Di sebuah desa bagian timur kabupaten Jember yang mulai terjamah zaman modern hiduplah sebuah keluarga yang harmonis dan terpandang di daerahnya. Sepasang suami istri yang dikaruniai sepasang putra dan putri.
Putra sulung mereka Akbar Maulana telah menikah dan memiliki seorang putri yang lucu. Sedangkan putri bungsunya yang cantik,manis menjadi primadona di desa nya masih asyik dengan usahanya hingga belum menikah di usia yang menurutnya masih sangat muda untuk berkeluarga yaitu 24 tahun. Iya, Maureen Maulana namanya.
Sedangkan di ibu kota, tepatnya di pondok pesantren terkenal yang di asuh Kyai Abdul Aziz yang namanya sering di tampilkan di sosial media,berita koran maupun di televisi. putra semata wayangnya pun tak kalah menjadi sorotan, diusianya yang tergolong muda yaitu 30thn bergelar doktor lulusan Mesir tentu untuk membantu proses pendidikan di ponpes orang tuanya dan menjadi pengusaha sukses mandiri tanpa bantuan orang tuanya. sungguh pria idaman wanita " ialah Faizul A'la
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maliyaiskan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal kehancuran
Seorang gadis mengerjapkan matanya menelisik setiap sudut ruangan yang asing, kamar kecil dengan lemari usang tanpa pintu yang menampilkan susunan baju yang acak-acakan bahkan sebagian telah menyembul keluar. Namun saat hendak beranjak, betapa terkejutnya ia dengan keadaan tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun, Bagian intinya pun terasa berdenyut.
Sedetik kemudian ada pergerakan disampingnya " Brengsek apa yang kau lakukan kepadaku " Pekiknya dengan menendang sekuat tenaga pria disampingnya hingga jatuh terjerembab ke bawah
" Hey anc*k, gileh kanak riyah. Ngapain kamu tendang aku " Bentak pria itu tak kalah kagetnya. Ia berdiri menepuk bokong nya tanpa malu padahal juga tak memakai baju
" A-aapa yang kau lakukan kepadaku " Ucapnya gugup sambil menudingkan jari telunjuknya tepat ke wajah pria itu
" Kakeh loppah apah pah meloppah? padahal kau sangat menikmati, kau benar-benar liar tadi. Bahkan kau sampai keluar berkali-kali " Jawab pria itu dengan senyuman menggoda
" Kenapa kau lakukan semua ini padaku. Apa salahku, sampai kau tega merusak masa depanku " Ucapnya lirih dan air mulai menganak sungai di pipinya. Lama ia terisak memukul-mukul dadanya karena menyesali hidupnya yang telah hancur. Apa yang harus ia katakan pada orangtuanya,lalu bagaimana dengan mimpi-mimpi dan cintanya?
Sungguh gadis tersebut merasa dunianya seakan berhenti disitu, ia kacau dan merasa jijik pada dirinya sendiri.
" Berhenti Fathimah, jangan kau siksa tubuhmu. Kau tenang saja aku akan tanggung jawab dan akan menikahimu " Seru pria itu memegang tangan Fathimah yang terus menerus memukul dadanya.
Gadis malang yang tengah meratapi nasibnya itu adalah Fathimah. Kemarin setelah acara khataman ia terlewat kesal karena gagal mengerjai Maureen. Kesal yang menggunung tersebut ia bawa hingga ke rumah, sesampainya di rumah ternyata ibunya memintanya untuk pergi ke kampung yang berada di pulau Madura mengantarkan obat herbal untuk sang nenek. Karena kesal ia pun langsung menyetujui dan ingin menenangkan diri di rumah neneknya yang di pegunungan.
Di samping rumah neneknya terdapat rumah kecil yang mulai lapuk. Rumah tersebut tak lain adalah rumah Abdur, ia tinggal bersama dengan nenek nya. Ibunya meninggal saat merantau ke Arab Saudi, sedangkan ayahnya menikah lagi dan tak pernah sekalipun mengingat kewajibannya terhadap Abdur.
Abdur dan Fathimah lumayan dekat. Sejak kecil saat Fathimah ke rumah neneknya, ia akan langsung mencari Abdur. Namun sifat care nya Fatimah membuat Abdur jadi menyalah artikannya. Perlahan Abdur mulai tertarik pada Fathimah namun belum pernah sekalipun Abdur ungkapkan ke Fathimah.
Abdur yang kurang perhatian karena neneknya sehari-hari bekerja di pasar dari pagi hingga sore menjadikannya terpengaruh pergaulan bebas disekitarnya. Mabuk-mabukkan udah jadi keseruan namun warga sekitar tidak ada yang menyadari karen Abdur tetap menjalani kewajibannya sebagai seorang muslim, seperti halnya sholat lima waktu tak pernah ia tinggalkan, mengaji di masjid juga kerap ia lakukan begitupun sholat Jum'at nya tak pernah lalai.
