Lizda adalah gadis muda yang polos. Bertemu dengan Daniel saat merantau dan terbuai jerat cinta nya hingga memutuskan untuk menikah. Satu per satu masalah mulai muncul. Masalah yang di anggap sepele justru menjadi bencana besar, hingga dirinya memergoki sang suami berselingkuh dengan wanita lain saat hamil.
Lalu Lizda memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.
Apakah semua permasalahan rumah tangga adalah murni kesalahan sang laki-laki atau justru ada kesalahan perempuan yang tidak di sadari? Konflik rumah tangga dari kebanyakan orang ternyata bukan lah bualan semata.
Terima kasih untuk semua support kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Dengan wajah yang lelah, Lizda keluar dari butik menenteng tas kerjanya. Mobil Daniel sudah terparkir di sana, Lizda sudah tidak sabar melihat anak nya maka dia mempercepat jalan nya.
"Hai anak mama, maafkan ya sudah meninggalkan kamu seharian," ucap Lizda memandang anak nya yang di letakkan di car seat. Lizda segera menggendong anak nya dan meletakkan car seat nya di belakang.
"Seharian kamu ngapain aja?" tanya Lizda.
"Aku nyari kerja lah! Aska aku titipkan ke rumah mama ku. Ngga mungkin juga aku ajak cari-cari kerja kan?!"
Lizda mengerutkan alis nya, pandangan nya tetap ke Aska.
"Tenang saja, besok aku di suruh untuk datang menemui manager suatu club. Katanya di sana ada lowongan pekerjaan, aku coba saja lah dari pada tidak ada tambahan," terang Daniel. Lizda pun setuju dengan usaha nya mencari kerja agar dia tidak kelelahan bekerja sendiri.
"Jadi setiap pagi kamu yang jaga, setelah pulang dari butik aku yang akan jaga. Kamu pasti kerja nya malam kan?" tanya Lizda memastikan untuk bergantian menjaga anak nya.
"Saran ku lebih baik kita tinggal di rumah orang tuaku, untuk menghemat pengeluaran jadi anggap saja uang untuk sewa rumah di berikan kepada orang tuaku sekaligus menjaga Aska. Bagaimana?"
Sejenak Lizda berpikir, boleh juga saran dari suami nya itu. Dan Lizda menerima saran Daniel untuk tinggal bersama orang tua nya.
*
*
Keesokan hari nya Daniel lebih dulu mengantarkan Lizda bekerja dengan posisi sudah membawa semua baju-baju mereka di mobil. Setelah mengantarkan istri nya, Daniel melajukan mobil nya ke rumah orang tua nya.
"Ma... Pa... Mulai sekarang aku akan tinggal di sini bersama anak istri ku, aku minta tolong mama untuk menjaga anak ku," ucap Daniel tanpa basa-basi saat masuk ke dalam rumah.
Rumah yang mereka tempati tidak terlalu besar seperti rumah Lizda, hanya ada 4 kamar. Dan rumah mereka sangat tidak terurus, kumuh dan lembab.
"Ya sudah, tapi berikan mama uang bulanan ya karena menumpangi kalian di sini dan juga menjaga anak kalian," ucap Vira yang sungguh mata duitan.
Daniel hanya mengangguk dan bergegas pergi menuju club untuk panggilan kerja.
Perjalanan dari rumah nya ke club itu memakan waktu setengah jam, club yang cukup besar dan juga bergengsi itu bernama Orlit Bar and Lounge. Bukan hal pertama bagi Daniel bekeja di dunia malam, bahkan bisa di katakan ini adalah dunia nya.
Dengan gaya nya yang tengil Daniel masuk ke dalam club tersebut. Baru sampai di pintu sudah ada security yang mencegah nya.
"Cari siapa, Mas? Jam segini masih tutup,"
"Saya dengar ada lowongan pekerjaan di sini, saya datang atas rekomendasi manager di sini," jawab Daniel dengan penuh percaya diri.
"Oh pak Bagus, baiklah silahkan masuk. Saya panggilkan pak Bagus nya dulu." security tersebut mempersilahkan Daniel untuk duduk di salah satu sofa panjang yang ada di sana.
Suara sepatu pantopel terdengar jelas berjalan menuju ke arah Daniel. Dia pun bangun dari duduk nya dan menghadap ke laki-laki yang bernama Bagus itu.
