Aira menikah dengan pria pujaannya. Sayang, Devano tidak mencintainya. Akankah waktu bisa merubah sikap Devan pada Aira?
Jaka adalah asisten pribadi Devan, wajahnya juga tak kalah tampan dengan atasannya. hanya saja Jak memiliki ekspresi datar dan dingin juga misterius.
Ken Bima adalah sepupu Devan, wajahnya juga tampan dengan iris mata coklat terang. dibalik senyumnya ia adalah pria berhati dingin dan keji. kekejamannya sangat ditakuti.
Tiana adalah sahabat Aira. seorang dokter muda dan cantik. gadis itu jago bela diri.
Reena adik Devan. Ia adalah gadis yang sangat cerdas juga pemberani. dan ia jatuh cinta pada seseorang yang dikenalnya semasa SMA.
bagaimana jika Jak, Ken, Tiana dan Reena terlibat cinta yang merumitkan mereka.
Devan baru mengetahui identitas Aira istrinya.
menyesalkah Devan setelah mengetahui siapa istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IJINKAN AKU MENCINTAIMU 33
"Assalamualaikum, selamat sore, Pak Burhan," sebuah suara berat mengagetkan Burhan.
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, selamat sore maaf anda siapa ya?" Burhan mengernyit memindai pria di hadapannya.
"Perkenalkan saya Sean Irawan Buditama. Saya adalah ayah kandung dari putri angkat Bapak," jawaban pria itu membuat Burhan terkaget.
Matanya membelakak. Wajah tampan, dengan rahang kokoh. Sungguh, wajah gadis kecil yang menjadi kesayangan di keluarganya sangat mirip dengan pria yang menjulang tinggi di hadapannya.
Seketika air mata Burhan menetes. Sean yang melihat itu ikut menitikkan buliran bening dari mata beriris coklat gelap. Mirip iris mata Aira.
"Dari mana saja kau!" Ucapnya tertahan. Burhan memukuli lengan Sean.
Sean menahan tangisnya. Ia biarkan Burhan memukuli lengannya.
"Kemana saja kau selama ini. Tidakkah kau lihat putrimu menderita?!" Sergah Burhan keras.
"Tidak kah kau tau, hampir tiap malam ia memanggil mu, memanggil ibunya?!" Air mata Burhan mengalir deras.
Sosok tegas dan berwibawa hilang, saat menceritakan awal-awal ia mengasuh Aira. Tangisnya tertahan, hatinya sakit seperti dihantam oleh godam.
"Tidakkah kau dengarkan rintihannya tiap malam menjelang. Putrimu terus memanggil. Mommy ... Mommy .... huuu ... uuu ... hmmph ...," Lanjutnya sambil terisak, tertahan.
Sean jatuh luruh ke lantai. Ia memegangi kaki Burhan. Menangis tertahan.
"Berdiri kau, laki-laki kurang ajar. Aku belum selesai bercerita!" Burhan menarik tubuh Sean.
Pria berusia 48 tahun itu menghapus kasar air matanya. Menatap pria yang kini menangis tertahan. Wajah tampan itu benar-benar kacau dan tak berdaya.
Tiba-tiba Burhan memeluknya. Entah mengapa, ia tak bisa melanjutkan ceritanya. Cerita bagaimana Aira, harus dibawa ke psikiater anak, untuk menghilangkan traumanya.
Cerita, bagaimana Aira sangat takut dengan bunyi letusan. Bahkan dari balon sekalipun. Cerita di mana Aira harus kembali ceria di masa kanak-kanaknya.
Burhan mengelus punggung Sean. "Coba ceritakan, bagaimana awalnya?"
Sean menghapus air matanya. Dengan sisa ketegaran yang ada, pria tampan itu menceritakan semua tanpa ada yang ditutupi.
Burhan terlihat shock setelah Sean menceritakan semuanya.
"Berarti, Aira melihat dengan mata kepalanya sendiri, ketika Ibunya ditembak?!" Tanyanya miris.
"Jika mendengar cerita Bapak, tentang trauma Aira. Saya kira demikian," jawab Sean dengan menghela napas berat.
