Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Sesampainya di apartemen, Jinan membantu Cindy masuk ke dalam kamarnya dan mendudukkan Cindy pada sofa ruang tamunya.
"Sayang aku mau ambil beberapa baju, kamu disini dulu gpp yah" ijin Jinan untuk keluar menuju kamar Cindy mengambil beberapa pakaian Cindy
Cindy menganggukkan kepalanya, "Iya nan"
Jinan mengecup kening Cindy dan berlalu menuju kamar Cindy yang berada di seberangnya. Saat Jinan sedang mengambil pakaiannya, Cindy hanya melihat televisi dan juga mengecek handphonenya apakah setelah kejadian barusan handphonenya masih dapat dioperasikan.
Beberapa menit Cindy menonton televisi, Cindy terpanggil oleh alam agar segera menuju kamar mandi agar memenuhi panggilan itu namun dirinya dibuat berjalan agak sulit. Bertepatan dengan itu Jinan baru saja kembali mengambil pakaian Cindy dan melihat Cindy berusaha bangun dari duduknya.
"Sayang mau kemana?" Tanya Jinan melihat Cindy seperti ingin menuju ke suatu tempat
"Mau ke kamar mandi nan" jawab Cindy dengan menahan panggilan alamnya
"Aku bantu yah" ucap Jinan membatu Cindy kembali
Cindy menganggukkan kepalanya dan Jinan menggendongnya menuju kamar mandi kemudian dia mendudukkan Cindy pada klosetnya.
"Kamu ngapain masih disini?" Tanya Cindy yang melihat Jinan masih disana
"Barangkali kamu butuh bantuan" jawab Jinan yang khawatir dengan Cindy
"Nanti lah aku aja belum ngapa-ngapain, sana diluar dulu" usir Cindy
Sesuai pinta Cindy, Jinan keluar dari kamar mandi dan menunggu dirinya dipanggil oleh Cindy. Pada saat Cindy sedang memenuhi panggilan alamnya, Jinan mendengar sedikit suara kesakitan Cindy yang membuatnya tidak tahan untuk membantunya namun demi kemaslahatan umat Jinan menahannya dan menunggu Cindy memanggil dirinya saja.
Setelah menunggu akhirnya Cindy memanggil Jinan dan langsung ditanggapi oleh Jinan.
"Udah sayang?" Tanya Jinan memastikan Cindy telah menyelesaikan panggilan alamnya
"Nan kayaknya aku mau sekalian mandi aja deh, badannya aku udah lengket" ucap Cindy yang berpikiran dirinya sekalian membersihkan dirinya
"Terus mandinya gimana? Masa aku mandiin kamu" tanya Jinan yang tidak mungkin dirinya memandikan Cindy
"Iya juga sih"
"Berhubung kamar mandinya aku ada bathtub kamu mandi disitu aja yah dan kakinya kamu diangkat aja oh biar ngga kena air" saran Jinan jika Cindy memang ingin mandi
"Emang gpp kayak gitu nan?" Tanya Cindy apakah baik jika posisi mandinya seperti itu
"Ya mau gimana lagi kan kamu yang mau mandi jadi mungkin gitu caranya terbaiknya" ucap Jinan yang memang itu cara yang terbaik
"Hmmm, nanti aja deh ini masih sakit kakinya buat digerakin nanti aja kalo udah ngga terlalu sakit" ucap Cindy yang menunda membersihkan dirinya
"Boleh gpp, berarti udah ngga ada yang mau kamu lakuin di kamar mandi kan?" Tanya Jinan kembali apakah Cindy akan melakukan sesuatu di kamar mandi
Cindy menggelengkan kepalanya, "Udah nan"
Kemudian Jinan kembali menggendong Cindy namun bukan menuju ruang tamu tapi menuju ke tempat tidurnya yang membuat Cindy kaget.
