NovelToon NovelToon
Lorong Tak Berujung (Endless Aisle)

Lorong Tak Berujung (Endless Aisle)

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Putri cobain 347

Lorong tak berujung


Kisah ini menceritakan tentang perjalanan ke lima sahabat yang ingin mencari popularitas di dunia Chanel YouTube.

Keinginan yang tinggi ini, membuat mereka nekad masuk ke dalam lorong yang disebut angker dan konon tidak berujung.

"Nekad yang berujung maut",
Simak dan baca kisahnya di karya ku yang berjudul:

"Lorong tak berujung"
karya putri cobain

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tumbal ke tiga Nyi Sunter

20 Tumbal ketiga Nyi Sunter

Kala itu, Sunter sedang berjalan ke desa Muara, dia ingin mencari tumbal berikut nya.

"Sunter,, kamu tumben sekali kesini."

Tanya Makmur yang berjalan bersama dengan Juned.

"Hahaha, pasti sedang mencari Sastro, aduhhh,,, kasihan sekali kamu Sunter."

Ujar Juned yang menertawakan Sunter.

Sunter ingin sekali marah pada mereka berdua, hanya saja, amarah nya dia tahan karena dia ingin membalas mereka dengan cara yang dimiliki nya.

"Aku sudah melupakan Sastro, aku cantik dan aku juga sexi, aku pasti bisa mendapatkan yang lebih dari Sastro."

Jawab Sunter yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Sialan, kenapa harus berdua, sudah tahu, jika tumbal ku hanya butuh satu orang bodoh seperti kalian."

Ucap Sunter dalam hati nya.

Setelah berjalan cukup jauh, dan hampir putus asa karena tak ada satu pun pemuda yang bisa dia jadikan tumbal untuk hari ini.

Dalam perjalanan itu, Sunter pun akhirnya menemukan Saepudin yang sedang mencari rumput untuk pakan ternak tetangga nya.

"Apa Saepudin saja, tapi dia anak yang baik, mana tega aku menjadi kan dia sebagai tumbal ku."

Ujar Sunter yang masih memiliki sisi kemanusiaan.

Waktu pun terus berjalan, sore pun akan berganti malam, mau tidak mau, Sunter pun akhirnya memilih Saepudin untuk di jadikan tumbal ketiga nya.

"Asep,,lagi apa, sudah sore, pamali kalau anak bujang masih keluyuran di luar."

Ujar Sunter yang menyapa Saepudin yang biasa dipanggil Asep.

"Iya sun, hari ini, aku sedang tidak bersemangat, seperti ada sesuatu yang akan terjadi."

Jawab Asep yang berjalan mendekati Sunter.

"Ayo pulang, biar aku bantu bawa rumput nya."

Ujar Sunter yang berpura-pura baik pada Asep.

Sore itu pun mendadak turun hujan, membuat mereka berdua harus mencari tempat untuk berteduh sebentar.

"Asep,, rumah kamu masih jauh, sebaik nya kamu ikut ke rumah ku saja."

Ujar Sunter yang membiarkan tubuh nya kebasahan terguyur hujan.

"Aduh,, nggak enak Sun,,apa kata orang nanti."

Jawab Asep yang sempat menolak.

"Sudah, warga si kampung Angka tidak seperti warga di kampung Muara, coba saja kamu ikut sekali saja."

Ajak Sunter yang merapikan rambut nya yang panjang terurai.

Akhirnya, Asep pun mengikuti saran dari Sunter dan berjalan bersama menuju kerumah Sunter yang berada di kampung Angka, kampung yang penuh dengan misteri.

"Aduh,, rumah kamu besar sekali Sunter, ternyata kamu orang kaya di sini."

Ujar Asep yang takjub melihat rumah Sunter yang berdiri megah.

Padahal, jika di lihat dengan kasat mata, rumah itu bukan lah rumah, melainkan sumur tua yang disebut-sebut sebagai lorong yang tak berujung.

Sumur itulah yang dicari oleh Luna, Reno, Aska, Aldi dan Adi, dan bukan sumur melainkan lorong yang tak berujung yang disebut-sebut oleh warga sekitar.

