Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~Part 20 ~Luka bagi Arika
Mereka terkejut melihat Arika.
Air mata Arika langsung mengalir tanpa permisi, kue dan paperbag yang semula ia pegang sudah terletak di lantai.
Dunia Arika langsung berhenti berputar melihat mereka dan mendengar ucapan Arian.
"Arika?" Arian langsung berdiri.
Arika menghapus dan mendekati mereka semua. Dan tanpa permisi ia menampar wajah Arian.
Arian memegang pipinya yang di tampar oleh sang istri.
"ARIKA APA YANG KAMU LAKUKAN!" bentak oma Gema.
"Oma masih nanya apa yang aku lakukan? Oma tadi enggak lihat saya menampar cucu tersayangmu ini?"
"KALIAN SEMUA JAHAT," teriak Arika. "Terutama kamu, mas."
"Prank." Arian berusaha untuk membohongi Arika lagi. "Selamat atas pernikahan kita, sayang." Arian ingin memeluk Arika, tetapi Arika menepisnya.
Arika menarik tangan wanita yang sedari tadi membelakanginya.
"Ema?" Arika semakin terkejut dan mereka yang di sana juga panik.
Arika langsung tertawa. Namun, air matanya terus jatuh membasahi pipinya. Dan satu tamparan ia layangkan kepada Ema.
"SIALAN. SAHABAT BAJINGAN. ENGGAK TAU TERIMA KASIH." Arika menjambak rambut Ema brutal.
Membuat Arian dan keluarganya langsung panik melihatnya. Arian berusaha untuk memisahkan mereka.
"Arika lepasin."
Namun, ucapan Arian tidak dihiraukan oleh Arika. Arika semakin brut menjambak rambut Ema, persetan jika dulu ia sangat mempercayai dan menganggap Ema sebagai saudaranya sendiri.
"ARIKA LEPASIN, KAMU BISA MELUKAI ANAK DAN ISTRIKU," teriak Arian mendorong tubuh Arika hingga jatuh di lantai.
Mama Alea ingin menolong Arika, tetapi Oma Gema melarangnya.
Air mata Arika sudah tak bisa ia tahan lagi. Ia menangis histeris dengan keadaan begitu ibah.
Arian yang menyadari ucapannya, langsung ikut duduk dan berusaha meraih Arika.
"Tega kamu, ini yang kamu katakan cinta, ha?" tanya Arika saat bertatapan dengan Arian.
"Arika, ini semua tidak sama yang kamu lihat, sayang." Arian meraih tangan istrinya tetapi ditepis kasar oleh Arika.
"Basih." Arika meludah di depan Arian. "Pembohong handal."
"Aku membenci lelaki sepertimu," teriak Arika dan detik selanjutnya dia pingsan hal itu membuat Arian panik dan langsung menangkap tubuh Arika.
"ARIKA," teriak Arian. Arian sudah tak bisa menahan air matanya, ia menangis sejadi-jadinya dan perlahan mengangkat istrinya untuk ia bawa ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Arika langsung diperiksa oleh dokter di ruang UGD.
"Bagaimana keadaan istriku, dok?"
"Dia mengalami shock berlebihan terlebih lagi dia sedang ha-"
"Dokter ada pasien darurat," teriak suster membuat dokter itu meninggalkan Arian.
Arian menghela napas, ia duduk di samping Arika. Mengenggam tangan istrinya.
Lelaki itu hanya mampu menangis, bahkan maaf pun sudah tak bisa ia gunakan.
Arika membuka matanya secara perlahan. Ia menghembuskan napasnya panjang saat mengingat kejadian yang baru saja ia alami.
Ia menoleh ke samping dan melihat suaminya di sana. Dengan refleks Arika langsung menghempaskan tangannya.
"Sayang, kamu sudah sadar." Arian tersenyum melihatnya.
"PERGI DARI SINI SIALAN," teriak Arika. "ENGGAK USAH PURA-PURA BAIK DAN SAYANG-SAYANG BRENGSEK."
"PERGI DARI SINI, SAYA TIDAK INGIN MELIHAT WAJAH MUNAFIKMU ITU. SAYA MUAK LIHATNYA."
"Arika?"
"PERGI!" teriak Arika diiringi oleh tangisan hebat.
Arika memegang dadanya yang naik turun disebabkan emosi. Hatinya seakan tercubit-cubit dan belum bisa menerima kenyataan.
"Kenapa kamu begitu tega, mas? Kenapa? Apa salahku hingga kamu memberiku luka sebesar ini?" Arika berbicara lirih dan tatapan kosong.
"Kenapa harus sahabatku, mas. Kenapa."
Arika terus menghela napas panjang. Merasa sesak napas.
"Kamu istirahat dulu, tenangin perasaan kamu. Kita selesaikan masalah kita dengan baik-baik setelah kamu tenang." Arian mengusap dengan lembut kepala Arika.
Sentuhan yang biasa jadi perlindungan dan tempat ternyaman baginya kini terasa bagi luka yang di siram air panas dan di gores terus-menerus.
Ia memejamkan matanya, walaupun sakit dalam hatinya tidak akan meredah dengan begini, tapi dia ingat dengan anak dalam kandungannya, ia tidak bisa membuang terlalu banyak energi dan membuat menurun ke keadaan anaknya.
Arika memegangi perutnya. Arian yang melihatnya jadi khawatir.
Namun, tak bisa bertanya sebab dia tahu Arika berusaha untuk mengstabilkan perasaannya sendiri.
Perdetik kemudian terdengar dengkuran halus. Arian melihat Arika tertidur dengan air mata terus mengalir.
Rasanya sesak, Arian tidak tahan melihat Arika menangis tapi dia penyebab wanita itu jadi seperti ini.
"Apa yang harus aku lakukan untuk mempertahankan hubungan kita yang sudah berada di ambang kehancuran ini."
"Mas yang membuatnya sampai begini, tapi mas juga yang takut akan perpisahan, sayang."
Keluarga Arian datang bersama dengan Ema, tetapi Arian tidak membiarkan mereka masuk sebab akan membuat Arika mengamuk lagi.
"Sebaiknya kalian pulang, kamu juga Ema. Jika Arika melihatmu dia akan kembali mengamuk, biarkan dia tenang dulu."
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.