"Loh nan kenapa aku dibawa ke kasur?" Tanya Cindy yang bingung kenapa Jinan bawanya menuju kasur
"Sekarang waktunya kamu istirahat dan sebentar lagi Maghrib jadi aku mau masak buat makan malem" jawab Jinan yang ingin Cindy beristirahat
"Kan bisa di ruang tamu nanti"
"Ngga sayang, kamu disini aja sekalian kita sholat Maghrib" ucap Jinan yang menolak permintaan Cindy
"Iya deh iya"
"Kamu mau makan sama apa sayang?" Tanya Jinan untuk makan malam mereka berdua
"Hmmm apa yah, enaknya apa nan?" Tanya balik Cindy
"Gimana kalo spaghetti?" Tawar Jinan
"Emang kamu bisa bikinnya?" Tanya Cindy yang ragu Jinan bisa membuatnya
"Bisa dong, kamu meragukan kemampuan kekasihnya kamu yang ganteng ini" jawab Jinan membanggakan dirinya
"Hehehe iya deh iya, itu aja gpp"
"Ok ditunggu yah pesanannya" ucap Jinan seperti pelayan
"Apaan sih kamu ngga lucu" balas Cindy memukul pelan pundak Jinan
"Hehehe aku bikin dulu yah"
"Iya sayang"
Jinan berlalu menuju dapur untuk memasak apa yang sudah mereka sepakati dan Cindy hanya bisa tiduran menunggu Jinan menyelesaikan masakan, namun tiba-tiba rasa kantuknya datang dan itu membuat dirinya tertidur selama menunggu Jinan memasak.
Setelah memasak Jinan membawa hasil masakannya menuju kamarnya untuk disajikan pada Cindy namun dia melihat bahwa Cindy telah tertidur disana, Jinan menaruhkan nampan berisi makanan di nakas dan membangunkan kekasihnya itu.
"Sayang bangun yuk, aku udah selesai masaknya" bisik Jinan membangunkan Cindy
"Ehmm udah nan?" Tanya Cindy sambil mengusap matanya
"Udah sayang yuk makan" jawab Jinan membantu Cindy untuk duduk
"Iya ya"
Cindy berusaha bangun dan dibantu oleh Jinan kemudian Jinan mengambil nampan itu dan diberikan pada Cindy.

"Kamu makan dulu ya sayang, aku mau ambil mukenanya kamu" ucap Jinan mengelus kepala Cindy
"Kamu ngga sekalian makan nan?" Tanya Cindy yang melihat Jinan seperti sibuk banget
"Nanti aja sayang, yang penting kamu makan dulu" jawab Jinan tersenyum manis padanya
"Ngga sini ikut makan bareng aku" ucap Cindy memaksa Jinan agar dia bisa makan bareng dengannya
"Nanti sayang itu masih ada kok di depan masakannya aku nanti aku makan kok" tolak halus Jinan
"Husshh nurut ngga" ucap Cindy menaruhkan jari telunjuknya di bibir Jinan
"Iya deh iya"
Jinan kembali duduk di sebelah Cindy dan ikut makan bersamanya, Jinan menyuapi Cindy dan juga dirinya.
*
Setelah mereka selesai makan malam, mereka berdua melaksanakan ibadah mereka dan sekarang Cindy berusaha untuk tidur kembali.
"Nan aku udah ngantuk" ucap Cindy yang merasakan rasa kantuknya telah tiba
"Ya udah sini aku bantu yah" balas Jinan membantu Cindy untuk memposisikan tubuhnya untuk berbaring
"Kamu tidur dimana nan?" Tanya Cindy yang bingung jika dirinya di kasur Jinan tidur dimana
"Dibawah sayang" jawab Jinan
"Kok di bawah ngga di atas aja sini sama aku" ucap Cindy yang tidak tega
"Ngga sayang aku takut kena gips nya kamu" ucap Jinan yang takutnya dirinya merusak gips Cindy
"Gpp nan kan gips nya di kaki kanan, kamu tidurnya di kiri aja biar ngga kena" balas Cindy untuk membujuk Jinan agar dirinya bisa tidur disebelahnya
"Beneran gpp aku tidur sebelahnya kamu?" Tanya Jinan masih ragu
"Ya Allah nan kayak ngga pernah aja sih" jawab Cindy yang kesal dengan Jinan yang masih tidak percaya
"Iya deh tapi buat hari ini aja yah, besok dan seterusnya aku tidur di bawah" ucap Jinan memberi syarat
"Iya ya jinanku" balas Cindy mengelus pipi Jinan
Jinan melipat kembali matras yang rencananya untuk tempat dia tidur dan dia merebahkan tubuhnya di sebelah Cindy yang sudah menggeser tubuhnya agar Jinan memiliki ruang.
