Ambil Saja Suamiku

Arga berjalan ke mobilnya, ia sengaja menghindari Kiran hari ini , tanpa ia tau Kiran mengikutinya diam - diam.

Ketika Arga membuka pintu mobilnya, setengah berlari Kiran mendekat dan langsung masuk ke dalam mobil Arga.

Arga cukup kaget dengan orang yang tiba - tiba masuk begitu saja ke dalam mobilnya, ia kira akan di rampok.

" Ngapain kamu ?". Arga memandang tidak suka pada istri sirinya itu.

" Ikut Mas Arga pulang lah , apalagi ".

" Turun !!!".

" Enggak mau ". tolak Kiran.

" Turun Kiran , atau aku seret kamu !".

" Mas !! aku ini istri kamu ingat itu , tadi pagi Mas sudah tega ninggalin aku , sekarang mau di tinggal lagi ".

" Aku mau ke rumah Nina , Ran....mengertilah ".

" Aku ikut kalau gitu ".

" Tidak bisa Ran , aku mau bicara berdua dengan istriku ".

" Aku tidak bisa membiarkan suamiku berbicara berdua dengan wanita lain Mas ,lagi pula Mas sudah menceraikan Nina , kalian sudah bukan suami istri lagi , jadi aku berhak ikut agar tidak terjadi fitnah ".

Arga tertawa lirih , menimbulkan fitnah katanya , sepertinya Kiran lupa , kalau dirinya yang sudah lebih dulu mendekati laki - laki beristri.

" Orang - orang belum tau kalau aku dan Nina sudah bercerai , aku hanya menalak satu padanya , seperti katamu kemaren , aku masih bisa kembali pada Nina , dan aku akan memperjuangkan untuk kembali menjadi suami Nina ".

" Tidak bisakah Mas Arga menjadikan aku istri sah Mas Arga satu - satunya, apa hebatnya si Nina itu sampai Mas masih mau memperjuangkannya ".

" Karena aku mencintainya, kamu itu hanya sebatas istri siri ku , jangan merasa seolah aku ini milikmu dan bisa kamu kendalikan , ingat Ran aku bisa membuangmu kapan saja aku mau ".

Kiran menciut , ini yang ia takutkan , Arga bisa meninggalkannya dengan mudah , ia hanya istri siri , cukup mengatakan kata cerai saja mereka akan berpisah, apalagi jika Arga tau rahasianya, karena itu sebisa mungkin ia tidak akan membuat Arga marah.

" Maaf Mas , aku salah......aku boleh ikut ya , aku janji hanya akan berdiam diri di mobil ".

Arga terdiam, mau bagaimanapun ia sudah menikahi Kiran , bahkan sampai beberapa bulan ini Kiran-lah yang menghangatkan ranjangnya.

" Baiklah , janji... kamu tidak akan ikut campur dengan urusanku, kalau tidak aku......".

" Iya Mas iya , aku janji , kalau perlu nanti aku akan bersembunyi supaya Nina tidak melihat aku ".

Akhirnya Arga dengan terpaksa mengajak Kiran ke rumah Nina. Mendengar suara mobil berhenti , Nina langsung melihat keluar.

" Mau ngapain Mas Arga datang kemari , sampai hati ia membawa Kiran juga , apa mau menunjukan padaku kalau mereka suami istri yang bahagia, berangkat dan pulang kerja selalu bersama ".

Namun percuma saja ,meski Kiran tidak ikut turun , Nina sudah melihatnya dari balik jendela.

Nina langsung keluar rumah dan mengunci pintunya. Arga tersenyum hangat melihat Nina sudah berdiri di teras, ia pikir istri yang sebentar lagi akan jadi mantan itu menyambut kedatangannya.

" Sayang.....kamu menyambutku ?". Ucap Arga.

Hah....apa ia tak salah dengar, percaya diri sekali si Arga ini.

" Tidak Mas , aku di sini agar kamu tidak lagi masuk ke dalam rumahku , aku tidak mau ada fitnah Mas , status kita sudah beda ".

" Kenapa kamu berkata seperti itu Nin , aku kemari ingin membicarakan kelanjutan hubungan kita Nin ".

" Hubungan kita sudah selesai saat Mas Arga mengucap kata talak padaku ".

