Alisa seorang gadis tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya juga tidak memiliki teman ataupun sahabat. Mencoba mencari kebahagian melalui game "Love Story" sampai akhirnya dia mencapai end yang membahagiakan dalam game itu. Tapi dirinya mendapat tawaran untuk mesuk ke dalam game itu. Dia pun menerimanya karena dia sudah lelah dengan kehidupannya. Tapi ternyata dia justru menjadi antagonis dalam game ! Dirinya melawan 3 malaikat maut apakah dia masih bisa bertahan hidup ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoshua Yora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Keluarlah Griffin!" Seketika dibelakangnya keluar seekor singa dengan kepala burung elang dan cakar yang tajam serta sayap putih yang sangat besar.
Nathan memanggil spirit Angin miliknya dalam pertarungan. Xaiver hanya menatap pertarungan didepannya, karena memang tidak ada yang bisa dia lakukan dalam bentuk kucing. Tapi dia cukup terkejut jika spirit milik Nathan adalah Griffin.
Setelah pertarungan yang singkat Nathan berhasil membunuh Orc itu berkat bantuan para ksatria yang berjaga.
Nathan merasa penasaran dengan keberadaan portal yang terbuka, dia langsung melayang di udara mengedarkan pandangannya.
Nathan tertegun melihat penjara gunung es ada di tengah kota, pikirannya langsung dipenuhi tentang keadaan Natasha. Tanpa babibu dia langsung berteleport ke sana.
...
Sesaat sebelum Natasha sepenuhnya jatuh, dengan kecepatan sepersekian detik. Nicholas muncul dan memangkunya, keringatnya bercucuran dengan deras. Dia langsung menggendongnya dan berteleport ke kediaman Euria, Nicholas meletakkan Natasha yang penuh dengan darah di ranjang kamar.
" Ferald, segera panggil tabib ke kamar ku" ucap Nicholas dengan sihir telepati.
Nicholas menggunakan sihir untuk membersihkan darah yang menempel pada tubuh Natasha.
Dia memegang tangan Natasha dengan erat,
Ferald terkejut dia merapikan rambutnya yang berwarna abu-abu dengan cepat karena dia sendiri juga baru selesai berpakaian, dia langsung memanggil tabib kediaman Euria.
Tabib dan Ferald langsung memasuki kamar Duke Nicholas, Ferald terkejut karena berpikir yang terluka adalah Nicholas tapi ternyata Natasha. Tabib langsung mendekat dan memeriksa aliran sihir Natasha.
Nicholas terus menatap Natasha dengan cemas, melihat gelagat duda beranak 2 itu membuat Ferald mengulum senyum tipis.
Tabib itu sudah menyalurkan energi sihir cahaya berupa penyembuhan, tapi semua itu justru seolah tidak berdampak apa-apa. Dia merasa ada yang salah dengan tubuh Natasha, tidak tapi dengan jiwa Natasha yang sepertinya asing di dunia ini.
Tabib itu mulai kesusahan dan kehilangan banyak energi sihir. Tabib itu berbalik dan bersujud ke arah Nicholas,
"Maafkan atas ketidakmampuan hamba, Yang mulia. Tapi tubuh nona Natasha seperti tidak merespon sihir penyembuhan dari hamba." Ucap Tabib dengan gemetar.
Nicholas mematung, karena tubuh yang tidak merespon diberi sihir penyembuhan berarti tubuhnya sudah mati.
"JANGAN BERCANDA ! APA KAU TERLALU BODOH ?!! JELAS DIA MASIH BERNAFAS TAPI KAU MENYUMPAHI ANAKKU UNTUK MATI ?! KAU INGIN KU KUBUR HIDUP-HIDUP HAH ?!!" Teriak Nicholas murka mendengar berita yang seperti lelucon itu.
Semua orang di kediaman Euria terkejut dengan suara Nicholas yang mengelegar memecah keheningan malam.
"Ay... Ayah..." Ucap Natasha dengan lemah dia mencoba membuka matanya setelah mendengar suara milik Nicholas. Seluruh tubuhnya sangat sakit, remuk, patah semuanya.
Ferald, Nicholas dan tabib langsung terkejut.
"Huaaaaaaaaaa" natasha berteriak dan langsung menangis dengan keras. Nicholas menghampirinya dan duduk di tepi ranjang.
NYUTTT NYUTTTT
Dada natasha berdenyut sangat sakit, seolah tercabik-cabik sampai Natasha sulit untuk bernafas. Dia mencengkram dadanya berusaha untuk mengurangi rasa sakitnya tapi paru-parunya seolah membeku.
"Huaaa ayah sakit !! Sakit sekali !!hiksss " Teriak Natasha dengan tubuh yang mengigil dan kejang. Dia tidak tau harus mengandalkan siapa di dunia antah berantah ini, selain ayahnya yang mulai berubah. Dan entah kemana game itu pergi, bukankah seharusnya dia tidak akan mati dengan cepat sebelum game dimulai.
