernah membukakan pintu kalau bukan Mami, aunty Nani ataupun uncle Andrew yang datang ya sayang, jangan lupa menghubungi Mami kalau ada apa-apa ".
" Iya Mam, sudah Mami sana berangkat ke restoran, nanti uncle Andrew marah-marah sama Mami ",ucap Arsya sambil mendorong-dorong Maminya.
" Yasudah anak Mami yang selalu merasa sudah besar, Mami berangkat kerja dulu. Sini cium dulu ",ucap Ajeng mengacak rambut Arsya kemudian mencium pipi putranya,setelah itu baru dia berangkat bekerja.
Kalau anak-anak pada umumnya, mereka pasti akan membutuhkan orang dewasa untuk mengasuhnya atau mengawasinya. Namun berbeda dengan Arsya, saat umurnya menginjak sembilan bulan, dia sudah bisa berjalan. Dan saat umurnya menginjak satu setengah tahun, dirinya sudah fasih berbicara tapi belum bisa menyebut huruf R.Walau begitu Arsya sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dia juga mempunyai rasa penasaran yang sangat tinggi. Dia sering mengikuti beberapa teka-teki yang sangat sulit secara online, dan dia pun dapat menemukan jawabannya dengan benar. Sehingga Dari pihak Intel yang memberikan teka-teki acak secara online pun menghubunginya lewat email. Mereka pikir Arsya adalah orang dewasa yang memiliki kecerdasan yang luar biasa. Mereka pun memberikan imbalan yang banyak untuk Arsya.
Arsya pun mulai mencoba menciptakan inovasi baru. Dia menciptakan beberapa alat canggih dari uang yang dia peroleh. Dan ciptaannya itu berhasil dan banyak yang menginginkan alat-alat tersebut. Hingga kini umurnya yang menginjak 4 tahun, dia sudah sangat dikenal beberapa badan intelijen, militer maupun dunia bawah. Dan Arsya tidak pernah menggunakan namanya. Dia selalu menggunakan nama samaran agar tidak ada orang yang mengetahuinya, termasuk keluarganya.
Sepeninggal Ajeng pergi, Arsya dengan segera mengambil laptopnya kembali dan melakukan negosiasi dengan seseorang di sana.
cuma karena mau ars nikah, dengan alasan pesan terakhir, tapi gak mikirin perasaan lexa...