Dibunuh demi selingkuhan, hartanya di rampas dan dia dipisahkan dengan anaknya, dia kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Terlalu cantik hingga tak dikenali
Setelah kembali ke rumah dan hendak tidur, Melinda memeriksa ponselnya dan dia tidak mendapati satupun pesan dari Niko maupun Cynthia.
'Sudah kuduga, dulunya Niko tidak bisa tinggal lebih lama menemani Cynthia karena dia harus mengantarku pulang. Tapi karena tadi aku menghilang lebih awal, Jadi mereka pasti menghabiskan malam ini bersama-sama. Tidak akan mengingat aku lagi,' ucap perempuan itu tersenyum menghina lalu dia meletakkan ponselnya di nakas dan memperbaiki selimutnya untuk tidur.
Drrrt.....
Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya membuat Melinda langsung mengambil ponsel itu dan membuka kunci layarnya.
Manager.
Melinda terkejut karena itu pertama kalinya manajernya mengirim pesan padanya.
Maka Melinda langsung membuka pesan itu dan lebih terkejut lagi melihat isinya.
*Jangan mengharapkan pesan dari mereka, tapi harapkanlah sesuatu yang indah dalam mimpimu. Selamat tidur.* Isi pesan itu membuat Melinda menutup mulutnya dengan satu tangan.
Tetapi perempuan itu tidak berniat membalasnya dan hanya meletakkan ponselnya lalu membungkus tubuhnya untuk tidur.
Sementara pria di seberang telepon, Dilan yang sudah berada di tempat tidur merasa gelisah setelah menunggu beberapa waktu namun tidak mendapatkan balasan dari Melinda.
"Jangan-jangan dia kembali lagi ke rumah untuk menangis karena tidak dihubungi oleh kedua orang itu???" Ucap Dilan dengan kesal sembari meletakkan ponselnya lalu dia kemudian membungkus tubuhnya dengan selimut agar dia bisa tertidur.
Tetapi setelah beberapa saat dia kembali melihat ponselnya untuk melihat apakah sudah ada balasan atau tidak.
Tapi seperti sebelumnya, tidak ada satupun pesan baru.
Maka pria itu kembali lagi tidur dan beberapa saat kemudian dia kembali melihat ponselnya.
Hal itu terus terulang-ulang sampai dia diculik oleh rasa kantuknya.
🏵️🏵️🏵️
Keesokan paginya, Melinda berangkat ke kantor dan mendapati sebuah telepon dari calon suaminya.
"Halo?" Ucap perempuan itu menjawab teleponnya sembari menatap ke luar jendela.
"Apakah kau sedang berangkat ke kantor?" Tanya Niko dari seberang telepon.
"Iya," jawab Melinda dengan singkat.
"Ah baguslah, aku pikir kemarin kau sakit sehingga pulang lebih cepat dan tidak memberitahu. Padahal aku bisa mengantarmu pulang. Ataukah kemarin kau ada masalah mendesak sehingga tiba-tiba saja pergi?" Tanya Niko dengan nada suara yang cemas.
Melinda tersenyum mengejek, 'mengatakan mengkhawatirkan tetapi kemarin sama sekali tidak menghubungiku. Malah pagi ini baru menghubungiku,' ucap Melinda dalam hati.
"Aku baik-baik saja, hanya kemarin aku sedikit mual jadi aku pergi ke apotek terdekat untuk membeli obat sebentar. Tapi tiba-tiba saja aku mendapat telepon dari pelayanku kalau dia harus pergi ke rumah sakit untuk menjenguk anaknya." Kata Melinda berbohong.
"Nona, kita sudah sampai." Suara sopir taksi langsung membuat Melinda menganggukkan kepalanya.
Lalu perempuan itu kembali berkata, "Aku sudah sampai, aku akan menghubungimu lagi nanti."
"Ah,, baiklah," jawab Niko dari seberang telepon lalu Melinda langsung mematikan panggilan itu.
Melinda membayar ongkos taksinya, lalu dia segera naik ke perusahaan.
"Siapa kau??" Seorang rekan kerja Melinda mengerutkan keningnya menatap Melinda ketika perempuan itu memasuki kantor.
"Ah,, aku--"
"Kau pasti karyawan baru yang diceritakan oleh Kak Karina, iya 'kan?!" Tanya Regi sembari memperhatikan perempuan cantik yang ada di depannya.
"Karyawan baru dari departemen pemasaran?" Ucap Angga langsung mendekati Melinda dan memperhatikan perempuan itu.
"Ah ya!!! Dari departemen pemasaran!!!" Seru Regi yang baru teringat akan detail karyawan baru yang akan masuk ke kantor mereka.
Melinda yang mendengar itu langsung tersenyum lalu dia berkata, "aku bukan karyawan baru, tapi--"
"Manager datang!!!" Tiba-tiba suara Seto yang datang dari arah pintu masuk membubarkan semua orang.
Angga yang melihat Melinda langsung menatap Melinda dengan senyuman di wajahnya, "kita bicara nanti!" Kata pria itu sembari berlari ke arah kursinya.