"Maid yang membawa Aira, terbunuh. Jika dilihat dari lokasi jasadnya. Sepertinya ia berlari menjauh dari tempat di mana ia meninggalkan Aira," jelas Sean lagi.
Lagi-lagi Burhan terkejut. Bagaimana tersiksanya pembantu itu bertahan untuk tidak memberitahu di mana anak majikannya berada. Dan dia merasa salut.
"Saya baru tahu, ada wanita seobsesi itu akan mu, Tuan muda Buditama," ucap Burhan masih shock.
"Panggil saya Sean saja, Pak," ujar Sean, yang ditanggapi anggukan oleh Burhan.
"Sebelumnya, aku bertanya. Dari mana kekuatan Aira. Kau lihat sendiri kan?" Tanya Burhan penasaran.
Sean menghela napas. Ia juga tidak begitu yakin akan jawabannya sendiri. Tapi, ketika ia melihat CCTV di rumah, bagaimana sang istri melawan sendirian para penjahat, bahkan tak sedikit meregang nyawa di tangan wanita yang ia cintai itu. Sean yakin, jika mendiang sang istri menurunkan bakatnya pada Aira, putri kandungnya sendiri.
"Aku menikahi ibunya, tanpa mengetahui kekuatan yang dimiliki Ayuning Bisara, istriku sendiri. Tapi, aku yakin, jika kekuatan Aira berasal dari mendiang ibu kandungnya," jawab Sean.
Burhan menghela napas. Ia sangat yakin, jika istri Sean bukan turunan orang sembarangan. Dengan kekuatan yang dimiliki, pasti jika tidak dari latihan berguru pada yang ahli bertahun-tahun. Atau memang ia keturunan orang berilmu Kanuragan tinggi.
"Baiklah, sekarang apa rencanamu, Sean?" Tanya Burhan serius.
Sean menatap pria gagah dihadapannya. Ia sduah berpikir sekian hari sebelum ia menemui ayah angkat dari putrinya tersebut.
"Saya, mohon. Jagalah putri saya, Pak. Karena jika ia saya, ambil sekarang. Saya tidak bisa menuntas semua penjahat yang membunuh istri saya," ujar Sean dengan tatapan tajam.
"Bagaimana jika kau lapor polisi?" Sean menggeleng sambil tersenyum sinis.
Burhan menghela napas. "Apa ini bersangkutan dengan mafia?" Sean mengangguk membenarkan pertanyaan Burhan.
"Tolong jaga, Aira. Redam semua kebisaannya, hobinya, kemampuannya, bahkan identitasnya sekalipun," jelas Sean penuh harap.
"Apa kau gila! Kau ingin membunuhnya jika kita lakukan itu!" Seru Burhan menolak permintaan gila Sean.
"Hanya itu satu-satunya Aira tidak tercium oleh Brigitta!" Teriak Sean putus asa.
Burhan termenung. Ucapan Sean benar adanya.
"Jika, Bapak bisa melakukannya. Hingga ia berumur 25 tahun. Saya menjaminkan Ia terbebas dari Brigitta!" Lanjut Sean lagi.
"Apa yang ingin kau lakukan setelah ini?!" Burhan bertanya dengan mimik tidak suka akan apa yang Sean lakukan selanjutnya.
"Aku akan habisi satu persatu anak buah wanita gila itu!" Jawab Sean penuh dengan aura kebencian.
"Kau gila! Itu dosa! Sama saja kau dengan pembunuh!" Teriak Burhan.
"Jika tidak aku lakukan. Aira yang akan mati sia-sia Pak!" Sangkal Sean lagi.
Burhan terdiam. Ucapan Sean benar. Karena Brigitta sampai sekarang belum bisa ditangkap. Burhan tampak berpikir keras.
"Bagaimana jika kau ditemani salah satu dari anggota khusus kami?" Usul Burhan tiba-tiba melintas ide.
Dunia mafia memang sedikit meresahkan. Walau tidak mungkin bisa membumi hanguskan dunia itu. Tapi, setidaknya. Dengan sedikit kejutan dari pihak kepolisian akan mampu meredam kejahatan mereka, walau hanya sebentar.
"Maksud, Bapak?" Tanya Sean tidak mengerti.
