Bella nekad menjual kehormatannya demi membiayai adiknya yang sakit dan mengharuskan dioperasi, dia menjajakan dirinya disebuah bar, setelah dia mendapatkan seseorang yang mau membayarnya dengan mahal, tiba tiba Bella berubah fikiran, dia tidak ingin menjual kehormatannya, namun semua sudah terlambat pria itu tidak mau melepaskan Bella, hingga akhirnya terjadilah peristiwa yang memilukan tersebut, hingga akhirnya timbul kebencian dihati Bella pada pria tersebut.
mampukah Bella membalas dendamnya? atau malah dia akan jatuh cinta pada pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
" ini.. "
Jhon yang melihat Kai sedang memegang sebuah foto akhirnya dengan cepat mengambil foto tersebut dan memasukkannya kedalam file.
Tuan jangan sembarangan menggeledah tas tuan Max, kalau sampai ketahuan bisa celaka anda.
Ucap Jhon sambil memasukan barang barang yang tadi Kai bongkar dan kemudian menyimpan sling bag tersebut.
" Jhon jelaskan padaku siapa sebenarnya gadis itu, kenapa Max menyimpan foto gadis tersebut " tanya Kai penasaran begitu pula dengan Martin.
Jhon menceritakan gadis yang ada di foto tersebut, dia adalah Arabella Jelita.
Awal pertemuan Max dengan gadis kecil itu, dan Jhon juga menceritakan kalau Max selama dua tahun ini selalu mencari cari gadis tersebut.
Tapi nihil dia tidak bisa menemukan gadis tersebut.
Hari dimana dia datang ke club untuk menjual diri, itu adalah pertama kalinya dia datang, dan keesokan harinya gadis itu tidak pernah datang lagi.
" itulah selama ini si bos tidak pernah bermain perempuan lagi dua tahun belakangan ini, karena dalam fikirannya hanya ada gadis itu " ungkap Jhon
Kai mulai berhalusinasi, dia membayangkan Max yang dingin dan selalu menampilkan wajah datarnya akan mengalami yang namanya jatuh cinta.
Dia tidak menyangka kalau Max bakal mengalami yang namanya buncin.
Kai terkekeh sendiri membayangkannya.
Bella sudah bersiap untuk tidur, namun sebelum dia tidur dia merapihkan buku buku yang akan dibawa olehnya ke kampus esok hari.
Tok.. tok..tok..
Pintu kamar Bella diketuk oleh seseorang dari luar.
" ck... siapa sih nggak tau apa ini sudah malam " Bella berusaha untuk mengabaikan ketukan tersebut.
Tapi setelah beberapa kali ketukan akhirnya dia membuka pintu tersebut.
Disana terdapat Vegas yang berdiri sambil tersenyum dan ditangannya dia membawa segelas susu coklat.
" minum dulu susu nya sebelum tidur, biar kamu bertambah tinggi "
" ck.. kamu fikir aku anak kecil " Vegas terkekeh saat melihat Bella cemberut dia merasa gemas sekali.
" sudah cepat minum susu nya " Vegas menyodorkan susu tersebut pada Bella, dan Bella langsung meminum nya hingga tandas.
" sudah sekarang kamu pergi sana aku mau tidur " ucap Bella sambil mengembalikan gelas kosong pada Vegas.
Vegas mengacak rambut Bella dengan lembut dan juga tersenyum manis kearah Vella.
" anak pintar " Bella tertegun saat Vegas mengacak rambutnya, ada rasa kehangatan yang dia rasakan, dan juga kerinduan pada seseorang.
Entah kenapa tiba tiba saja Bella menjadi teringat akan ibunya yang sudah meninggal.
Sejak kecil sebelum tidur ibunya selalu memberikan dia susu agar dia tumbuh tinggi, dan setelah menghabiskannya ibu nya akan selalu memujinya dengan berkata " anak pintar "
" baiklah kalau begitu istirahat lah, lain kali jika kamu ada masalah atau ada kesulitan, kamu bisa cerita sama aku, apapun itu aku akan berusaha untuk membantu mu. " Vegas begitu baik dan terlihat tulus, apakah memang seperti itu adanya.
Eh.. tapi dia kan bersaudara dengan ibu Melisa sudah pasti dia akan baik.
" heum... ya sudah kalau begitu aku akan istirahat dulu, selamat malam " Bella langsung menutup pintu nya tanpa ada jawaban dari Vegas.
Bella langsung naik ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya.
