NovelToon NovelToon
Asmara Ke-2

Asmara Ke-2

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Enemy to Lovers
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Marsia Niqi

Amara Calista seorang gadis berbadan bongsor, yang mempunyai hobi main basket, jatuh cinta pada seniornya yang bernama Altaf Alfarizi. Altaf yang mempunyai banyak fans, awalnya hanya memandang sebelah mata pada Amara. Amara berusaha sungguh-sungguh untuk merubah penampilannya demi mendapatkan hati Altaf. Dan dengan kekuasaan sang papa Amara bisa mendapatkan Altaf melalui sebuah perjodohan. Namun sebuah musibah membuat Amara pupus harapan dan memilih berpisah dengan sang suami tercinta. Bagaimana kisah cinta Amara dan Altaf? Ikuti kisah lengkapnya dalam "Asmara Ke Dua".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsia Niqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kena Tangkap

Sampai di apartemen Altaf mengambil kotak obat untuk mengobati luka gores Ara. Tapi bukan Ara kalau nggak ngajak debat dulu. Sampai Altaf bingung menghadapi sikap Ara.

"Ra, buka jaketnya sekarang!" Kata Altaf.

"Hah, nggak mau nanti kakak lihat punggung Ara!"

"Ya jelas kakak lihat lah, kalau nggak gimana ngobatin nya, diraba-raba?" Tanya Altaf jahil.

"Kakak...! Tuh kan mesum otaknya!" Kata Ara ngegas.

"Ya habis ngobatin nya gimana kalau nggak dilihat, kalau kakak merem ya nggak pas ngoles obatnya!"

"Nggak usah diobatin aja deh, nanti juga sembuh sendiri!" Kata Ara masih dengan ngeyelnya.

"Rara....! Itu luka kena kuku, bisa infeksi!" Altaf mencoba membujuk Ara.

"Nggak usah kak, Ara udah biasa kok terluka, ini cuma luka ringan, bentar juga sembuh sendiri!" Kata Ara tambah ngeyel.

"Nggak usah bandel bisa nggak! Kakak udah biasa lihat punggung orang, nggak terang**ng juga, sini cepat!" Kata Altaf mode hilang sabarnya dengan menarik tangan Ara.

"Kakak ih....! Nggak mau, kakak suka lihat punggung siapa hayo?!" Tanya Ara tambah ngegas.

"Punggung Leo, dia suka minta dikerokin kalau masuk angin di kost an sendiri!" Kata Altaf membuat Ara tertawa lebar.

Ha....ha.....ha....

"Ya jelas lah kakak nggak terang**ng, orang badan laki, masa iya kakak minat kak Leo! Terong ketemu terong dong!" Kata Ara tanpa filter.

"Hus.....nggak boleh ngomong gitu, Rara masih kecil! Sini cepat kakak obati!" Kata Altaf makin jengkel.

"Kecil dari mananya kak, badan Ara segede ini!"

"Bisa diam nggak! Badan Rara emang gede, tapi masih dibawah umur!" Kata Altaf yang langsung membuat Ara diam dan cemberut.

"Udah, Ara mau pulang!" Kata Ara ngambek.

"Lho kok pulang, ngambek kakak bilang badan gede? Udah nggak usah ngambek, udah jelek ngambekan lagi! Lihat muka jadi bentuknya aneh gitu!" Kata Altaf yang membuat Ara mata melotot.

"Sini, nggak usah drama!" Kata Altaf mendekat ke tempat Ara berdiri dan spontan Ara menghindar.

"Rara! Sini nggak! Kakak paksa nih!" Ancam Altaf sambil mendekati Ara lagi, dan Ara terus menghindar, terjadilah kejar-kejaran seperti film India.

Akhirnya Ara tertangkap juga karena Altaf berhasil menarik jaket yang dipakai Ara, dan Ara terjatuh tertabrak Altaf.

"AUW.......!" Teriak Ara yang tertidih badan besar Altaf.

"Hih ...minggir! Badan segede hulk gitu main tubruk aja!" Kata Ara kesal.

"Ha.....ha....ha...! Makanya jangan bandel!

Kakak cuma mau obatin, nggak usah mikir macam-macam, atau memang mau kakak apa-apain hem?" Kata Altaf menggoda Ara.

"Mau Ara tabok!" Kata Ara galak.

"Ya udah, makanya sini dulu, nurut bentar bisa nggak sih!" Kata Altaf yang langsung mengunci tubuh Ara dengan tangannya hingga Ara tak bisa berbuat apa-apa selain nurut.

"Kak, kakak kok kayaknya nggak bisa bener-bener marah sama kak Dea, selalu aja baikan lagi!" Kata Ara saat Aktaf mengobati punggungnya.

