NovelToon NovelToon
Istri Dari Ketua Geng Motor

Istri Dari Ketua Geng Motor

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Laura Putri Lestari

Air mata terus mengalir dari sepasang bola mata abu-abu yang redup itu. Di dalam kamar sempit yang terasa semakin menyesakkan, Aria meringkuk, meratapi nasib yang menjeratnya dalam belenggu takdir yang tak pernah diinginkannya. Aria, gadis polos nan culun, begitu pendiam dan penurut. Orang tuanya memaksanya untuk menikah dengan anak dari bos ayahnya, sebagai jalan keluar dari kejahatan sang ayah yang telah menggelapkan uang perusahaan. Aria tidak berani menolak, tidak berani melawan. Ia hanya bisa mengangguk, menerima nasib pahit yang seolah tak ada ujungnya.

Tanpa pernah ia duga, calon suaminya adalah Bagastya Adimanta Pratama, lelaki yang namanya selalu dibicarakan di sekolah. Bagastya, si ketua geng motor paling ditakuti se-Jakarta, pemimpin SSH yang tak kenal ampun. Wajahnya tampan, sorot matanya dingin, auranya menakutkan. Dan kini, lelaki yang dikenal kejam dan berbahaya itu akan menjadi suami dari seorang gadis culun sepertinya. Perbedaan mereka bagaikan langit dan bumi—mustahi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laura Putri Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masak Bareng

Bi mirna mendatangi gazebo tempat Aria, Bagastya dan anak anak panti bermain. "anak-anak pergi mandi sekarag, setelah itu baru kita makan malam" anak-anak panti bergegas pergi ke bilik kamar mereka masing masing.

Sedikit cerita tentang panti Asuhan ini. Panti ini didirikan oleh Bi Mirna saat dia telah tidak bekerja lagi menjadi pembantu di rumah Marco. Bi Mirna di dunia ini hanyalah sebatang kara, dia telah bekerja lima tahun sebelum aria lahir, dan dia lah yang telah Membantu Bundanya Aria untuk mengasuhnya hingga Aria beranjak dewasa.

Bi Mirna di pecat oleh Marco saat dia tidak sengaja membuat laki-laki itu terjatuh menginjak lantai yang baru saja dia pel. Sikap Marco mulai berubah di Saat Bundanya Aria meninggal dan marco membawa keluarga simpanannya kerumah. Berpegangan dengan uang gaji nya yang sudah di kupulkan selama lima belas tahun, Bi Mirna memutuskan untuk membangun panti asuhan dan menarik semua anak-anak glandangan yang tidur hanya dengan beralas kardus di bawah jembatan.

Sedangkan Aria yang saat itu sudah menginjak usia lima belas tahun dia ikut membantu Bi Mirna mengumpulkan anak-anak gelandangan untuk tinggal di panti yang dimana semuanya telah di urus olah mereka berdua. Anti itu sudah di setujui oleh pemerinta bahwa anak anak panti akan bersekolah SD dan SMP bahkan sampai SMA dengan geratis.

Kemba lagi Ke Aria dan Bagastya. Aria mendekati Bi Mirna ingin memberikan Bella yang telah terlelap di gendonganya. "Bi, Udah masak amakanan?" Tanya Aria

"Masih belum sih, kenapa kamu mau bantu nak?" Aria mengangguk

"Wah terimakasih banget loh ya, soalnya yang bantuin masak lagi berhalangan datang semua."

"Gak papa Bi, kami bakal bantu sebisa kami" Kali ini Bagatya yang menjawab

Aria menoleh kepalanya manatap Bagastya, Aria mengerutkan dahi nya saat mendengar kata 'kami' yang Bagastya ucapkan. Apakah laki laki itu inggin ikut memasak juga?

Mereka berduaa berjalan memasukki dapur sedangkan Bi Mirna Menidurkan Bella di Box Bayi yang berada di kamarnya.

"Kamu beneran mau bantu masak?" Tanya Aria kurang yakin

"Iya lah, ko kira gua gak bisa masak?"

"lah kan kamu memang gak bisa masak."