Beberapa saat kemudian rasa kantuk itu menyerang, pada saat dia mulai terbawa alam mimpi, tiba tiba saja suara dering ponsel nya terdengar.
Dia sangat kesal dan juga marah sekali karena tidurnya terganggu, dia mengira pasti ini Andika yang menelpon karena hanya dia satu satunya orang yang berani menelponnya tengah malam.
Bella mencoba untuk mengabaikan telpon tersebut, namun suara telpon tidak berhenti hingga akhirnya dia mengangkat telpon tersebut dengan kesal sekali.
" hallo Dika lu ingin mati ya, kenapa lu mesti ganggu tidur gue sekarang sih, gue ini lagi mimpi sedang berciuman dengan cowok ganteng, kenapa lu gangguin gue sih.
Lu kan tahu sendiri dalam dunia nyata gue itu itu jomblo, setidaknya biarkan gue punya pasangan pas lagi mimpi, sekarang lu bilang ada apa, awas aja lu kalau nggak penting " kesal Bella.
" siapa pria tampan itu " terdengar suara Barito dari sebrang telpon sana.
Bella merasa kaget dia seperti mengenal suara itu, tapi dia yakin itu bukan suara Andika.
Dia menjauhkan ponsel nya dari telinganya dan melihat nama siapa yang tertera dalam layar ponselnya.
Tapi ternyata tidak ada namanya, hanya nomor saja.
Kemudian Bella mendekatkan lagi ponselnya ke telinganya.
" hallo.. ini siapa ?? "
" pria tampan mana yang ingin kamu cium " tanya orang itu dengan nada sedikit keras.
" kamu ini siapa?? Malam malam telpon kamu nggak ada kerjaan ya selain gangguin orang. " Bella hendak menutup sambungan telpon tersebut, namun dengan cepat orang itu menyebutkan namanya.
" aku Max " untuk sesaat Bella tertegun mendengar orang tersebut menyebutkan namanya.
Max.. apakah yang dimaksud orang itu adalah paman Max si ketua gangster dan mafia itu, pria yang seperti mesin pembunuh.
" Pa.. paman Max " cicit Bella
" apa benar ini paman Max, jangan jangan kamu penipu lagi yang mengaku ngaku sebagai paman Max " Max yang mendengar hal itu langsung terbahak, menurutnya gadis kecil ini sangat menggemaskan dan sangat menghibur.
" tentu saja aku Max, apa kamu tidak percaya padaku?? Memangnya ada berapa Max yang kamu kenal di dunia ini ?? " Bella masih terdiam tak ingin bicara.
" kalau kamu masih tidak percaya sebaiknya kita video call saja " Max merubah panggilannya dari voice call menjadi video call.
Dan dengan cepat Bella mengangkat panggilan video call tersebut.
Kemudian terlihatlah wajah tampan dan super cool nya Max.
" bagaimana apa kamu percaya sekarang, heum.. " ucap Max sambil tersenyum.
Dia sangat bahagia bisa melihat wajah perempuan yang selama ini diam diam cintai dan dia rindui selama dua tahun lebih.
" I.. iya ternyata benar ini paman Max, paman tahu dari mana no ponsel ku, seingat saya..saya belum memberikan no ponsel saya pada paman " ucap Bella ragu.
" Ara.. kamu lupa siapa saya?? Saya bisa mendapatkan informasi apapun yang saya mau, apalagi kamu itu bukan dokumen rahasia negara, sangat mudah bagi saya buat mencari informasi tentang kamu " mendengar hal itu Bella tersenyum kecut.
Namun beberapa detik kemudian dia terkejut saat teringat Max memanggil dia dengan sebutan Ara.
Apa paman Max juga tahu nama lengkapnya?? Ara itu adalah nama panggilan nya saat masih kecil oleh ibunya yang sudah meninggal.
Semenjak ibunya meninggal tidak pernah ada orang lain lagi yang memanggilnya seperti itu, apalagi Bella tidak mengizinkan siapapun untuk memanggilnya dengan sebutan Ara.
Tapi paman Max...
Entah kenapa dia senang ketika si bos mafia itu memanggil namanya dengan sebutan Ara.
" ada apa paman menelpon ku malam malam?? Apa ada urusan penting, sebaiknya cepat katakan karena besok saya ada jadwal kuliah pagi " ucap Bella dengan ketus.
" bugatti "
/Good//Good//Heart//Heart/💪💪💪....Lanjutt.....