"Nan kok kamu tau aku ada disana sih kan aku ngga bilang sama kamu" tanya Cindy memeluk Jinan dari samping
"Hmm gimana yah jelasinnya, kamu masih nyimpen gantungan kunci di hpnya kamu ngga sayang?" Tanya Jinan tentang gantungan kunci yang dia berikan pada Cindy
Cindy menganggukkan kepalanya, "Masih nan kenapa?"
"Di dalem situ ada alat pelacak sayang, aku minta tolong temennya aku yang kerja di bidang teknologi gitu jadi aku sisipkan di gantungan kunci hp kamu" ucap Jinan menjelaskan tentang gantungan kunci itu
"Kok gitu nan?" Tanya Cindy yang kaget setelah mendengar penjelasan Jinan
"Aku khawatir sayang takutnya kamu kenapa-napa dan sekarang contohnya untung aja aku sadar kamu mau melakukan hal nekat kalo ngga aku masih tenang" ucap Jinan menjelaskan maksudnya itu
"Iya deh iya maaf ya oppaku" ucap Cindy yang mengerti maksud Jinan dan berusaha manja padanya
"Kamu juga sih kenapa nekat gitu" kesal Jinan pada Cindy namun mempererat rangkulannya
"Aku penasaran aja oppa" balas Cindy menusuk jarinya pada pipi kekasihnya itu
"Iya deh iya tapi jangan dilakuin sendiri yah ada aku sama Zee yang bisa nolongin kamu" ucap Jinan kemudian mengecup puncak kepala Cindy
Cindy menganggukkan kepalanya, "Iya oppa sayang"
"Aku udah bikinin kamu surat ijin beberapa hari sayang" ucap Jinan yang telah membuatkan surat izin pada rumah sakit
"Loh kok cepet banget nan?" Tanya Cindy yang kaget Jinan sudah mengurus izin dirinya
"Gpp dong biar kamu bisa istirahat" ucap Jinan yang tidak ingin Cindy kecapean
"Iya deh iya tapi laporannya aku..." ucap Cindy yang khawatir dengan laporannya
"Hushh kamu tenang aja udah aku handle, mungkin besok ada beberapa laporan yang masuk ke email kamu" ucap Jinan menahan ucapan Cindy dengan menempelkan jarinya
"Hahh" kaget Cindy
"Kenapa sih Cind pake teriak gitu?" Tanya Jinan menutup mulut Cindy
"Maksudnya kamu?"
"Aku udah minta tolong dokter disana buat laporan tentang magang kamu disana" jawab Jinan yang telah meminta tolong pada dokter lain untuk membantunya
"Yeayy makasih ya sayang" ucap Cindy mengeratkan pelukannya
"Iya sama-sama, sekarang istirahat yah"
"Iya nan kamu juga yah, kamu udah melakukan banyak hal pasti cape" pinta Cindy yang melihat Jinan telah melakukan banyak hal untuknya
"Iya sayang ini mau tidur sama kamu"
"Hehehe iya nan, selamat tidur yah" ucap Cindy mengecup pipi Jinan
"Selamat tidur" balas Jinan yang juga mengecup kening Cindy
Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam alam mimpi mereka masing-masing.
*
Keesokan harinya, Jinan sudah bersiap untuk berangkat menuju rumah sakit namun Cindy masih terlelap dalam tidur karena mungkin dia kelelahan setelah kejadian sebelumnya.
Pada saat Jinan ingin meninggalkan Cindy, ternyata Cindy sudah bangun dari tidurnya. Melihat itu, Jinan menghampiri Cindy dan berpamitan padanya.