"wah enak aja lo ngomong. gak tau aja lo suami lo ini bisa melakukan segalanya. gak usah ngeraguin gua deh"

"Udah kok malah debat, ayo masak kita" Ucap Bi Mirna memasukki dapur.

"Kita masak apa bi?" Tanya Aria

"iya kebetulan banget tadi ada orang baik yang ngirimin daging ayam sebanyak lima ekor" Ucap Bi Mirna

"Wah ALhamdulillah, jadi mau kita apakan ayamnya bi?" Tanya Aria

"Kita goreng tepung aja, soalnya Anak-anak minta itu sedari kemarin" Aria menganguk lalu mengambil dua kilo ayam mentah itu.

"Kita bikin yang tiga ekor ayam cukup gak bi?" Tanya Aria yang di jawab anggukan oleh Bi Mirna.

"Bibi percayain makan malam sama kalian berdua ya. bibi mau bantu anak-anak mandi dulu" Bi Mirna lalu meninggalkan dapur kepada Aria dan Bagastya.

Aria mengambil daging ayam itu lalu membawanya ke Wastafel. Sedangkan Bagastya sedari tadi hanya berdiri diam tidak tau apa yang akan dia lakukan.

"Bagas kamu kenapa diam di situ, sini bantuin aku" Bagastya berjalan mendekati Aria.

"Kamu cuci ayamnya, cabutin bulu-bulunya yang masih kesisa ya. aku mau bikin adonan tepungnya dulu" Mendengar perintah itu Bagastya menggelengkan kepalanya.

"Biar gua aja yang bikin adonan tepung nya" Aria mengrutkan dahinya

"Emang bisa?" tanya Aria ragu

"kan udah gua bilang tadi jangan keseringan ngeraguin gua" Aria menghela nafasnya sabar.

"Yaudah deh silahkan" Aria lalu melanjutkan kegiatannya mencabuti bulu ayam yang masih tersisa dengan fokus dan teliti.

"Aria ini tepungnya cukup?" Aria melihat tepung yang di siapkan oleh Bagastya.

"Iya udah cukup itu" Aria melanjutkan kegiatannya lagi

"Ini masukkan apa lagi?" tanpa menolehkan kepalanya Aria menjawab.

"Masuk kan bumbu nya" Bagastya mengangguk

"Lalu?" Aria menghela nafasnya.

"Masukan aja semua yang kamu tau Bagas. kok nanya katanya bisa tadi"

"Dih nanya doan gak boleh"  Bagastya lalu menyatukan semua yang ada di hadapanya.

Sedangkan Aria sekarang fokus memotong daging ayam itu dengan potongan yang pas untuk anak-anak panti. setelah memotong daging ayam, Aria lalu merebus daging ayam itu hingga dagingnya lembut dan tidak membutuhkan waktu lama untuk menggorengnya nanti.

Aria membelalakkan matanya saat melihat apa yang dilakukan Bagastya. "Kamu bikin apa sih Bagas?"

"Buta lo, lihat ini tuh adonan tepungnya" Jawab Bagastya Sewot

Aria menatap sayu adonan tepung yang  terdapat beberapa sayuran di dalamnya. "Kamu mau bikin adonan tepung atau Bakwan sih Bagas"

"Lah bukanya adonan tepung tuh kaya gini ya?" Tanya Bagastya bingung

"Eh mau ngapain?" Bagastya menahan tangan Aria saat Melihat Aria mengambil sebuah baskom kecil dan ingin memasukki tepung kedalamnya.

"Ya mau bikin adonan tepung nya lah, yang kamu itu nanti di goreng aja jadi bakwan"

"Gak biar gua aja yang bikin" Aria menghela nafasnya kasar.

"Apanya?, yang kamu tadi aja gagal gimana kamu mau bikin lagi?"

"Ya mangkanya di arahin lah. lo jangan diam aja" Ara memejamkan matanya sabar.

