"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - Perubahan Rencana
...༻✿༺...
Beby mendengus kasar. Sepertinya dia tak bisa terus merahasiakannya lagi dari Arkan. Beby lantas menceritakan masalahnya dengan Gilang.
"Aneh sekali. Jadi dia memaksamu untuk jadi pacarnya?" Arkan memastikan.
"Begitulah," sahut Beby.
"Dan kau mau jadi pacarnya karena dia mengira kau adalah sugar baby?" tanya Arkan lagi.
"Iya!" tanggap Beby singkat. Ia melipat tangan ke depan dada.
"Kenapa kau takut? Kalau tidak benar, harusnya kau tolak saja dia!"
"Tidak takut? Bagaimana kalau semua orang percaya aku sugar baby? Ini semua gara-gara kau!"
"Apa? Kenapa kau malah menyalahkanku?"
Rona dan Arkan jadi berdebat.
"Itu gara-gara kau mengantarku ke rumah kemarin," ujar Rona.
"Tapi aku tidak layak untuk disalahkan. Aku pikir kau yang bicaranya terlalu asal sampai dia jadi salah paham begitu," tanggap Arkan.
"Sepertinya itu benar. Karena aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Apalagi sama cowok kayak Gilang. Bukankah sebaiknya kau membantuku mengatasi masalah ini?" Rona lagi-lagi menghela nafas panjangnya.
Arkan berusaha tenang. Dia tidak bisa terlalu emosi dalam menghadapi anak remaja seperti Beby. Apalagi nanti gadis itu akan menjadi istrinya.
Arkan terdiam. Dia mencoba memikirkan solusi terbaik.
"Sepertinya satu-satunya cara adalah mempublikasikan hubungan kita pada semua temanmu," celetuk Arkan.
"Apa?! Ide macam apa itu? Bukankah katanya kau tidak ingin semua orang tahu?" balas Beby dengan mata sedikit terbelalak.
"Kau sebentar lagi lulus kan?" tanya Arkan.
"Setahun lagi," jawab Beby. Dahinya berkerut dalam.
"Bagaimana kalau kita bertunangan saja untuk sekarang. Nanti setelah kau lulus, barulah kita menikah," usul Arkan.
"Kau yakin ingin begitu? Apa Eza tidak akan marah?" tanggap Beby.
"Lagi pula kita akan nikah kontrak. Lebih baik begitu bukan. Mungkin saja dalam waktu itu ada masalah yang terjadi. Jadi kita tidak perlu menikah. Aku juga tidak harus membuang-buang uangku untuk mempersiapkan acara pernikahan kita," jelas Arkan panjang lebar.
Beby terdiam. Jika hubungannya dan Arkan akan disebar ke publik, maka otomatis dia harus bersiap untuk dikenal orang banyak pula. Beby juga harus bersiap dengan bagaimana reaksi teman-temannya di sekolah.
Mungkin Beby bisa saja menolak. Namun di sisi lain, dia perlu uang untuk biaya pengobatan ibunya. Selain itu, sepertinya ide Arkan tersebut juga adalah satu-satunya cara untuk memukul telak anggapan Gilang pada Beby.
"Oke. Jadi bagaimana caranya kita melakukannya?" tanya Beby.
"Kita harus berkencan terang-terangan. Aku juga akan menghubungi salah satu kenalan reporterku. Biarkan semua orang yang mencari tahu tentangmu. Oh iya, sebelum itu, sebaiknya kau dan ibumu pindah rumah," sahut Arkan.
Pupil mata Beby membesar. "Kemana kami harus pindah? Kami tidak punya tempat lagi selain itu," sahutnya.
"Itulah alasanku memaksamu ikut denganku." Arkan membelokkan mobilnya. Dia memasuki wilayah parkiran sebuah gedung apartemen.
Saat mobil berhenti, Arkan dan Beby segera keluar. Sejak tadi Beby terus menunjukkan ekspresi bingung.
"Mau apa kita ke hotel?" tanya Beby seraya memeluk tubuhnya sendiri. Dia mengira Arkan melakukan sesuatu padanya.
Arkan terkekeh geli. "Ternyata gadis sepertimu pikirannya kotor juga ya," komentarnya.
"Apa?! Justru kau yang berpikiran kotor!" timpal Beby.
Arkan mendekat. Ulahnya sukses membuat Beby melangkah mundur hingga terpojok ke depan mobil.
"Hei! Ini bukan hotel, tapi gedung apartemen. Aku akan membeli salah satu unit apartemen untuk kau dan ibumu tinggali," tukas Arkan. Ia menyandarkan satu tangan ke mobil. Posisinya dan Beby lebih dekat dari biasanya. Lagi-lagi jantung keduanya dibuat berdebar akan hal itu.
tetap semangat
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