mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.
Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lapisan-Lapisan Energi dan Pengendalian Baru
Seminggu penuh aku tenggelam dalam latihan yang dipandu Takashi. Latihan ini melelahkan, tidak hanya menguras fisik, tapi juga mental. Setiap hari aku belajar untuk merasakan dan mengendalikan energi, yang awalnya terasa seperti sesuatu yang jauh dari jangkauan. Namun, pada hari ketujuh, sesuatu yang tidak kuduga terjadi. Akhirnya, aku berhasil memunculkan energi itu, Kiryoku di tanganku. Tapi yang membuatku terkejut bukan hanya keberhasilan itu, melainkan warna Kiryoku-ku sendiri.
Warna Kiryoku milikku berbeda dari yang lain. Bukan biru, hijau, atau putih seperti yang pernah kulihat dari Takashi atau beberapa praktisi lainnya. Warna Kiryoku-ku adalah merah darah, sebuah warna yang pekat dan menakutkan. Energi itu berkumpul di tangan kananku, menyala terang seperti bara api yang siap meledak.
“Takashi! Lihat ini!” Aku memanggil guruku dengan antusiasme yang tak tertahankan. Tanganku, yang sekarang diselubungi oleh cahaya merah itu, terasa begitu kuat, penuh potensi. Jantungku berdetak kencang, terpicu oleh euforia keberhasilan.
Namun, bukannya memujiku, Takashi hanya menatap dengan senyum tipis, lalu tertawa kecil. “Kaelan, kau terlalu cepat berbangga diri. Kau baru mencapai Lapisan Pertama.”
Aku menurunkan tanganku, ekspresi kebanggaanku seketika berubah menjadi heran. “Lapisan pertama? Bukankah ini sudah cukup baik?”
Takashi hanya menggeleng pelan, seperti seorang guru yang melihat muridnya terburu-buru memahami pelajaran. “Ini baru awal, Kaelan. Apa yang kau lihat sekarang hanyalah sedikit dari potensi sebenarnya dari Kiryoku. Kau baru bisa memperkuat tanganmu dengan energi itu. Untuk menjadi seorang pengendali energi yang sejati, kau harus melewati sembilan lapisan.”
Aku menatap tanganku lagi, kali ini dengan rasa penasaran yang lebih besar. Jadi apa yang baru saja kucapai hanyalah permulaan? “Sembilan lapisan?” tanyaku. “Apa maksudmu?”
Takashi duduk bersila di depanku, menatap lurus ke arahku dengan tatapan serius. “Pengendalian energi tidak terjadi dalam satu langkah, Kaelan. Setiap lapisan yang kau lewati akan membuka kemampuan baru. Dan hanya mereka yang bisa mencapai Lapisan Kesembilan yang benar-benar bisa disebut ahli Kiryoku. Mari aku jelaskan secara detail.”
Aku mengangguk, siap mendengarkan.
“Yang pertama adalah Lapisan Pertama, yang baru saja kau capai. Di lapisan ini, kau hanya bisa menggunakan Kiryoku untuk memperkuat satu bagian tubuhmu. Saat ini, kau hanya mampu memfokuskan energi di tangan kananmu, dan itu baru tahap awal.”
Aku melihat tangan kananku yang berkilauan dengan cahaya merah. Meskipun bangga telah mencapai tahap ini, aku mulai menyadari bahwa masih banyak hal yang harus kupelajari.
Takashi melanjutkan, “Ketika kau berhasil naik ke Lapisan Kedua, barulah kau bisa mulai menyebarkan energi itu ke seluruh tubuhmu. Bukan hanya tanganmu yang bisa diperkuat, tapi juga kakimu, tubuhmu, bahkan seluruh organmu. Ini akan membuatmu menjadi jauh lebih kuat dan cepat.”
Aku membayangkan bagaimana rasanya bisa menggunakan Kiryoku di seluruh tubuhku, tidak hanya terbatas di satu tempat. “Dan lapisan ketiga?” tanyaku penasaran.
Takashi tersenyum kecil. “Lapisan Ketiga adalah salah satu yang terpenting. Saat mencapai lapisan ini, kau akan bisa melapisi senjatamu dengan Kiryoku. Ini sangat penting dalam pertempuran, terutama jika kau mengandalkan senjata seperti pedang. Dengan Kiryoku yang melapisi senjatamu, pedang itu akan menjadi lebih tajam dan kuat, mampu menembus hampir apa saja.”
Aku membayangkan pertarungan ku dengan Veron, yang mana sebagian besar senjata ku hancur di sana, mungkin jika aku bisa melapisi senjata ku dengan kiryoku saat itu aku bisa memotong Veron tanpa harus menghancurkan senjata ku, jika pedangku yang dilapisi dengan energi merah darah itu, akan mengiris musuh dengan kekuatan yang luar biasa. Membayangkannya saja sudah membuatku semakin bersemangat.