"Ehh sayang udah bangun" ucap Jinan membantu Cindy untuk duduk di kasurnya
"Iya nan, lah udah rapi aja" balas Cindy yang melihat Jinan sudah rapi
"Hehehe iya sayang hayoo udah jam berapa ini" kekeh Jinan sambil mengelus kepala Cindy
"Lah udah jam 6 aja" ucap Jinan setelah melihat jam dinding di kamar Jinan
"Iya sayang, kamu mau sholat subuh sayang?" Tanya Jinan apakah Cindy telah masuk masa menstruasinya
Cindy menganggukkan kepalanya, "Iya nan"
"Ya udah sholatnya tayamum dulu yah soalnya gips nya ngga boleh kena air" ucap syukur Jinan dan memberi saran jika masa menstruasi Cindy telah selesai
"Iya oppa" ucap gemas Cindy pada Jinan
Jinan mencubit pipi chubby pacarnya itu, "Ihh lutunya pacarku ini, oh iya sayang aku sekalian pamit yah, nanti jam 7 atau 07.30 Zee udah disini"
Cindy menganggukkan kepalanya, "Iya nan gpp, tapi sebentar"
"Kenapa sayang?"
"Aku mau pup dulu" jawab Cindy yang sudah tidak tahan lagi
"Iya deh sini aku bantu"
Jinan menggendong Cindy menuju kamar mandi dan bertepatan setelah mendudukkan Cindy pada klosetnya, terdengar suaranya ketukan pintu kemungkinan itu Zee yang baru saja sampai itu dipikiran Jinan.
"Sayang kayaknya Zee udah di depan" ucap Jinan setelah mendengar ketukan dari pintu kamarnya
"Lah bukannya kata kamu jam 7 yah, ini masih jam 6.30" balas Cindy yang bingung padahal Jinan bilang Zee akan tiba pukul 7
"Ngga tau juga sih, aku bukain pintunya dulu ya sambil nunggu kamu"
"Iya deh"
Jinan keluar dari kamar mandinya dan menuju pintu kamarnya dan melihat dari lubang pintunya agar mengecek siapa yang mengetuk pintu kamarnya, dugaan Jinan salah yang sebelumnya dia duga itu Zee ternyata itu Gaby yang berada di luar.
Setelah melihat siapa yang mengetuk, Jinan membukakan pintunya dan terkejut siapa yang berada di depan pintunya itu.
"Kamu temennya Cindy yang kemaren kan?" Tanya Jinan pada seseorang yang mengetuk pintunya itu
"Iya bener saya Gaby, Cindy ada?" Ucap Gaby memperkenalkan dirinya
"Ada di dalem"
"Aku boleh masuk ngga?"
"Boleh boleh silahkan"
Gaby dipersilahkan masuk ke dalam kamar apartemen Jinan dan mencari keberadaan Cindy, namun tidak menemukannya dan saat itu Jinan baru menutup pintu kamarnya dan melihat Gaby seperti kebingungan.
"Dimana nan?" Tanya Gaby melihat Jinan setelah menutup pintu
"Ohh itu lagi di kamar mandi, lagi ada panggilan alam" jawab Jinan menunjuk pada kamar mandinya
"Ohh gw kira lagi dimana"
"Ya udah duduk dulu mungkin sebentar lagi, Lo mau minum apa?" Tanya Jinan menawarkan pada Gaby
"Air putih aja nan"
"Ok deh"
Saat Jinan ingin mengambilkan minuman untuk Gaby, Cindy memanggilnya dan terpaksa menunda untuk mengambilkan minuman untuk Gaby dan menuju ke kamar mandi. Gaby tangen dengar itu juga ikut menuju kamar mandi Jinan yang berada di sebelah kamar tidur Jinan.
