Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebelum Terlambat
Davin turun ke lantai bawah dengan langkah kaki tegap dan penampilan yang sudah rapi.Davin menatap meja makan dengan ekspresi yang sulit untuk di terjemahkan.Davin tampak terdiam mengawasi sekitar lantai bawah mencari sosok yang sangat ingin dia temui.Davin tahu banyak hal yang telah terjadi di antara mereka.dia sudah tidak bisa lagi menahan diri untuk menjelaskan semua nya kepada Mala.
Sekarang Davin berada dalam dilema besar yang sudah dia ciptakan sendiri.pria itu berdiri di antara dua pilihan yang masih abu-abu.mempertahankan pernikahan dan anak nya berarti dia harus melupakan Desi untuk selama nya.belum lagi kedua orang tua nya sangat menyayangi Mala seperti anak mereka sendiri,dan kalau pun dia nekat berhubungan dengan Desi,yang ada Davin akan di musuhi oleh semua keluarga nya.
Namun bagi nya tak semudah itu melupakan Desi yang merupakan cinta pertama nya, walaupun wanita itu sudah semakin berumur tetapi Davin tetap saja menaruh rasa terhadap wanita itu.entah pelet apa yang di gunakan oleh Desi sampai membuat Davin begitu memuja nya, padahal mereka tak pernah berkencan atau apa lah nama nya.dari dulu Davin seolah yakin kalau Desi adalah jodoh nya.
Davin tak bisa berpikir jernih saat ini.yang dia tahu dia hanya tidak ingin membuat Mama nya kecewa dengan kelakuan nya.susah payah dia belajar dunia bisnis sampai sukses mengganti kan posisi ayah nya demi menggait wanita idaman nya.namun di persimpangan jalan di paksa harus berbelok arah.
Di sisi lain naluri nya sebagai seorang ayah dan seorang laki-laki yang selalu di ajarkan rasa tanggung jawab menggedor batin dan jiwa Davin untuk melindungi istri serta anak nya.apalagi kata-kata sindiran yang Mala ucapkan kepada nya membuat Davin sangat tersudut . selama menikah belum pernah Davin berjuang untuk keinginan Mala dan anak mereka.
" Mala di mana Bi?" tanya Davin kepada salah satu asisten rumah tangga,di meja makan hanya ada Sasa dan juga Ray.
Padahal tadi Mala sudah turun terlebih dahulu dengan sangat tergesa-gesa.
Sasa dan Ray sontak saja menatap kesal ke arah Davin.dia yang suami Mala malah bertanya kepada orang lain.suami macam apa ini? Ray yang malas berdebat dengan Abang pertama nya langsung bangkit tanpa menghabiskan sarapannya di ikuti juga oleh Sasa.bahkan kedua nya pergi tanpa berpamitan kepada Davin, sungguh kompak sekali si kembar jika sudah menyangkut tentang Mala.
Davin menatap tajam kedua adik nya, sekarang dia sedang malas berdebat.si kembar bisa lolos tapi tidak untuk hari esok.
" Mbak Mala sudah pergi tadi Mas,kata nya mau sarapan di rumah orang tua nya saja."jawab Bi Inah.
Davin mengeluarkan ponsel dari saku celana dan berniat untuk menghubungi Mala.meski sudah sering Mala pergi tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada nya, berbeda dengan kali ini.Davin merasa perbedaan nya.ada sesuatu yang kosong dalam hidup nya jika tidak melihat Mala di depan mata.
Ternyata ada satu pesan yang Mala kirim untuk nya dan bodoh nya dia malah tidak menyadari akan pesan itu.
"Aku mau pergi ke rumah orang tua ku, mungkin sampai malam atau bisa jadi menginap."Davin tentu saja tidak akan mempermasalahkan jika Mala ingin menginap di rumah mertua nya.tapi dia pun harus ikut,Davin akan memberi kejutan untuk istri nya itu .
Davin kembali terdiam,loh kenapa dia bisa bersemangat sekali? Padahal selama ini Davin bahkan tak pernah mencari Mala dan justru senang jika Mala tidak ada di samping nya.apa perasaan dingin itu perlahan-lahan sudah menghangat?
" Iya,jangan lupa sarapan dan minum susu hamil nya." lagi dan lagi Davin tak mengerti dengan diri nya sendiri,selama ini hubungan mereka dingin.bahkan Davin tak membalas pesan dari Mala.tapi kali ini dia mengetik pesan balasan itu sambil tersenyum membayangkan wajah kesal Mala yang menurut nya sangat lucu sekali.
Di tempat yang berbeda,Mala memasuki rumah orang tua nya dengan hati yang senang.