“Setelah itu, ketika kau sampai di Lapisan Keempat, kau akan bisa melepaskan energi dari tubuhmu. Kau akan dapat melemparkan serangan energi dari jarak jauh. Ini adalah tahap di mana Kiryoku tidak lagi hanya memperkuat tubuhmu, tetapi juga menjadi senjata yang bisa kau kendalikan dari jarak jauh.”
Mataku berbinar. Aku selalu berpikir bahwa Kiryoku hanya bisa digunakan untuk memperkuat tubuh, tapi ternyata potensinya jauh lebih besar.
Takashi melanjutkan dengan sabar. “Di Lapisan Kelima, tubuhmu akan mengalami perubahan yang lebih drastis. Kekuatan fisikmu akan meningkat secara signifikan, membuatmu lebih tahan terhadap serangan dan lebih sulit untuk dilukai. Di sinilah para pengendali energi mulai benar-benar dikenal sebagai ahli pertempuran.”
“Dan di lapisan keenam?” tanyaku dengan penuh rasa ingin tahu.
“Lapisan Keenam memungkinkanmu untuk memulihkan Kiryoku dengan lebih cepat. Biasanya, setelah menggunakan energi dalam pertempuran, kau akan merasa kelelahan. Tapi di lapisan ini, tubuhmu akan belajar untuk menyerap kembali energi alam dengan lebih cepat, membuatmu bisa bertarung lebih lama tanpa lelah.”
Aku mengangguk, berusaha menyerap semua informasi ini. Setiap lapisan tampaknya membawa perubahan yang luar biasa dalam kemampuan seorang pengendali energi.
“Lapisan Ketujuh,” lanjut Takashi, “adalah di mana kau bisa menciptakan konstruksi energi. Kau bisa membuat perisai energi atau bahkan membangun penghalang yang tak terlihat. Ini adalah teknik yang sangat berguna untuk bertahan dalam pertempuran.”
Aku mulai menyadari betapa dalamnya pengendalian Kiryoku ini. Setiap lapisan seolah membuka pintu menuju kekuatan yang tak terbatas.
“Dan di Lapisan Kedelapan,” katanya, “kau akan bisa memanipulasi elemen di alam. Angin, api, air, bahkan tanah, semua bisa kau kendalikan dengan menggabungkan Kiryoku-mu ke dalamnya. Ini adalah salah satu kemampuan paling langka dan paling kuat di dunia ini.”
Mataku membelalak mendengar ini. Mengendalikan elemen alam? Itu terdengar seperti sesuatu yang hanya ada di legenda. Takashi sendiri tampaknya sangat menguasai pengetahuan ini, dan aku bisa melihat betapa pentingnya untuk mencapai lapisan-lapisan tersebut.
“Dan yang terakhir adalah Lapisan Kesembilan,” kata Takashi, suaranya menjadi lebih dalam. “Di sini, kau akan benar-benar menjadi satu dengan Kiryoku. Tubuhmu akan menjadi medium sempurna untuk energi itu, tanpa ada batasan. Kau akan bisa menggunakan Kiryoku kapan pun, di mana pun, tanpa merasa lelah.”
Aku terdiam sesaat, mencoba mencerna semua ini. Sembilan lapisan, setiap lapisan memberikan kekuatan baru yang mengesankan. Aku baru di lapisan pertama, tapi jalanku masih sangat panjang.
“Kapan aku bisa mulai latihan teknik?” tanyaku dengan penuh semangat.
Takashi tersenyum, menatapku dengan tatapan penuh teka-teki. “Kita baru akan memulai latihan teknik saat kau mencapai Lapisan Ketiga. Sebelum itu, kau hanya akan menyia-nyiakan energimu. Pengendalian dasar Kiryoku adalah fondasi dari semua teknik. Jika fondasimu tidak kuat, teknik yang akan kau pelajari akan sia-sia.”
Rasa kecewaku seketika berubah menjadi tekad. Aku harus mencapai lapisan ketiga, bagaimanapun caranya. “Aku akan sampai di lapisan ketiga secepat mungkin,” kataku dengan penuh keyakinan.
Takashi menepuk bahuku, kali ini lebih lembut dari sebelumnya. “Aku percaya padamu, Kaelan. Tapi ingat, tidak ada jalan pintas untuk mencapai pengendalian penuh Kiryoku. Kau butuh latihan, disiplin, dan kesabaran. Jangan terburu-buru. Setiap lapisan harus kau taklukkan dengan pemahaman mendalam.”
Aku mengangguk. Meskipun perjalanan ini panjang, aku tahu aku tidak sendirian. Dengan Takashi sebagai guruku, dan dengan ambisiku yang terus membara, aku akan terus maju, menuju puncak pengendalian Kiryoku.
Dengan hati yang penuh tekad, aku kembali berlatih. Aku sudah siap menghadapi setiap tantangan yang datang.
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