"Duduk lah Asep, aku akan mandi sebentar, kata orang tua jika terkena air hujan, sebaiknya mandi walau hanya sebentar."

Ujar Sunter yang melihat wajah Asep yang begitu polos nya.

"Maaf Asep, aku tidak ada pilihan lain, maaf jika aku memilihmu menjadi pengikut setia ku."

Ujar Sunter yang mulai melakukan ritual yang seperti biasa dia lakukan.

Asep pun melihat pemandangan yang seharusnya tidak dia lihat, terpaku pada Sunter yang begitu terlihat sangat cantik dan menawan.

Seperti biasanya, Asep pun mulai merasakan hawa panas dalam tubuh nya, menyerang nya hingga membuat nya tidak berdaya.

Asep pun langsung berlari ke luar rumah Sunter, karena merasa tidak sopan jika harus meminta tolong pada Sunter yang sedang mandi.

Tak lama kemudian, warga pun dikejutkan dengan penemuan mayat Asep, yang ditemukan tidak jauh dari sawah yang biasa Asep mengambil rumput untuk pakan ternak tetangga.

"Asep,,, hidup mu sungguh malang, sudah ditinggal orang tua, kini kamu harus meninggal dengan cara yang tragis seperti ini."

Ujar Tetangga yang memang suka menyuruh Asep untuk mencari rumput.

"Sepertinya Asep kena petir atau asep terlalu lama kedinginan."

Ujar warga yang hanya menduga dengan penyebab kematian Asep.

Sunter pun langsung bergegas menuju kampung Muara, karena tugas nya adalah melihat kondisi tumbalnya sebagai syarat dari salah satu ritual nya.

"Sunter, apa kamu melihat Asep waktu hujan tadi?."

Tanya Sastro pada Sunter.

"Aku baru pulang dari kampung sebelah, aku kebetulan lewat ke sini."

Jawab Sunter tanpa dosa.

"sepertinya sedang ada yang melakukan ritual, sebaiknya kamu coba lihat Darmadji, aku takut dia lah pelakunya."

Ujar Sastro yang menduga jika pelakunya adalah Darmadji.

"Aku tidak berani Sas, aku mau jika kamu mau menemani aku kesana."

Jawab Sunter yang justru terlihat menggoda Sastro.

"Aku tidak mungkin pergi dengan kamu, apa lagi, Nyi Mas sedang hamil besar."

Ucap Sastro yang menolak pergi bersama dengan Sunter.

"Masa sih, kamu tidak mau pergi dengan aku, apa salahnya, kita hanya memastikan apa yang dilakukan Darmadji bukan?."

Ujar Sunter dengan wajahnya yang cantik dan menarik setiap laki-laki yang melihat nya.

"Sudah Sunter, jangan terus menggoda ku, aku sudah punya istri, sebaiknya kamu ingat itu."

Ujar Sastro yang langsung marah pada Sunter.

Sunter menatap tajam mata Sastro, tatapan nya penuh dengan dendam pada Sastro.

"Aku tidak akan pernah menyerah Sastro, aku tidak akan pernah merelakan kamu bersama dengan Nyi Mas selama nya."

Ujar Sunter yang masih tetap pada pendiriannya.

"Wanita gila kamu Sunter, berdosa jika kamu sampai menyakiti Nyi Mas."

Ucap Sastro yang tidak terima pada ucapan Sunter tentang dirinya.

Waktu pun terus berjalan, kini malam pun tiba, Sunter pun kembali pulang ke rumah nya.

"Sunter,, kenapa kamu tega pada ku."

Ujar Asep yang tiba-tiba ada di depan mata nya.

"Asep,,, maaf kan aku, aku tidak ada pilihan lain saat itu."

Jawab Sunter yang mengetahui jika Asep kini menjadi pengikut nya.

Tak lama kemudian, Nyi Dasima pun datang dan langsung menyerat tubuh Asep Saepudin.

"Sunter, kamu jahat sekali, kamu jahat Sunter,,,."

Teriak Asep yang begitu sedih menyayat hati Sunter.