Pagi tadi ia sempat meng-oplos minuman alcoh*l plus kawan-kawan haram. Saat ia teguk beberapa, Namun siapa sangka tiba-tiba Fathimah datang langsung menyaber dan meminumnya secara kasar. Padahal sudah ia muntahkan namun tetap membuat wanita itu mabuk berat hingga terjadilah hal yang tidak di inginkan tersebut
Fathimah merutuki kecerobohannya, ia sama sekali tidak tahu bahwa teman kecilnya yang lugu akan mengonsumsi minuman terlarang tersebut. Tadi ia kira Abdur sedang meneguk minuman bersoda namun siapa sangka bahwa perbuatannya itu malah mendorongnya ke jurang yang dalam.
Kini Fathimah telah berada di dalam kamar di rumah neneknya, ia menangisi nasibnya yang berantakan. Masa depannya telah hancur, dirinya penuh kotoran yang tidak lagi bisa dibersihkan. Ditengah kesedihannya terlintas bayangan Gus Faiz, dengan keadaan dirinya yang sekarang bagaimana caranya ia bisa mendekati Gus Faiz lagi. Akan kah dia bisa punya muka untuk tetap percaya diri dihadapan pria impiannya itu.
Ingin sekali berteriak namun ia sadar bahwa itu tidak boleh. Jika ia berteriak sekuat tenaga maka tentu akan membuat neneknya kaget dan akan menanyakan apa yang terjadi? Fathimah tidak ingin jika neneknya apalagi orang tuanya mengetahui keadaannya saat ini. Akan ia tutup rapat-rapat aibnya, bahkan Abdur telah ia ancam untuk tidak mengatakan pada siapapun.
" Sumpah demi apapun aku tidak akan pernah memaafkan pria sial*n itu " Gumamnya dengan air mata terus mengalir
_________
Sedangkan di sebuah toko bernuansa ala-ala Korea Maureen mulai aktif berjualan. Nampak banyak pembeli dari kalangan santri, wali santri maupun warga sekitar. Tak mau melewatkan kesempatan, Maureen pun menyebar luaskan dagangan barunya via online. Ia memperkerjakan para santri senior yang telah lulus namun belum juga boyong.
Sehari dua hari nampak para santri karyawan Maureen masih beradaptasi dengan pekerjaan baru mereka,khususnya host live via Shopee dan Tik Tok. Namun saat ini berkat ketelatenan Maureen dan kegigihan mereka, udah keliatan menguasai meskipun Maureen tidak berada di toko.
Papan iklan reklame terpasang jelas di persimpangan jalan pondok serta iklan yang gencar mereka share via WhatsApp, Facebook, Instagram mampu menarik pembeli maupun para reseller untuk bergabung. Sehingga walaupun baru sekitar semingguan yang buka udah sangat ramai.
" Alhamdulillah toko-ne rame ya nduk,hebat sampeyan. Semoga laris manis sak teruse " Takjub Umi Khadijah terhadap kemampuan Maureen dalam berwirausaha
" Aamiin, Alhamdulillah Umi terimakasih doanya. Ini juga berkat dorongan Gus Faiz serta doa dari Umi dan Abi " Ucap Maureen tersenyum menanggapi pujian dari mertuanya
" Jangan sampai kecapean lho ya nduk, Umi gak mau kalau menantu Umi ini sampai sakit karena kelelahan " Seru Umi Khadijah memberikan sedikit perhatiannya
" Njih Umi, Matur nembah nuwun "
Suasana toko bernuansa pastel yang aesthetic, penempatan rak penjualan yang tepat, serta kekompakan para pekerja membuat toko Maureen jadi favorit para santri kali ini. Apalagi didalam ruangannya dilengkapi AC dan sarana foto booth plus ditambah alunan instrumen klasik yang diputar mengalun begitu indah, jelas mampu memanjakan siapa saja yang masuk.
" Udah lama ya gak liat ustadzah Fathimah di pondok " Ucap sala satu santri yang sedang memilah-milah jilbab yang cocok menurut seleranya
" Iya bener, mungkin lagi ada acara kemana gitu atau jangan-jangan ustadzah lagi sakit " Timpal yang lain lagi
Mendengar itu Maureen juga heran, kemana perginya Fathimah hampir sebulan ini. Tumben dia gak ganggu, ponsel suaminya juga sepi notif dari Fathimah. Biasanya gadis itu selalu kirim pesan spam ke suaminya.
" Ah biarlah, mungkin dia sudah sadar dan menyesali segala perbuatannya " Gumam Maureen lirih tanpa didengar oleh siapapun
.."aku tresno karo sampeyan".. maukah jadi istriku sehidup semati
diubel up dong thor...
rujuk harus melalui perjalanan yang berat ya Thorrr.
jangan² benar nih kalau dokter Ahmad dan Gus Faiz ternyata berteman..terus bagaimana rencana Maureen tidak jalan lahh