'Sakit... Game gila keluar kau !'
"UHUK !!!" lagi-lagi Natasha memuntahkan darah. Selimut dan spei yang awalnya berwarna putih langsung berubah menjadi merah darah. Nicholas semakin panik tapi dia juga tidak mengerti harus melakukan apa.
"Tcih... Berisik sekali diamlah" ucap Nicholas menyentuh kening Natasha dengan lembut.
'Bapak sialan kukira hubungan kita udah spesial!! Anak mu ini ngerasa sakaratul maut tau ga ?!!'
Tapi Natasha merasa tenang perlahan, dan langsung tertidur.
Nicholas mentransfer ingatan pada Natasha agar gadis itu bisa tertidur dan tidak merasakan rasa sakit lagi.
SRING !!
Ditengah ketegangan, muncul Hestia yang terbang dari gelang milik Natasha.
"Yang mulia Duke, hanya seseorang dengan elemen sihir cahaya dengan lingkaran 7 lebih yang bisa menyembuhkan nona Natasha." Ucap Hestia, Nicholas melirik tabib itu karena meskipun tabib itu memiliki sihir cahaya tapi dia berada di level 6 awal.
"Kau bercanda ? Bahkan tabib kerajaan saja berada di lingkaran 6. Bagaimana aku bisa menemukan seseorang penyihir element dengan level lebih dari 7 ? Dan di kekaisaran ini hanya ada 2 orang ini dengan sihir cahaya. " Nicholas mengusap rambutnya dengan kasar, pikirannya buntu, dia mengigit bibir bawahnya.
Tabib kerajaan bertugas untuk melayani para anggota keluarga Kerajaan, sedangkan yang ada dihadapan nya saat ini adalah tabib biasa yang digunakan oleh bangsawan.
"Aku tau ada metode yang hanya diketahui oleh para spirit es, yang bisa menyembuhkan Natasha. Tapi ini adalah hal yang sangat rahasia jadi aku tidak bisa memberitahunya" ucap Hestia berbohong padahal yang bisa menyembuhkan Natasha adalah orang lain.
...
Sementara di wilayah Desmond, Nathan melesat ke arah gunung es yang mulai mencair dan semua monster sudah mati.
Matanya celingukan mencari Natasha, tapi dia tetap tidak menemukannya.
"Sihir dimensions, peluasan area." Sihir ini bertujuan untuk melihat dan mendeteksi area sampai 5 km ke depan. Tapi dia tetap tidak bisa menemukan Natasha, dan dia melihat seorang gadis dengan rambut pink sedang membantu orang-orang.
" Hey Diana" ucap Nathan dingin.
Diana segera berbalik, karena dia mendengar ada yang memanggilnya.
"Dimana Natasha? " Tanya Nathan dengan dingin.
" Nona Natasha sudah dibawa pulang oleh Tuan Duke" ucap Diana dengan menunduk.
Nathan membelalakkan matanya, pasti Natasha sedang menerima efek dari penggunaan paksa element es. Nathan melihat banyak ksatria Euria yang masih terluka, belum lagi semua kekacauan ini.
'Aku harus menyelesaikan ini dengan cepat'.
...
"Ehh rasa sakitnya menghilang..." Natasha merasa lelah dan tertidur,
"Apa ini.. ingatan siapa ??" Natasha seperti tenggelam secara perlahan ada banyak gambaran di depannya.
~~
"Aku bertanya sekali lagi padamu, Alea. Apa benar-benar lebih menginginkan dia hidup dibandingkan dirimu ?" Muncul gambaran Nicholas.
"Tentu saja, dia adalah putri ku." Ucap Alea berusaha tegar. Dia menghirup dalam-dalam udara yang ada disekitarnya.
"Jangan menyalahkannya, aku sudah terkena racun sejak awal... Jadi ini bukan salahnya." Ucap Alea dengan senyum.
"Tapi dia juga menggerogoti kesehatanmu, kamu bisa bertahan hidup jika menggugurkan dia." Ucap Nicholas mengigit bibirnya, ayah mana yang tega mengatakan hal sekejam itu... Tapi dia juga tidak punya pilihan lain.
"Dia akan memiliki kekuatan yang besar jauh melebihi kekuatanmu itulah yang membuat mu semakin lemah" ucap Nicholas.
"Dia bisa sekuat itu karena dia adalah putri kita, aku yakin dia akan menjadi seorang gadis yang tangguh, pemberani dan pantang menyerah. Dia juga akan menjadi kebanggaan wilayah barat bahkan kekaisaran Edinburgh" Ucap Alea mengusap perutnya yang sudah berusia 8 bulan.
~~