Nasi sudah menjadi bubur, Sunter tidak bisa lagi mundur, dia harus menjadi wanita yang kejam sekalipun jika masih tetap menginginkan Sastro.

Malam pun berganti pagi, Sunter tidak mau salah memilih tumbalnya, sehingga dia pun memilih pergi pada waktu pagi.

"Aku ingin memilih Juned Kalau tidak makmur juga tidak masalah."

Ujar Sunter yang sedang melihat situasi di kampung Muara.

Sunter memilih tempat yang sepi, agar apa yang sedang dilakukan nya, tidak dilihat oleh warga yang melintas, apa lagi jika terlihat oleh Sastro, biasa berantakan apa yang sedang dia kerjakan.

"Juned,, bilang apa kamu kemarin?."

Tanya Sunter yang melihat ke arah sekeliling nya.

"Bukan aku Sun, si Makmur itu yang bicara, aku cuma ikut-ikutan."

Jawab Juned dengan wajahnya yang kaget saat melihat Sunter yang begitu cantik saat itu.

"Oh,,jadi bukan kamu Juned,,aku minta maaf kalau begitu."

Ujar Sunter dengan cara nya yang sudah lihai menggoda.

"Aku jadi tidak enak Sun, bagaimana kalau kita jalan atau cari sarapan."

Ajak Juned pada Sunter.

"Boleh, tapi aku tidak mau dikampung sini."

Jawab Sunter yang meminta agar tidak berjalan di desa Muara.

"Terserah kamu saja Sun, mau ke hutan pun aku mau jika dengan kamu."

Ujar Juned yang akhirnya pergi bersama dengan Sunter.

Awalnya, Juned merasa tidak enak hati jika mereka akan masuk ke desa Angka, wajahnya terlihat takut saat telah sampai di gardu desa Angka.

"Aduh Sun,, kalau ke hutan Abang mau, tapi kalau kesini, rasanya abang takut."

Ujar Juned yang ketakutan saat itu.

"Tenang, kita makan dirumah Sun saja, kalau abang takut dengan warga."

Ujar Sunter yang memang pintar merayu para laki-laki.

Setelah mendengar ucapan dari Sunter, Juned pun mau di ajak ke rumah Sunter, apa lagi, pikiran kotor Juned pun mulai muncul saat mendengar ucapan Sunter yang mengajak nya kerumahnya.

Terus tunggu updatenya ya kak, jangan sampai ketinggalan jalan cerita nya.

1
tundra mahkota
lanjut
tundra mahkota
lanjut ceritanya
tundra mahkota
lanjut up
tundra mahkota
selamat tahun baru
putri cobain 347: selamat tahun baru juga kak, baca juga novel terbaru putri ya kak🙏
total 1 replies
tundra mahkota
lanjut lanjut up
putri cobain 347: Terima kasih kak, semangat juga buat kakak
total 1 replies
tundra mahkota
makin penasaran ceritanya
tundra mahkota
lanjut up ceritanya
tundra mahkota
lanjut up
tundra mahkota
hmmmmm
putri cobain 347: /Smile//Smile//Smile/
total 1 replies
tundra mahkota
terjebak dilorong gaib
putri cobain 347: Terima kasih sudah selalu hadir 🙏🙏
total 1 replies
tundra mahkota
lanjut
setetes tinta
dah mampir juga ya kk☺️
Zack Cobain
Semangat up kak
putri cobain 347
terima kasih kak yang sudah mau mampir, maaf author nya sibuk🙏🙏
putri cobain 347: Terima kasih kak
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: iklan buat semangat up nya 🙏
total 2 replies
tundra mahkota
lanjut up
putri cobain 347: terima kasih kak
total 1 replies
tundra mahkota
lanjut
putri cobain 347: terima kasih kak
total 1 replies
tundra mahkota
lanjut up
Dek icha
semangat kk..
putri cobain 347: siap kak, terima kasih sudah mampir
total 1 replies
Taurus girls
hih merinding tapi menantang
smngt thor
Taurus girls: sama sama
putri cobain 347: terima kasih kak
total 2 replies
tundra mahkota
lanjut up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!