Begitu masuk ke dalam ,Mala di sambut heboh oleh kedua orang tua nya.sadar jika Mala sedang hamil.Bunda Endah langsung mengajak putri kesayangan nya untuk sarapan bersama karena dia yakin Mala pasti belum mengisi perut nya.
Bunda Endah juga tidak lupa mengingat kan Mala untuk meminum susu hamil nya agar calon cucu nya sehat.
" Ayah tumben belum berangkat ke pabrik?" tanya Mala ketika melihat Ayah nya masih berada di rumah padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.
Ruli dan Endah saling berpandangan, mereka belum sempat menceritakan semua nya kepada Mala, seperti nya Mala pun belum mendengar perubahan ini dari kedua mertua nya.pokok nya semenjak Mala resmi menikah dengan Davin . perlahan kehidupan keluarga mereka berubah.awal nya Ruli ingin menolak tawaran dari besan nya,namun mengingat usia nya yang sudah tidak muda lagi.Ruli akhirnya memutuskan menerima tawaran itu.sekarang toko sembako milik Ruli semakin berkembang pesat dan sudah memiliki banyak pelanggan.walaupun baru memulai berbisnis tetapi toko milik Ruli mampu bersaing di pasaran.semua berkat bantuan dari besan nya.Al juga lah yang mengajari Ruli cara berbisnis.semua yang Al lakukan terhadap keluarga Ruli sebagai bentuk permintaan maaf nya atas apa yang sudah Davin lakukan terhadap anak mereka.
" Ayah...Bunda...Kenapa malah lihat-lihatan kayak gitu?" tanya Mala tak sabaran.
" Ayah mu sudah tidak bekerja di pabrik lagi sayang,kita sudah punya usaha toko sembako." jelas Endah sambil tersenyum.Endah kembali melanjutkan cerita nya di mana mertua Mala terlibat dalam perubahan ini.
Mala tersenyum manis,di balik senyum manis itu menyimpan sejuta beban dan tanya.kalau sudah seperti ini bagaimana bisa Mala mundur dari pernikahan nya? Keluarga Darwis benar-benar sudah mengikat mereka dan Mala semakin ragu untuk mengatakan niat nya kepada kedua orang tua nya.apalagi wajah Ayah nya terlihat bahagia sekali ketika menceritakan bisnis baru ini.Mala tidak sanggup menghancurkan kebahagiaan itu.jika sampai Mala ngotot minta cerai, pasti toko sembako itu akan di tarik kembali oleh keluarga Darwis, begitu lah isi pikiran Mala padahal kenyataannya tidak lah seperti itu.
Mala menggerutu kesal dalam hati.kenapa dia tidak di beritahu ketika toko itu akan di buka?Haruskah Mala bertahan lebih lama lagi dalam kubangan penderitaan ini, bukan untuk anak nya saja tetapi kedua orang tua nya juga .Mala merasa kasihan kalau Ayah nya harus kembali bekerja di pabrik dengan upah yang tidak seberapa.
Ahh...Mala berteriak dalam hati nya.Mala melampiaskan rasa kesal nya itu dengan melahap habis isi piring yang ada di atas meja makan.
Sore hari nya,ketika Mala merasa bosan berada di rumah seorang diri .sementara Ayah dan Bunda sedang mengawasi toko, akhirnya Mala memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan.Mala sudah berpamitan kepada orang tua nya.lalu pergi dengan menaiki ojek online.sungguh ajaib sekali menantu keluarga Darwis ini, walaupun sudah punya banyak uang tetap saja tidak merasa gengsi dan wajah nya terlihat begitu ceria.
Mungkin kalau wanita di luar sana ,akan merengek minta di beli mobil baru,tapi tidak dengan Mala apalagi dia melihat pernikahan nya yang dingin dan tak harmonis,Mala merasa sungkan untuk melakukan itu.
Saat ini tidak ada teman yang bisa Mala ajak jalan-jalan bersama untuk menemani kesendirian ini,Mala sudah terlanjur menutup diri tidak ingin kehamilan mendadak nya ini menjadi bahan gosip untuk teman seangkatan.
Di tengah perjalanan Mala melihat ada anak kecil yang sedang bernyanyi di tepi jalan.Mala mengambil selembar uang seratus dari dalam tas nya lalu memberikan uang tersebut kepada anak kecil itu.Mala tentu tidak ingin anak nya nanti mengalami nasib yang sama seperti yang dia lihat barusan.
Lampu merah sudah berganti warna.Mala hampir sampai di tempat tujuan.di saat seperti ini kartu sakti pemberian Davin sangat bisa di andalkan.walaupun sangat membenci pemilik nya tetapi Mala tetap akan menggunakan kartu pemberian Davin.