"Oke deh sekarang masukkan setengah aja tepungnya" Bagastya menurut melakukan apa yang Aria suruh

"Lalu masukan Bubuk lada" Bagastya mengambil satu buah bubuk dan ingin memasukan ke dalam tepung

"Itu bukan Bubuk Lada" Bagastya menghentikan pergerakan tangannya lalu melihat Aria.

"Itu bubuk kunyit, mangkanya adonan kamu yang tadi itu jadi kuning. Itu yang di sebelahnya baru bubuk lada" Bagastya mengambil bubuk yang di tunjuk Aria dan menuangi satu sendok bubuk itu kedalam tepung.

"Eh Jangan Banyak banyak, Astagfirullah" Aria mendekati Bagastya lalu menyerok lagi bubuk lada di dalam tepung itu dan menyiksakan sedikit.

"Kamu itu ya, udah deh gak usah lagi bantu biar aku sendiri aja yang masak. kalo gak bisa masak jangan paksain masak. bubuk lada ini bisa bikin anak anak kpedesan nanti. kamu yang tanggung jawab" Bagastya memerhatikan Aria dengan senyum tipisnya, dia merasa gemas dengan sisi baru yang Aria tampilkan kepadanya. Ternyata Aria itu cerewet juga.

Bagastya melihat sisa tepung tadi lalu terlintaslah sebuah ide jail di kepalanya. Bagastya mengambil sedikit tepung itu lalu mencoleknya di pipi Aria.

"HAHAHAHA....." Tawa Bagastya lepas saat melihat muka kesal Istrinya itu

Suara tawa Bagastya seketika terhenti saat mendapati balasan dari Aria. Tolong digaris bawahi jika dia hanya mencoleknya 'sedikit' ingat hanya SEDIKIT. tapi lihat lah apa yang gadis ini lakukan, tidak tanggung tanggung dia membasuh seluruh Permukaan wajah tampan Bagastya dengan tepung itu.

"HAHAHA...." Kali ini tawa itu bukan Berasal dari BAgastya tapi Dari Aria.

Saat Bagastya ingin meraik tepung yang berada di tangan Aria, Dengan cepat juga Aria membuang sisa tepung yang sudah tercampur aduk dengan tanganya dan bagastya ke kotak sampah.

Dengan perasaan jengkel Bagastya memeluk pinggang Aria lalu mengusap seluruh wajahnya yang penuh tepung itu ke wajah Aria yang hanya tercoleh sedikit tepung. Sedangkan Aria, gadis itu hanya tertawa dan menghindar saat merasakan geli dari hembusan nafas Bagastya yang menerpa lehernya.

"Hahaha... Bagas udah....geli tau.... hahahaha..." Mendengar gelak tawa Aria tidak membuat Bagastya untuk menghentikan kegiatannya.

"EKhem" Kegiatan mereka seketika terhenti saat mendengar deheman itu. Bagastya melepas pelukannya di pinggang Aria lalu menoleh ke Arah deheman tadi. Dan di depan pintu dapur terdapat Bi Mirna dengan menenteng baskom yang berisikan sayuran tengah memerhatikan mereka. Sedangkan Aria dan Bagastya menundukkan kealanya merasa malu.

Tets...tesss...

Aria melanjutkan kegiatannya kepada panci yang merebus ayam telah menandakan jika ayam itu sudah harus di angkat. sedangkan Bagastya lanjut membuat adonan tepung.

Sedangkan Bi Mirna tersenyum bahagia melihat kelakuan mereka tadi. apa kalian berfikir Bi Mirna akan marah? maka jawabannya bi mirna tidak akan marah, malahan dia bahagia melihat Aria yang bahagia bersama suaminya. tanpa Bi Mirna ketahui saja rasa Bahagia yang Aria rasakan sekarang hanyalah Rasa Bahagia yang sementara.

--

1
JoddyRizka Permana Putra
baik
Retno Harningsih
up
Neneng Dwi Nurhayati
kak buat Aria pergi jauh dari Bagas,kasian
Nabila
jangan berharap dengan orang yang gak mengerti dengan perasaanmu aria, carilah orang yg benar benar sayang kamu , bagastya pasti akan menyesal menyakiti cewek sebaik kamu
Erma Triwiyatmi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!