Sulfi sangat bahagia ketika liburan sekolah akan tiba dan ia memutuskan untuk pulang ke rumah neneknya
Saat pulang sekolah ada sebuah mobil yang menyerempet Sulfi sampai kakinya tidak bisa untuk berjalan
Pengendara mobil itu langsung membawa Sulfi ke rumah sakit dan ia akan bertanggung jawab semuanya
Sulfi yang merasa jengkel meminta pengendara itu untuk menemaninya ke rumah nenek yang ada di Kota M
Dan tanpa Sulfi ketahui kalau pengendara itu ternyata Om dari kekasih Sulfi yang bernama Hatta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Setelah selesai sarapan, Marshall mengajak istrinya untuk segera masuk kedalam mobil
Marshall melajukan mobilnya menuju ke perusahaannya dan tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai
"Ayo sayang, kita turun dari mobil" Ajak Marshall
Sulfi meminta suaminya untuk masuk terlebih dahulu karena disaat akan masuk ke perusahaan suaminya. Ia melihat penjual es krim
"Baiklah nanti kalau sudah selesai beli, kamu langsung ke lantai 8. Disana ruang kerja suamimu" pinta Marshall
Sulfi menganggukkan kepalanya dan ia langsung berlari menuju ke penjual es krim
Marshall menyapa semua karyawannya yang sudah datang, Ia pun langsung masuk kedalam ruangan kerjanya
Sementara itu Sulfi masih berdiri menunggu pesanan datang
"Pak, apa masih lama?" Tanya Sulfi
Penjual itu langsung memberikan dua eskrim durian kesukaannya dan segera ia masuk ke perusahaan milik suaminya
Disaat akan masuk tiba-tiba ada seseorang resepsionis yang menghentikan langkahnya
"Siapa yang mengijinkan kamu masuk? Memang ini kantor milik kamu?" Tanya resepsionis dengan wajah jutek
"A-aku ingin bertemu dengan Mas Marshall. Bukankah ruangan Mas Marshall ada di lantai delapan" jawab Sulfi
PLAKKKK
Suara tamparan yang dilayangkan oleh resepsionis itu kepada Sulfi sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah
Sulfi menatap wajah resepsionis itu yang bernama Lisa
Lisa meminta Sulfi untuk segera pergi dan ia tidak segan-segan memanggil petugas keamanan untuk mengusir Sulfi
"Aku ingin bertemu dengan Mas Marshall! Kenapa kalian mencegahku?" Tanya Sulfi
Lisa langsung menjambak rambut Sulfi dan memintanya untuk tidak seenaknya memanggil nama pimpinan perusahaan
"Apakah kamu tidak tahu kalau Tuan Marshall akan menjadi kekasihku" ucap Lisa dengan percaya diri
Sulfi tersenyum sinis dan meminta Lisa untuk tidak bermimpi ketinggian
Lisa memanggil satpam dan meminta untuk menyeret Sulfi dan tak hanya itu saja, Lisa juga menginjak es krim durian milik Sulfi
Satpam langsung menggeret tangan Sulfi agar keluar dari perusahaan Marshall
"HENTIKAN!! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Alan yang baru saja datang langsung menghentikan langkahnya saat melihat Sulfi diperlakukan seperti itu
Alan mengambil ponselnya dan segera menghubungi Marshall untuk segera datang ke lobby
Lisa dan beberapa karyawan lainnya langsung menjadi salah tingkah dan menghampiri Alan
"Dia wanita yang tidak sopan, Tuan Alan. Jadi...."