"Karna kakak sama Dea udah temenan dari kecil Ra. Dea itu sepupunya mas Indra, temennya mas Alfin, dan mas Indra sendiri anak dari orang kepercayaan papa di kantor. Mas Alfin dan mas Indra temenan dari kecil sampai sekarang mas Indra jadi asistennya mas Alfin. Dulu Dea sering dibawa mas Indra main ke rumah begitu juga sebaliknya, kakak sering di ajak mas Alfin main ke rumah mas Indra. Jadi kami sudah akrab dari kecil." Altaf menjelaskan panjang lebar pada Ara, dan Ara hanya manggut-manggut.

"Tapi kayaknya kak Dea suka deh sama kakak, kak Rena juga!" Kata Ara lagi.

"Ya itu haknya Dea sama Rena, Ra, kakak nggak bisa ngelarang! Udah, masih sakit nggak?" Tanya Altaf yang sudah menyelesaikan acara pengobatannya.

"Dikit, cuma perih dikit!" Jawab Ara asal.

"Mau pakai kemeja kakak?" Tanya Altaf menawari kemejanya.

"Boleh, tapi Ara nggak mau minjem, nggak akan Ara balikin! Boleh?" Tanya Ara asal.

"Serah!" Jawab Altaf singkat.

"Kok serah doang jawabnya, kayak nggak ihklas?" Kata Ara lagi.

"Boleh Amara Calista! Puas?!" Kata Altaf membuat Ara tertawa ngakak. Dan Aftaf tersenyum sambil berjalan membawa kotak obat. Ara pulang setelah makan siang di apartemen Altaf.

Sejak itu Ara dab Altaf semakin akrab, terlihat Ara selalu ceria kalau dekat dengan Altaf. Ara semakin semangat menjalani program dietnya. Ara juga rutin perawatan di salon bersama mamanya. Malam ini Ara dan papa mamanya tengah makan malam bersama di rumah. Papa David dan mama Dinda senang dengan perubahan Ara.

"Dek, besok kita ke salon lho jangan lupa!" Kata mama Dinda mengingatkan.

"Iya mama, Ara nggak lupa!"

"Sekalian besok kita belanja, kayaknya baju-baju kamu harus ganti size deh!" Kata mama Dinda lagi.

"Bajunya udah kegedean Ra, udah sukses dietnya?" Tanya papa David.

"Menurut papa giamana?" Ara malah balik bertanya.

"Ada sih perubahan tapi dikit, cara berpakaiannya masih kayak laki! Kurang cocok!" Kata papa David membuat Ara kesal.

"Oh, jadi harus merubah penampilan juga! Kalau gitu sini uang papa, besok Ara mau belanja baju cewek yang banyak. Sampai saldo papa jebol!" Kata Ara sengaja memancing reaksi papanya. Lalu papa David berdiri dan masuk kamar. Membuat Ara dan mama Dinda heran dikira marah. Tapi tak berselang lama papa David keluar lagi.

"Ini buat Ara, Ara boleh beli apa aja yang Ara mau, asal berguna buat Ara!" Kata papa David sambil meletakkan satu kartu kredit di meja depan Ara.

"Beneran pa, nih papa mau nguji Ara apa gimana nih?" Tanya Ara.

"Beneran Ara, papa kasih itu buat Ara, buat siapa sih papa kerja siang malam kalau bukan buat Ara dan mama, kan ma?" Kata papa David sambil mengedipkan matanya jahil.

"Ih....tengkiu papa, papa memang terbaik!" Kata Ara sambil memeluk papanya.

"Mah besok Ara mau borong!" Kata Ara semangat.

Sesuai rencana pagi harinya Ara dan mama Dinda akan pergi ke salon di sebuah mall, salon langganan mama Dinda.

"Dek pakai ini, ini mama beliin udah lama tapi kamu belum pakai sampai sekarang!" Kata mama Dinda sambil mengulurkan satu dress warna marun.

"Ma, Ara nggak pede pakai yang begituan!" Jawab Ara merengek.

"Apa mau pakai hijab kayak mama, mama malah senang lho!"

"Ih mama, Ara belum siap ma!"

"Ya udah pakai ini, biar kelihatan cewek gitu lho, feminim!" Rayu mama Dinda lagi.

"Ya udah, sini Ara coba!" Kata Ara menerima dress yang di bawa mamanya. Ara memakai dress itu dan keluar kamar, mama Dinda yang menunggu di luar kamar takjub dengan penampilan sang putri.

"WOW.....Cantiknya anak mama!"

"Ih, mama nggak usah lebay deh, yuk berangkat!" Ajak Ara yang sudan membawa tas selempangnya, membuat penampilannya bertambah manis.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!