" Kamu suka kan sayang di bonceng sama om ini?" kata Mala mengajak berbicara anak nya.
Dalam hati sangat berharap kalau apa yang dia lakukan tidak akan menjadi masalah besar bagi mertua serta pria yang berstatus sebagai suami nya,hanya status saja sebagai suami tapi tidak dengan urusan hati dan perasaan.
Niat Mala datang ke mall ini hanya ingin mengusir rasa bosan nya saja,jika ada sesuatu yang menarik maka dia akan membeli nya.
Dan benar saja,baru beberapa langkah berjalan.Mala sudah tertarik dengan gerai ice cream.antrian ice cream ini sangat panjang sekali.Mala yang sangat menginginkan makanan manis itu pun ikut mengantri.
Dari arah sudut mall,anak buah Al merasa kasian melihat Mala harus mengantri,mereka ragu menghampiri Mala dan mengganti kan wanita itu mengantri.tetapi penyamaran ini tidak boleh ketahuan.meski tanpa mereka ketahui kalau Mala sudah tahu jika ada orang yang mengikutinya.
Setengah jam kemudian Mala sudah mendapatkan apa yang dia inginkan, sambil duduk di salah satu kursi yang sepi,Mala menikmati ice cream yang memiliki topping yang melimpah.setelah menghabis kan Ice cream nya tadi,Mala kembali melanjutkan perjalanan dan kali ini tujuan nya adalah membeli baju daster dan baju kaos berukuran besar.
Mala membeli banyak jenis baju daster dan baju lain nya. Setelah di rasa cukup lalu Mala mengantri dan membayar belanjaan dengan menggunakan kartu sakti nya.
" Beneran nggak apa-apa kan Aku pakai uang nya?" gumam Mala sambil menatap hasil belanjaan nya.
" Aku pengen makan itu." kata Mala lirih sambil menatap penuh minat salah satu restoran yang sedang ramai pengunjung dan di depan restoran itu tertulis juga jenis makanan yang mereka sediakan.
Mala melangkah masuk ke dalam restoran sambil menenteng tas belanjaan.Mala sengaja memilih duduk di dekat pintu agar tidak perlu berjalan lebih jauh lagi,dia sudah sangat kerepotan membawa belanjaan nya ini dan seperti nya Mala tidak akan membeli apapun lagi.
Mala sedang menunggu pesanan nya,suara yang cukup familiar datang memanggil nama nya membuat Mala mendongak dengan wajah ceria dan nyaris berteriak jika Candra tidak cepat-cepat membekap mulut nya.
" Abang di sini juga?" tanya Mala polos padahal Candra sudah mengikuti nya sejak tadi.
" Iya ,tadi habis ketemu sama teman dan nggak sengaja melihat Kamu yang sedang sendirian." sahut Candra sambil tersenyum hangat.
Siapapun yang melihat nya pasti akan meleleh termasuk juga Mala,tapi dia sadar tidak boleh memelihara rasa suka kepada pria lain karena sudah menikah, sekalipun pernikahan ini tak harmonis tetapi Mala tetap saja tidak berani berkhianat.di antara Davin dan Candra memang sama -sama tampan .beda nya Candra bisa memperlakukan Mala dengan baik dan sangat berbanding terbalik dengan Davin.
" Abang mau pesan apa,tadi Aku udah pesan duluan." kata Mala lagi dan sekarang dia punya teman untuk makan.
Candra memanggil karyawan wanita dengan semangat empat lima, tidak sia-sia dia pulang cepat dari rumah sakit ketika Mama nya mengabari kalau Mala sedang berada di rumah masa kecil nya.begitu Candra datang ternyata Mala malah akan pergi.Candra yang tidak mengenal kata menyerah pun terus mengikuti Mala, walaupun sempat di warnai kehilangan jejak sebelum akhirnya bertemu lagi dengan sahabat masa kecil nya ini.
" Pelan-pelan makan nya." kata Candra mengingat kan dan membantu mengelap sudut bibir Mala yang kotor.
" Ah iya.habis nya makanan ini enak banget." sahut Mala tanpa merasa jaim sedikit pun.
Al yang sudah melihat video kiriman dari anak buah nya,tanpa pikir panjang bergegas mengirim kan video ini kepada Davin.dia hanya ingin membuka mata putra nya.mulut nya sudah terlalu lelah untuk mengingat kan Davin.mungkin saja dengan cara seperti ini mata hati Davin bisa terbuka dan syukur - syukur menyusul Mala ke sana.
" Semoga saja Kamu belum terlambat." batin Al memejamkan mata yang terasa sangat lelah.
Bersambung...
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.