"Halo Daniel, perkenalkan saya Bagus. Nini sudah cerita semalam kalau hari ini kamu akan datang." sapa Bagus dengan ramah seraya mengulurkan tangan nya. Daniel menyambut baik uluran tangan Bagus, mereka mulai berbincang-bincang soal pekerjaan.
"Jadi kurang lebih nya begitu, Daniel. Kira-kira keberatan tidak jika sementara menjadi server ya atau banyak di kenal orang sebagai waitres. Tapi bukan sembarang server, nanti kamu juga akan aku tugaskan membantu di casino kami yang ada di belakang. Casino ini tidak banyak orang luar tahu, karena hanya pejabat dan orang-orang besar yang datang ke sana," jelas Bagus panjang lebar. Penjelasan itu membuat Daniel tertarik.
"Baiklah, saya setuju, Pak." Daniel bersalaman dengan Bagus.
*
*
Bagus mengajak Daniel berkeliling club tersebut.
"Sebelum pulang saya ajak kamu berkeliling, di lantai satu ini memang khusus untuk lounge. Karena sebentar lagi akan buka, jadi yang lain sedang bersiap-siap," karyawan di sana semua nya menatap Daniel kagum oleh paras nya yang tampan.
Daniel menyeringai melihat para wanita yang memandang nya. Langkah nya terus mengikuti Bagus menuju lift naik ke lantai dua.
"Nah, lantai dua ini diskotik nya. Dance floor nya memang ada di lantai ini, yang paling ramai memang di sini," jelas Bagus lagi. Namun, di lantai dua memang masih sepi dan gelap karena mereka beroperasional mulai sore hari.
Bagus berjalan lagi menuju lift ke lantai tiga.
"Di lantai tiga ini lah tempat nya karaoke, kehidupan nya seperti sudah berbeda ya di sini. Fasilitas di lantai tiga ini memang lebih lengkap. Di sini juga menyediakan wanita-wanita penghibur nya." ucap Bagus sembari berjalan menyusuri ruangan satu per satu. Daniel masih mengikuti nya dari belakang.
"Pak Bagus sama siapa itu? Ganteng sekali, suruh ke sini, Pak," teriak salah satu wanita dari ruangan. Wanita tersebut terlihat sudah sempoyongan dan pakaian nya entah ke mana. Daniel yang melihat hal itu semakin menggebu ingin cepat bekerja.
"Ehh, jangan di ganggu. Besok mas Daniel ini akan kerja di sini," jawab pak Bagus.
"Maaf ya, Mas. Sudah biasa kan bekerja di club?"
"Saya sudah pernah bekerja di club yang ada di Bali, Pak. Bukan hal aneh bagi saya melihat hal seperti tadi," Daniel tersenyum kecut.
"Oke mungkin sampai di sini dulu, besok kamu sudah bisa mulai bekerja. Besok malam kamu akan saya kenalkan dengan para klient yang ada di Casino. Siapkan penampilan sebaik mungkin ya," ucap Bagus yang di angguki oleh Daniel.
Setelah itu Daniel berjalan keluar dari club tersebut. Perasaan senang menggebu di dalam hati nya, dia merasakan jiwa muda nya hidup kembali setelah masuk ke dalam club tadi.
*
*
Di sisi lain Lidya sedang termenung memikirkan kakak nya.
"Sayang, stop menyalahkan dirimu sendiri. Apa yang kamu lakukan itu sudah benar, kamu ingin membantu kakak mu agar showroom yang di berikan papa bisa terus berkembang. Dia yang salah menanggapi nya," ungkap Respati yang masih berada di Jakarta menemani Lidya.
Respati memegang tangan Lidya, berkali-kali mencoba menenangkan pacar nya itu.
"Aku tidak merebut milik nya, bahkan aku sedari kuliah sudah bersusah payah membangun bisnis agar tidak bergantung dengan apa yang papa miliki. Aku sadar betul, beliau bukan papa kandung ku. Maka dari itu aku tidak ingin merebut apa yang bukan menjadi hak ku," Lidya membuang nafas panjang.
"I know, sayang." Respati mengelus lengan Lidya. Laki-laki tampan dengan nada bicara yang selalu halus dan lembut ke pasangan nya.
"Kita jalan-jalan ke mall saja yuk," Respati selalu punya ide menyenangkan Lidya.