Rania, mempunyai suami yang sempurna sebagai laki-laki. Dengan wajah yang tampan, tubuh yang bagus, Sudah bisa di pastikan ia adalah laki-laki sejati, tapi pernikahannya sudah berlangsung 1 tahun. laki-laki yang menjadi suaminya, tidak pernah menyentuhnya. Tapi kenapa? Apa alasannya sampai harus menikahi Rania jika ia tidak mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elleya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam bersama
Makan malam
Cuaca yang cerah saat malam hari terlihat begitu indah, Bintang-bintang akan bersinar terang memperlihatkan cahaya gemerlap di kegelapan.
Sebuah mobil Suv hitam milik Althaf Terlihat memasuki halaman rumah mewah bernuansa klasik. Begitu mobil berhenti tepat di depan pintu masuk utama, Keluarlah sosok pria yang tak asing untuk Rania. Sejak beberapa saat yang lalu Rania sedang duduk di balkon kamarnya, untuk menikmati pemandangan indah di malam hari. Sehingga ia bisa dengan jelas melihat siapa yang datang ke rumahnya. Ternyata itu adalah Althaf, sosok laki-laki yang di nikahinya beberapa bulan yang lalu.
Althaf memasuki bangunan rumah tersebut dengan di susul oleh laki-laki muda di belakangnya. ia adalah Alex, orang yang selama ini membantu pekerjaannya. Sementara di depan pintu masuk beberapa pelayan ikut menyambutnya bersama dengan Tania orang yang ia tugaskan untuk menjaga Istrinya.
"Apa saja yang di lakukannya belakangan ini? " Althaf menanyakan pada Tania aktivitas istrinya. Karena Althaf sendiri memang jarang pulang ke rumah.
" Seperti biasa, Nyonya hanya menghabiskan waktunya di rumah, dan sesekali melakukan sesuatu yang ia sukai" Tuturnya pada Althaf.
Setibanya di rumah Althaf segera membersihkan diri, sebelum akhirnya ia akan bertemu dengan istrinya di meja makan. untuk makan makan bersama.
Sementara Tania kini berjalan menuju kamar Rania, untuk memberitahukan bahwa suaminya sudah kembali.
Tok_
Belum sampai ketukan yang ke dua, Rania sudah lebih dulu membuka pintu kamarnya.
"Nyonya, Tuan sudah kembali. Beliau meminta saya memberitahu Nyonya, untuk bersiap makan bersama di ruang makan. "
Terlihat dari kejauhan seorang wanita dengan rambut sebahu berjalan cepat ke arahnya. "Maaf nyonya saya baru menyelesaikan barang-barang belanjaannya".Ia adalah Sarah salah satu orang kepercayaan Darma yang di tugaskan untuk membantu segala keperluan Rania. Tepat satu tahun yang lalu semenjak bibi Mey di pindah tugaskan, kini Sarah lah yang bertugas membantunya.
"Sarah tolong bantu aku bersiap". Titahnya pada Sarah, yang langsung di setujui nya.
" Baik Nyonya,"
Sementara itu Tania juga berjalan meninggalkan mereka, untuk menyampaikan pesan pada Tuan yang ia layani.
Suasana di meja makan selalu seperti biasa, Hening tanpa ada percakapan khusus di antara keduanya, Hanya sesekali terdengar hentakan sura alat makan yang beradu.
Begitu juga dengan Althaf, ia merasa malas untuk terlibat terlalu jauh dengan wanita yang di nikahinya itu. Lantaran suatu saat ia berencana meninggalkan nya, setelah wanita itu bisa mengurus perusahaannya seorang diri.
Di tengah-tengah waktu makan malam itu, entah mengapa Rania merasa sangat mual. sampai ia tidak bisa memasukkan makanannya ke dalam mulut. Sedangkan Althaf terus menatap ke arahnya yang sejak tadi hanya mengaduk-aduk makanannya, dan tidak makanannya.
"Apa kau sakit? " Althaf yang tiba-tiba bertanya membuat Rania sedikit terkejut.
"Tidak, Aku baik-baik saja"
"Apa makanannya tidak sesuai dengan seleramu? " Althaf kembali bertanya.
"Hemm, _ tidak aku hanya merasa tidak lapar."
Seakan tidak percaya Althaf memanggil koki yang membuatkan hidangan makan malam itu.
"Panggilkan koki yang bertugas memasak hidangan ini, " Titahnya pada Tania yang sejak tadi berdiri di sana.
Tania bergegas menuju dapur, ia mencari dimana biasanya koki itu berada. setelah ia berhasil menemukannya, dengan segera ia membawanya ke hadapan Althaf.
"Tuan,_ ini Tuan Frinz, koki yang bertugas membuat hidangan malam ini. " Tania memberi tahu.
"Pecat dia," Althaf berkata sambil menunggu reaksi istrinya.
Frinz sangat terkejut mengetahui dirinya di pecat begitu saja, tanpa di beritahukan terlebih dahulu kesalahannya, Ia mencoba untuk protes setelah mendapat ke-tidak adilan itu. "Tu,,, Tuan, tapi apa kesalahan saya? kenapa saya di pecat? Saya mohon tuan untuk mempertimbangkannya lagi, Saya masih membutuhkan pekerjaan ini. " Ia tertunduk bersimpuh di hadapan Althaf, Tapi itu sama sekali tidak membuat Althaf melihat ke arahnya. Hanya terus menatap ke arah istrinya.