"Udah sayang?" Tanya Jinan setelah masuk kamar mandinya
Cindy menganggukkan kepalanya, "Udah nan, loh kok ada Gaby"
"Ehh iya sayang tadi yang ngetuk pintu dia aku kira Zee" balas Jinan
"Ya udah deh"
"Ada lagi ngga yang kamu mau lakuin?" Tanya Jinan apakah Cindy ingin keluar dari kamar mandi atau belum
"Kayaknya bener nan aku mau mandi" jawab Cindy yang ingin membersihkan dirinya
"Hmmm, ya udah deh gpp berhubung ada Gaby disini kamu dimandiin sama dia gpp kan?" Tawar Cindy
"Iya deh gpp, daripada sama kamu" ucap Cindy sedikit menyindir Jinan
"Lah kenapa bukannya harusnya kamu seneng yah" balas Jinan
"Enak aja, sah in dulu baru mandi bareng" ucap Cindy memukul pelan pundak Jinan
"Hehehe iya sayang, berhubung ada Gaby aku berangkat kerja dulu yah" pamit Jinan
"Iya nan gpp hati-hati yah" balas Cindy menyalami Jinan
"Iya sayang kamu juga yah kalo ada apa-apa kabarin aku" ucap Jinan kemudian mengecup kening Cindy
"Iya oppaku yang ngegemesin" balas Cindy kembali mencubit pipi Jinan
"Geb Lo mandiin Cindy gpp kan?" Tanya Jinan pada Gaby
"Ehh g...gpp kok nan" jawab Gaby dengan gugup karena melihat interaksi mereka berdua
"Ya udah gw nitip Cindy yah sama nanti kayaknya ada Zee juga yang bantuin Lo, itu kalo Cindy udah selesai mandi pake kursi roda aja di deket pintu yah" pinta Jinan pada Gaby
"Iya nan nanti gw bantu Cindy" balas Gaby
"Ya udah gw pamit kerja dulu" pamit Jinan pada Gaby
"Iya nan hati-hati"
Jinan menganggukkan kepalanya dan berlalu menuju rumah sakit, Gaby yang melihat Cindy seperti ini serasa ingin menangis.
"Lo kenapa geb kok kayak mau nangis gitu?" Tanya Cindy yang melihat Gaby seperti ingin menangis
"Seharusnya gw yang nanya gitu, Lo ngapain sih sampe kayak gini?" Jawab Gaby yang khawatir dengan sahabatnya itu
"Hehehe sorry geb, biasa kecelakaan kerja" balas Cindy sambil cengengesan
"Ngga mungkin, pasti Lo habis nekat oh ya" ucap Gaby yang menduga Cindy akan seperti itu
"Ya gitu lah, geb bantuin gw ke bathtub yah" pinta Cindy sambil merentangkan tangannya
"Iya ya"
Gaby membantu Cindy untuk berpindah dari kloset menuju bathtub dan juga membantunya melepaskan pakaiannya. Sekedar informasi, mereka tidak canggung pada saat momen ini karena dulu pada saat Gaby sedang perawatan karena kecelakaan Cindy juga yang membantu Gaby membersihkan tubuhnya jadi mereka tidak saling canggung satu sama lain.
Selama memandikan Cindy, Cindy menceritakan apa yang terjadi pada Gaby dan itu membuat Gaby kaget karena Cindy tidak biasa seperti itu dan juga dia tahu bahwa Cindy dapat menguasai ilmu beladiri namun Gaby hanya berpikiran Cindy wanita feminim seperti dirinya.
***
Ya Allah akhirnya bisa update lagi cerita ini, maaf yah update kali ini agak lama soalnya author lagi ada kerjaan juga sama belum ada inspirasi lagi jadi maaf yah tapi insyaallah updatenya ngga akan lama kok...
Gimana nih kabarnya teman-teman sekalian? Semoga sehat semua yah, oh iya author mau ngucapin selamat atas kembali aktifnya Chika author hanya mendoakan semoga kejadian sebelumnya menjadi pelajaran untuk Chika kedepannya dan juga bisa lebih dewasa mengambil keputusan...
Author lihat interaksi Chika dan Vivi masih ada yah, kok author agak curiga yah deng-deng ada udang di balik bakwan?...
Ah sudah lah author senang Chika kembali aktif lagi dan diterima dengan baik lagi jadi dukung terus yah...
Oh iya sama selamat yah buat Anin sudah 700 show, ngga kebayang sih dulu Anin sempat 3 setlist capenya kayak apa dan ngatur waktunya, author bingung kalo kayak gitu tapi hebat Anin...
Semoga kalian sehat semua yah dan jangan lupa jaga kesehatan juga, dan semoga kalian suka part kali ini dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...
Thanks for reading...