"Jadi begini. Kami sedikit kesulitan untuk masuk dunia hitam. Tapi, sebelumnya saya tanya dulu. Apa kau berkecimpung dalam dunia itu?" Sean mengangguk.
"Saya ketua mafia dari klan Harimau Benggala," jawab Sean.
Burhan tercengang. Dalam kepolisian sangat tahu siapa-siapa klan mafia yang berpengaruh. Klan Harimau Benggala salah satu klan yang terbesar dan terkuat.
"Aku sudah mengepalainya selama sembilan tahun terakhir ini," jelas Sean.
Burhan terkagum dengan sosok Sean. Ia sangat yakin akan kecerdasan laki-laki tersebut. Bisa menggantikan kepala klan sebelumnya tanpa ada ikatan darah sekalipun. Burhan tahu, jika kepala klan Harimau Benggala tidak memiliki keturunan.
Kepolisian memang mengetahui semua kegiatan dari dunia bawah tanah atau dunia hitam. Hanya beberapa yang bisa ditangkap. Selebihnya top of secret.
"Satuan kami memiliki petugas khusus. Kamu, bisa melatihnya. Saya akan memberikan kuasa penuh pada bawahan saya untuk menghabisi para penjahat itu. Tapi, jika bisa, kau buat mereka terbunuh karena sebuah kejahatan. Jadi kita bisa mengelak jika nanti dipertanyakan. Jaga-jaga," jelas Burhan.
Sean tampak berpikir panjang. Sebenarnya, ia ingin membunuh dengan tangannya sendiri. Burhan yang tahu betapa dendamnya pria yang masih berpikir ini, langsung memberi penjelasan.
"Saya, tidak mau jika putri saya memiliki ayah seorang pembunuh!" Sean akhirnya mengerti.
"Baiklah, Pak. Aku akan menuruti perintah Bapak. Walau sebelumnya aku telah membunu beberpa di antara mereka."
Burhan menghela napas. "Ya ... tidak apa-apa lah. Sudah terlanjur," Sean terkekeh.
"Tapi, tidak untuk selanjutnya!" Tegas Burhan.
Sean mengagguk. Ia tersenyum lega. Aira, putrinya akan selamat di tangan Burhan.
Sepeninggalan Sean ke markasnya. Burhan langsung mengerahkan dua orang satuan khusus untuk pergi bersama Sean. Mengemban sebuah misi untuk menyelamatkan negara.
Waktu berganti. Burhan pensiun digantikan sang putra yang juga anggota kepolisian, Andreas. Sedangkan Indra memilih menjadi satuan Intel.
(Flashback end).
Devan termangu mendengar cerita Andreas.
"Jadi ayahnya Aira masih hidup sampai sekarang?" Tanya Devan yang dijawab anggukan oleh Andreas.
Ken hanya bisa menyimak tanpa ada sepatah kata. Ia masih kagum, akan sosok kakak ipar sepupunya.
"Kau bermenantu keluarga Buditama, Kak. Bayangkan, seorang Buditama kini jadi anggota keluarga kita!" Ken bersorak riang.
Devan menelan saliva. Ia hanya tersenyum kikuk mengingat bagaimana kelakuan sebelumnya terhadap istrinya itu.
Bersambung.
Nah kan ... Gimana babang Devan. Istri Lo orang sangat berpengaruh dari Lo!
dobel up nih... maaf agak lama posting...
othornya agak pusing
kok rasa'a sedih bgt ya merasakan apa yg dirasakan reena...
jgn sampai jaka kehilangan kedua'a...
dr qwal kenal tania bukan'a gercep,,sdh ditikung ken baru bingung sendiri,,
tdk bisakan sinta spt linda mama'a devan yg tdk memandang status???
jgn sampai jaka menyesal jika reena kehilangan semangat memperjuanhkan cinta'a,,
reena sbg wanita sdh berusaha mengungkapkan cinta'a buat jaka...
enak bgt jadi devan,menyakiti semaua'a sendiri dan memperlakukan aira spt ydk ada harga diri'a...
gimana kepiye to kihhh???
banyak part-part yang seharusnya ditulis tapi malah dihilangkan, jadi kurang ngena cerita nya