NovelToon NovelToon
Aku, Dia, Dan Sahabatku

Aku, Dia, Dan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:SPYxFAMILY / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Selvia Febri

"Aku, Dia, dan Sahabatku" adalah sebuah novel yang mengeksplorasi kompleksitas persahabatan dan cinta di masa remaja, di mana janji dan pengorbanan menjadi taruhannya. Lia Sasha putri, seorang siswi SMA yang ceria, memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan Pandu Prawinata , sahabatnya sejak SMA . Mereka membuat janji untuk bertemu kembali setelah 8 tahun, dengan konsekuensi yang mengejutkan: jika Pandu tidak datang, berarti Pandu sudah meninggal. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan mereka diuji ketika Lia jatuh cinta dengan Angga, seorang laki-laki yang pengertian dan perhatian. Di tengah gejolak cinta segitiga, persahabatan mereka menghadapi ujian yang berat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvia Febri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Sementara itu, Raya, Clara, Rangga, dan Kania baru saja selesai menjalani jam pelajaran terakhir di sekolah. Mereka langsung bersiap-siap untuk menjenguk Lia di rumah sakit.

"Ra, kita ke rumah sakit ya," ujar Clara dengan nada yang khawatir.

"Iya, Cla," jawab Raya. "Gue juga khawatir sama Lia."

"Gue juga mau nengokin Lia," ujar Rangga dengan nada yang khawatir.

"Gue juga," ujar Kania dengan nada yang khawatir.

Mereka kemudian berjalan bersama menuju parkiran sekolah. Mereka naik ke mobil Raya dan mengemudi menuju rumah sakit.

"Ra, lo tahu nggak rumah sakit mana yang ditempatin Lia?" tanya Clara dengan nada yang penasaran.

"Gue nggak tahu," jawab Raya. "Tadi Pandu ngasih tahu gue lewat telepon. Tapi, gue lupa ngasih tahu lo."

"Ya udah, gue nanya ke Pandu aja," ujar Clara. "Gue udah save nomor Pandu."

Clara kemudian menghubungi Pandu melalui ponsel nya. Clara menanyakan alamat rumah sakit tempat Lia dirawat. Pandu memberikan alamat rumah sakit pada Clara.

"Oke, Ra," ujar Clara. "Kita udah tahu alamat nya."

Mereka kemudian terus mengemudi menuju rumah sakit. Mereka merasa khawatir dengan keadaan Lia. Mereka berharap Lia cepat sembuh.

Saat mereka sampai di rumah sakit, mereka langsung menuju ruang perawatan Lia. Mereka menemukan Lia sedang tertidur nyenyak. Ibu dan Papa Lia sedang menjaga Lia di samping ranjang nya.

"Lia, lo kenapa?" tanya Raya dengan nada yang khawatir.

"Lia kena demam berdarah, Ra," jawab Ibu Lia. "Lia lagi dirawat di sini."

Raya, Clara, Rangga, dan Kania menangguk mengerti. Mereka merasa khawatir dengan keadaan Lia. Mereka berharap Lia cepat sembuh.

"Lia, lo harus cepat sembuh," ujar Clara dengan nada yang lembut. "Kita bakal jagain lo di sini."

Lia menangguk mengerti. Ia merasa tenang mendapat perhatian dari teman-teman nya. Lia berharap ia cepat sembuh.

Ibu dan Papa Lia kemudian berbicara dengan Raya, Clara, Rangga, dan Kania. Mereka menceritakan kondisi Lia dan menanyakan siapa saja teman Lia di sekolah.

"Lia itu anak yang baik dan ramah," ujar Ibu Lia dengan senyum yang hangat. "Lia juga anak yang kuat. Lia pasti bisa lewatin ini semua."

Raya dan Clara menangguk mengerti. Mereka merasa terharu mendengar perkataan Ibu Lia.

"Iya, Bu," jawab Raya. "Lia anak yang baik dan kuat. Kita yakin Lia bisa lewatin ini semua."

"Ibu, Papa," ujar Rangga dengan nada yang sopan. "Saya Rangga, teman satu kelas Lia. Saya juga teman Pandu."

"Hai, Rangga," sapa Ibu Lia. "Terima kasih ya sudah menjenguk Lia."

"Iya, Bu," jawab Rangga dengan senyum yang sopan.