" Kita masih bisa bersama Nin , ayo kita rujuk....aku menalak kamu kemaren karena terpaksa saja , agar masalahnya cepat selesai , aku masih sangat mencintai kamu Nina ".

" Tapi aku tidak bisa kembali padamu Mas , kamu sudah berdosa menyakiti hatiku Mas ".

" Aku tidak berdosa karena aku tidak berzina , aku dan Kiran menikah siri , kalau itu menyakiti hati kamu , maafkan aku Nin , tapi tak bisakah kamu menerima Kiran sebagai madumu ?".

" Aku tidak punya hati sebaik itu untuk berbagi suami Mas , jadi biar aku yang mundur , Mas cocok dengan Kiran , ia juga pekerja kantoran seperti Mas Arga, tidak seperti aku wanita rumahan yang tidak bisa dandan ".

" Pulanglah Mas , tempat kamu bukan di sini , kasihan tuh Kiran pasti lelah nungguin kamu dari tadi ".

" Aku mau tidur di sini , Aku masih punya hak atas rumah ini Nin ".

" Mas lebih baik pulang , atau Mas akan malu karena akan di usir oleh para tetangga ku !".

" Maksudnya?".

" Aku sudah lapor sama Pak Rt kalau kita sudah bercerai Mas ".

" Apa mereka akan percaya?".

" Tentu saja , ada Nur sebagai saksinya , ditambah ada videonya saat Mas menalak aku ".

" Apa tidak.bisa di bicarakan baik - baik Nin , aku tidak ingin berpisah dengan kamu Nin ". Suara Arga mulai lembut.

" Maaf Mas , pulanglah....aku mohon ".

" Baik , kali ini aku mengalah ,aku akan pulang tapi besok aku akan kesini lagi ".

" Terserah Mas saja , mau sekarang maupun besok keputusan aku masih tetap sama ".

Arga berjalan gontai menuju mobilnya.

" Oh ya Mas ". ucap Nina membuat Arga kembali berhenti dan menoleh ke arahnya.

" Iya sayang , apa kamu berubah pikiran ".

" Aku sudah mengirimkan semua pakaian Mas Arga ke rumah Kiran " Nina berbalik masuk ke dalam rumah dan menguncinya, ia tidak mau lagi menanggapi Arga .....ia lelah.

Di dalam mobil Kiran tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya.

Bagus begitu Nin , kamu harus menolak Mas Arga ku .

Begitu Arga masuk mobil, Kiran merubah raut wajahnya menjadi sendu , " Mas bagaimana?".

" Nina masih marah padaku , kita pulang saja dulu, besok aku akan kembali lagi membujuknya ".

Sampai di rumah Kiran , Mata Arga membulat, melihat ada koper dan beberapa kardus, ia yakin itu berisi pakaian dan barang - barang miliknya.

" Rupanya ia tidak bercanda ". Gumamnya.

" Mas , apa Nina benar - benar mengusir kamu , ternyata ia tidak sebaik yang aku fikirkan ".

Arga terdiam , pikirannya kacau karena penolakan Nina di tambah semua bajunya sudah di kirim ke rumah Kiran , dia kini tidak ada alasan lagi untuk bisa menginjakan kakinya di rumah Nina meski hanya sekedar alasan akan mengambil baju atau barang miliknya.

" Seharusnya dia yang pergi dari rumah itu, Mas lebih berhak.....Kok Mas Arga diam saja sih , jangan mau di injak - injak oleh Nina Mas !".

" Diam kamu Ran , kepalaku pusing mendengarkan semua ocehan kamu, mending kamu bawa masuk barang -barang aku ke dalam rumah, aku lelah, aku mau istirahat sebentar ". Arga meninggalkan Kiran dengan segala sumpah serapahnya.

" Yang benar saja , badanku bisa pegal - pegal kalau harus mengangkat ini semua ".

Kiran menyuruh tetangganya yang seorang laki - lali untuk menbantunya , tentu saja itu tidak gratis , Kiran harus mengeluarkan uang untuk itu.

" Sial banget, tadi pagi sudah mengeluarkan uang untuk naik ojek....sekarang buat bayar orang....rugi besar aku ".

Berdambung.....

Like..

Comment.....

Vote.....

Terima kasih 🙏🙏🙏