"Kau tanya apa kesalahanmu? Kau lihatlah dengan baik, istriku tidak menyukai hasil kerjaan mu, Jadi untuk apa aku harus tetap mempertahankan mu di sini? "
Mendengar ucapan suaminya, Rania memutar bola matanya ke arah suaminya berada. "Apa dia gila? , hanya karena aku tidak menyentuh makannya, lalu dia memecat begitu saja orang yang tidak bersalah"! Gumamnya di dalam hati, Sebenarnya Rania sangat malas untuk berurusan dengan laki-laki yang tampak seperti monster di hadapannya itu, Tapi jika ia diam saja, koki yang sudah bertahun-tahun mengabdikan dirinya pada keluarga Hadi, Akan kehilangan pekerjaan begitu saja.
"Berhentilah Althaf, dia sama sekali tidak bersalah, Aku memang sedang tidak berselera makan saja saat ini."
"Bukankah sebagai koki, seharusnya dia bisa membuat hidangan yang bisa membangkitkan selera makan orang yang akan memakannya? "
"Anda benar tuan, saya akan kembali membuat hidangan baru yang sesuai keinginan Nyonya sekarang juga. Ucap Frinz bersungguh-sungguh.
Karena rasa kesal, Rania menjadi sangat mual sekarang. Rasanya ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Rania segera bangkit dari posisi duduknya dan berlari ke arah toilet berada. Ia benar-benar memuntahkan sisa makan siangnya yang ada di dalam perutnya.
UuWeekk..
Keluarlah semua isi di dalam perutnya.
Sementara Tania bergegas untuk mengikutinya, Ia dengan cekatan membantunya, dengan mengusap usap punggung Rania,. "Nyonya dimana anda merasa tidak nyaman? "
Wajah Rania terlihat pucat, keringat dingin keluar membasahi dahinya.
Beberapa orang pelayan dengan sigap menunggu Di berikan instruksi. Begitu juga dengan Sarah, ia membawakan handuk kecil untuk menyekat keringat yang keluar dari kening Rania.
"Lewat sebelah sini Nyonya, " ajak Sarah, untuk kembali membawanya ke dalam kamar.
Althaf yang melihat wajah pucat istrinya bukannya segera menolong, dia justru meminta Alex sang asistennya untuk membantu membawanya ke kamar. Tubuh Alex yang tetap dan kekar, membuatnya sama sekali tidak kesulitan untuk mengangkat tubuh Rania itu. yang terasa amat sangat ringan menurut Alex.
Sementara Rania di urusi oleh beberapa pelayanannya, Althaf memerintahkan Tania, untuk memeriksa apa saja yang di makan istrinya hari itu, dan segera lakukan pemeriksaan ulang pada makannya, khawatir seseorang memasukkan sesuatu pada makannya istrinya. Tak lupa ia juga meminta orang untuk menahan Koki yang bertugas memasak makanan yang di makan istrinya.
Althaf mengangkat gagang telpon untuk menghubungi dokter untuk memeriksa kondisi istrinya. Tapi ternyata dokter Kalibadri yang menjadi dokter kepercayaannya sedang tidak berada di tempat, karena tengah melakukan dinas ke luar kota untuk beberapa hari. Tapi dokter itu mengirimkan Anaknya yang juga seorang dokter untuk menggantikannya.
Seusai mengantarkan Rania ke kamarnya, Alex bergegas menemui Althaf di ruangan kerjanya.
"Apa dokter yang memeriksa Rania sudah datang? " Tanya Althaf pada Alex,
"Ya sepertinya sudah, tadi saya melihat Sarah yang turun sendiri untuk menjemputnya."
"Pergilah dan suruh dokter itu untuk menemuiku setelahnya,"
"Baiklah, " Jawab Alex yang bergegas menjalankan perintahnya.
Setelah keluar dari ruangan Althaf Alex menggaruk kepalanya sendiri yang terasa tidak gatal. Ia sendiri merasa frustasi melayani Althaf selama ini, Tak jarang Alex merasa iba pada wanita yang di nikahi Althaf itu. Bagaimana juga wanita polos itu tidak pernah tau dia menikah dengan orang seperti apa, Althaf orang yang tidak berkedip meski ia melihat orang di bunuh di depan matanya, Althaf hidup di lingkungan yang buruk, dimana kekerasan adalah hal biasa untuk nya, sementara Rania wanita yang di nikahi Althaf selalu hidup di dalam sangkar emas dimana ia di perlakuan dengan sangat hati-hati oleh setiap orang di sekelilingnya. Terlebih lagi Althaf yang sana sekali tidak akan pernah memberikan hatinya pada wanita itu. Alex bisa memastikan itu, karena selama ini dia lah, Orang yang selalu mencari informasi dimana keberadaan cinta masa kecil Althaf secara diam-diam.
"Semoga suatu saat, Nyonya bisa kembali menemukan kebahagiaan nya" Ucapan Alex lirih
ditunggu up selanjutnya
semangat 💪🏻💪🏻💪🏻 dan sehat selalu kak