"Saya Kania," ujar Kania dengan nada yang sopan. "Saya juga teman satu kelas Lia dan Pandu."

"Hai, Kania," sapa bapak Lia. "Terima kasih ya sudah menjenguk Lia."

"Iya, Pak," jawab Kania dengan senyum yang sopan.

Ibu dan Bapak Lia menangguk mengerti. Mereka merasa lega mendengar perkataan Rangga dan Kania. Mereka berharap Lia cepat sembuh.

"Lia itu anak yang beruntung punya teman-teman yang baik seperti kalian," ujar Ibu Lia dengan senyum yang hangat.

Raya, Clara, Rangga, dan Kania menangguk mengerti. Mereka merasa terharu mendengar perkataan Ibu Lia.

"Iya, Bu," jawab Clara. "Lia anak yang baik dan kuat. Kita yakin Lia bisa lewatin ini semua."

"Lia, lo harus cepat sembuh," ujar Raya dengan nada yang lembut. "Kita bakal nengokin lo lagi besok."

Lia menangguk mengerti. Ia merasa tenang mendapat perhatian dari teman-teman nya. Lia berharap ia cepat sembuh.

"Lia, lo istirahat ya," ujar Clara dengan nada yang lembut. "Kita doain lo cepat sembuh."

Lia menangguk mengerti. Ia merasa tenang mendapat perhatian dari teman-teman nya. Lia berharap ia cepat sembuh.

Raya, Clara, Rangga, dan Kania kemudian berpamitan pada Lia dan keluarga nya. Mereka berjalan keluar dari ruang perawatan. Mereka merasa khawatir dengan keadaan Lia. Mereka berharap Lia cepat sembuh.

"Lia, kita nengokin lo lagi besok," ujar Raya dengan senyum yang hangat.

"Iya, Ra," jawab Lia dengan senyum yang lemah.

Raya, Clara, Rangga, dan Kania kemudian berjalan keluar dari rumah sakit. Mereka merasa khawatir dengan keadaan Lia. Mereka berharap Lia cepat sembuh.

Ibu dan bapak Lia menatap punggung Raya, Clara, Rangga, dan Kania yang menjauh dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Mereka merasa lega mendengar perkataan Raya, Clara, Rangga, dan Kania. Mereka berharap Lia cepat sembuh.

Beberapa saat kemudian, dokter datang mendekati ranjang Lia. Dokter itu memeriksa keadaan Lia dengan teliti.

"Bagaimana keadaan Lia, Dok?" tanya Ibu Lia dengan nada yang khawatir.

"Keadaan Lia cukup baik," jawab dokter itu dengan senyum yang menenangkan. "Demam Lia sudah turun. Tapi, Lia masih harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari untuk mendapatkan perawatan intensif."

Ibu dan Bapak Lia menangguk mengerti. Mereka merasa lega mendengar perkataan dokter. Mereka berharap Lia cepat sembuh.

"Dok, apa yang harus kami lakukan?" tanya bapak Lia dengan nada yang khawatir.

"Bapak dan Ibu tinggal menunggu di sini saja," jawab dokter itu. "Kami akan memberikan perawatan terbaik untuk Lia."

Ibu dan bapak Lia menangguk mengerti. Mereka kemudian menunggu Lia di ruang perawatan. Ibu dan bapak Lia merasa khawatir dengan keadaan Lia. Ibu dan bapak Lia berharap Lia cepat sembuh.

1
Lovenia aura Fortun
tolong dong min, jangan di ulang" ceritanya.
kyk"Lia menghela nafas dalam-dalam", "Jangan takut, pandu itu sebenarnya baik" kasih kyk cerita lai gt spy pembaca juga menikmatinya tdk hny kalimat itu" sj dr bab 1-5 Lia cerita k keluarganya, tmn" ny bhkn guru" nya di mohon dong jgn terlalu banyak cerita seperti itu! tolong berikan cerita yang lebih menarik lagi!
Bé tít
Bikin penasaran!
Selvia Febri: hehe iy yuk d pantau dan baca terus y
total 1 replies
Shogo Makishima
Kece banget!
Selvia Febri: terimakasih
total 1 replies
Renji Abarai
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
Selvia Febri: sudah di update
untuk bab 24 nya lanjut hari besok ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!