Cinta seorang santri wati yang bernama Nadia,kepada seorang ustadz, Nadia pikir cinta nya hanya bertepuk sebelah tangan, karena awal nya Nadia hanya sebatas mengagumi ustadz tersebut, siapa sangka ternyata ustadz tersebut juga memiliki perasaan yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 02
pagi seperti biasa seluruh santri dan santriwati masuk ke kelas masing-masing, begitu juga dengan Nadia dan Mia tidak beberapa lama setelah bel berbunyi suara ustaz Rifki terdengar.
"assalamualaikum."
ucap ustad Rifki Dan disambut "waalaikumsalam." jawaban dari seluruh murid yang ada di kelas itu, kecuali Nadia yang terlihat bengong.
"oh ya para santri santri wati, mulai sekarang saya yang akan mengisi kelas ini dan seterusnya saya yang akan menjadi wali di kelas ini, kayaknya kita tidak perlu kenalan lagi kan, karena wajah-wajah kalian masih sama seperti dulu, masih ada Tommy, itu masih ada Siska, saleha, dan yang lainnya."
tiba tiba mata ustadz Rifki tertuju kepada Nadia.
"tapi saya baru melihat kamu."
ustad Rifki datang menghampiri meja Nadia apakah kamu murid baru."
Nadia disenggol Mia dan langsung kaget.
"eh iya maaf ustad saya Nadia, saya kurang lebih baru 1 tahun pindah ke pesantren ini."
"nama kamu Nadia, coba kamu perkenalkan."
"baik ustad, kenalkan nama saya Nadia Zahra saya pindahan dari Bogor."
"baiklah Zahra kamu bisa duduk."
"tapi maaf ustad nama panggilan saya Nadia, bukan Zahra."
"tidak boleh Saya memanggil kamu Zahra, Zahra adalah nama yang bagus yang artinya bunga, bukankah bunga itu cantik, dan sesuai sama kamu karena wajah kamu seperti bunga cantik."
tanpa disadari tangan Nadia dari tadi mencubit tangan miya,ustad Rifki pun kembali ke depan untuk melanjutkan pelajarannya sementara itu Nadia hanya tersenyum dan hatinya berbunga-bunga.
setelah selesai belajar Nadia dan Mia ke kantin untuk makan siang di meja Nadia hanya tersenyum sambil sesekali melahap bakso yang dipesannya.
"kamu tahu enggak perasaan saya seperti apa sekarang?.
"tahu sampai-sampai Kamu nggak merasa bersalah sudah buat tangan saya merah-merah kayak gini."
"hmmm sorry saya nggak sengaja, habis kamu dengar sendiri kan ustad Rifki bilang apa? Saya ini seperti bunga, cantik, bahkan ustad Rifki mau manggil saya dengan panggilan Zahra istimewa bukan."
"iya iya tahu yang lagi berbunga-bunga, tapi kan memang nama kamu ada zahranya, makanya ustaz Rizki manggilnya Zahra, coba kalau nama kamu belakangnya ada Aulia mungkin ustad Rifki memanggil Aulia."
"apapun itu yang penting saya sangat senang, oh ustad Rifki wajahnya, senyumnya sempurna, kamu tau nggak saya nggak pernah jatuh cinta, Baru kali ini, ini adalah cinta pertama saya. kalau kamu gimana mi? apa kamu pernah jatuh cinta? atau sudah pernah punya pacar?.
"dulu pernah waktu SMP, tapi cuma beberapa bulan putus karena mantan pacarku melanjutkan sma-nya ke Singapura, pindah bersama keluarganya, sejak saat itu saya nggak mau lagi jatuh cinta soalnya sakit, ya sakit bagi yang putus kalau nggak putus ya berbunga-bunga."
"terus sampai sekarang kamu nggak pernah tahu kabarnya dia lagi."
"nggak tahu, terakhir kali dia aktif di sosial media lagi foto bersama teman-teman sma-nya, di sana ceweknya pada cantik-cantik, aku mah kalah maka dari itu aku memutuskan untuk memblokir semua jaringan sosial media dia, ya karena aku nggak mau sakit hati."
"yang sabar ya say, mudah-mudahan kamu mendapatkan jodoh yang lebih baik dari dia Amin."
"kok malah bahas saya sih."
"kan nggak apa-apa kamu itu nggak pernah cerita apa-apa sama saya, sekali-sekali cerita gitu kita ini kan sahabat."
Mia hanya mengangguk tanda setuju.