Alan tidak menghiraukan perkataan Lisa dan ia sedang menunggu kedatangan Marshall
Tak berselang lama Marshall keluar dari pintu lift dan menghampiri Alan
"Ada apa?" Tanya Marshall
"Mereka memperlakukan istri anda seperti ini" jawab Alan sambil menunjuk ke arah bibir dan rambut Sulfi yang rontok akibat dijambak oleh Lisa
Marshall membelalakkan matanya saat melihat darah yang mengalir dari bibir istrinya
"Siapa yang melakukan ini kepada istriku?" Tanya Marshall sambil menghampirinya Lisa, petugas keamanan dan beberapa karyanya lainnya
Lisa yang mendengar perkataan Marshall langsung terkejut karena ia tidak tahu jika wanita yang ia tampar tadi adalah istri dari pimpinannya
"Baiklah kalau tidak ada yang mengaku, aku akan memecat kalian semua dan silahkan pergi dari perusahaan ini" ucap Marshall
Salah satu karyawan yang takut dipecat langsung menjawab kalau Lisa yang sudah menampar dan menjambak rambut Sulfi sedangkan petugas keamanan menggeret tangan Sulfi
Marshall yang mendengarnya langsung menghampiri Lisa yang masih tidak merasa bersalah
PLAKKKK
PLAAAKKK
Suara tamparan keras yang dilayangkan oleh Marshall ke kedua pipi Lisa dan ia meminta Lisa untuk segera pergi dari perusahaannya
Setelah itu Marshall menghampiri petugas keamanan yang menggeret tangan istrinya
"Silahkan keluar dari sini dan jangan perlihatkan wajahmu lagi" ucap Marshall
Marshall bertanya lagi kepada semua karyawannya apakah ada yang mau ikut menyusul
Mereka pun langsung bubar dan segera melakukan pekerjaannya masing-masing
"Sayang, ayo kita ke rumah sakit" Marshall membopong tubuh istrinya dan membawanya ke rumah sakit
Marshall meminta Alan untuk memberitahukan kepada sekretaris pribadinya untuk membatalkan semua pekerjaannya
Setelah itu ia masuk ke dalam mobil dan melajukannya ke rumah sakit
Sulfi merasakan kepalanya akibat dari jambakan yang diberikan oleh Lisa
Melihat istrinya yang hanya diam saja, Marshall mempercepat laju mobilnya agar lekas sampai di rumah sakit
Sepuluh menit kemudian mereka telah sampai di rumah sakit
Marshall melihat istrinya yang tidak sadarkan diri dan ia langsung masuk ke dalam ruang UGD
Dokter meminta agar Marshall menunggu di luar ruang UGD
Marshall berjalan mondar-mandir di depan ruang UGD dengan perasaan yang sangat khawatir takut jika terjadi sesuatu kepada istrinya
Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruang UGD dan memanggil Marshall
"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Marshall
"Istri anda hanya mengalami syok, luka yang ada dibibir sudah saya beri obat" jawab dokter
Dokter juga memberitahukan kepada Marshall kalau istrinya tidak mau rawat inap dan meminta rawat jalan
Marshall langsung masuk ke dalam dan melihat istrinya yang sudah duduk di atas brankar
"Sayang, kenapa kamu tidak mau rawat inap? Mas tidak mau kalau kamu kenapa-napa" ucap Marshall sambil mendekati istrinya
Sulfi menggelengkan kepalanya dan ia tidak betah dengan bau rumah sakit. Ia juga mengatakan kalau sakitnya tidak parah sehingga bisa beristirahat di rumah
Mendengar jawaban dari istrinya, Marshall hanya bisa mengangguk dan meminta agar istrinya merebahkan tubuhnya kembali sambil menunggu cairan infusnya habis
"Mas, terima kasih sudah melindungiku" ucap Sulfi sambil menggenggam tangan suaminya
"Iya sayang, semua ini sudah tanggung jawab Mas sebagai seorang suami" ujar Marshall
Sulfi menatap wajah suaminya yang sangat tampan sekali dan ingin rasanya Sulfi mendekatkan wajahnya ke wajah suaminya, tetapi ia masih malu-malu untuk melakukannya
"Sayang, Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" Tanya Marshall
"S-siapa yang senyum-senyum sendiri. Mas salah lihat" Sulfi langsung pura-pura memejamkan matanya sambil merasakan detak jantungnya berdetak kencang sekali
Marshall yang gemas melihat tingkah istrinya langsung naik ke atas tempat tidur
"M-mas, ini rumah sakit..."
"Siapa juga yang mengatakan kalau ini rumah makan" potong Marshall yang ingin menggoda istrinya dan ia langsung memeluk tubuh istrinya yang dari tadi tidak bisa diam
Marshall dan Sulfi langsung diam dan tidak ada yang berani membuka suaranya
Marshal mendengar jelas suara detak jantung istrinya yang berdetak kencang sekali saat ia memeluk tubuhnya
"Sayang, jangan banyak bergerak. Aku ingin memelukmu" Sulfi menghentikan gerakan pada tubuhnya dan ia mulai nyaman ketika suaminya yang sedang memeluknya
Mereka berdua langsung sama-sama memejamkan matanya sambil menunggu cairan infus habis
Beberapa menit kemudian, perawat masuk dan melihat Marshall dan Sulfi yang tertidur pulas
Perawat menepuk pundak Marshall agar segera bangun
"I-iya Sus, ada apa?" Tanya Marshall yang langsung bangkit dari brankar
Perawat memberitahukan kalau Sulfi sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah
"Ini obat dan salep untuk pasien dan jangan lupa untuk sementara ini pasien harus banyak istirahat"
Marshall mengangguk dan ia mengucapkan terima kasih kepada perawat
Setelah perawat melepas selang infus yang ada di pergelangan tangan Sulfi
Marshall kembali membopong tubuh istrinya dan masuk ke dalam mobil