Hi hi hayyy 👋
Selamat datang di karya pertamaku... semoga kalian suka yaaa
Marchello Arlando harus mendapat julukan pria buruk rupa setelah insiden yang membuatnya mengalami banyak luka bakar.
"Aku tak sudi bersamamu lagi Chello. Aku malu memiliki pasangan yang buruk rupa sepertimu."
Marah, benci dan juga dendam jelas sangat dirasakan Marchello. Namun keadaannya yang lemah hanya bisa membuat dirinya pasrah menerima semua ini.
Hingga 7 tahun berlalu, Marchello dipertemukan oleh fakta tentang keluarga kandungnya dan membuatnya menjadi penerus satu-satunya. Menjadi CEO sekaligus pemimpin mafia yang selalu menggunakan topeng, Marchello bukan lagi pria berhati malaikat seperti tahun-tahun sebelumnya.
Hingga pada suatu hari, ia diminta menikah untuk bisa memberikan penerus bagi keluarganya. Wanita yang dijodohkan untuknya justru mengalihkan posisinya dengan adik tirinya sendiri setelah tahu keadaan Marchello yang memiliki rupa misterius. Mungkinkah perjodohan akan tetap berlanjut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeiy Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Niat Aaron
Aaron menatap wajah murung wanita pujaannya yang duduk di depannya. Raut muka Vilme yang muram membuat Aaron merasa khawatir dan bertanya-tanya apa yang sedang melanda hatinya tersebut.
“Apa yang terjadi, Vilme? Kau kenapa murung begitu?” tanya Aaron dengan rasa penasaran.
“Tak ada Aaron, Aku tak murung.” Jawab Vilme sembari tersenyum lebar.
“Kau yakin? Aku ini temanmu selama bertahun-tahun dan aku sangat mengenalmu. Cirimu ini menunjukkan kalau kau sedang ada masalah. Ayolah, ceritakan padaku! Kau masih menganggapku teman bukan?” ucap Aaron dengan lembut.
Vilme menghela napas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Aaron.
“Aku memang merasa sangat kecewa Aaron. Marchel ternyata masih menyukai Kak Jessica.”
Aaron membulatkan matanya dan berpura-pura terkejut “Apa? Tapi itu tidak mungkin Vilme. Kurasa kau berpikir berlebihan. Bukankah kakak beserta mommy dan daddy mu dipenjara?” balas Aaron.
Vilme menggelengkan kepalanya dengan lemah “Ada yang membuat mereka bebas dan orang itu masih dicari oleh Grandpa Vincent. Harusnya saat itu, aku menyetujui sejak awal agar mereka dipenjara di markas grandpa saja.
“Aku tak menyangka kalau ada orang yang membantu mereka bebas dan Marchel bahkan tak mencari orang itu. Dia bahkan membiarkan Kak Jessica dan mommynya berkeliaran dengan santai.”
Aaron masih mendengarkan penjelasan Vilme dengan begitu fokus.
Vilme menoleh pada Aaron “Dan apa kau tahu, Marchel juga memberikan uang dan salah satu perusahaannya pada Kak Jessica. Ini sangat menyakitkan hatiku, Aaron. Dia suamiku, tapi dia membela pembunuh mommy ku.” Imbuh Vilme dengan terisak.
Aaron mengangguk mendengar pengakuan Vilme, namun ia berusaha untuk menyembunyikan rasa terkejutnya. Ia sudah mengetahui hal ini sebelumnya dan bahkan sudah merencanakan agar Vilme dan Marchello berpisah. Tetapi, ia harus menunjukkan empati kepada Vilme sebelum menjalankan rencananya.
“Apa kau tahu bahwa Marchello adalah mantan kekasih kakakmu sebelumnya?” tanya Aaron, mencoba menggali lebih dalam tentang perasaan Vilme.
Vilme mengangguk lemah, “Iya, aku tahu. Bahkan pernikahan ini awalnya perjodohan antara Kak Jessica dan Marchel. Tapi karena Kak Jessica tak bisa menerima keadaan Marchel, daddy memintaku untuk menggantikan posisinya.” Jawab Vilme.
“Dan kau menerimanya begitu saja?” tanya Aaron.
“Memangnya apa aku punya hak untuk menolak? Selama ini, aku tak pernah punya hak untuk bicara dan membuat keputusan dalam hidupku sendiri. Dan kalau pun aku menolak perintah mereka, Mommy Shena selalu mengancam untuk menghancurkan makam mommy ku. Aku telah kehilangan mommy ku dan aku tak mau kehilangan kenangan terakhirnya.” Jelas Vilme yang membuat Aaron menatapnya dengan iba.
“Lalu bagaimana reaksi Tuan Vincent akan semua ini? Bukankah ia akan sangat murka karena Marchello sama saja telah memperburuk citra keluarga dan perusahaan? Mantan yang pernah meninggalkannya dan yang pernah ia viralkan, kini wanita itu juga yang diberi kemewahan oleh Marchello. Aku tak menyangka kalau ada sosok suami seperti dirinya.” Ucap Kian mencoba memanasi Vilme.
“Grandpa jelas marah besar karena mengetahui semua ini, tapi Marchel sama sekali tidak takut. Grandpa mencari sendiri dimana Kak Jessica beserta orang tuanya berada, tanpa campur tangan Marchel. Aku berharap mereka ditemukan karena aku ingin keadilan untuk mommy ku.” Ungkap Vilme dengan air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.
Aaron hanya tersenyum kecil, merasa lega karena rencananya untuk membuat Vilme dan Marchello berpisah mulai terlihat hasilnya. Namun, ia harus berhati-hati agar Vilme tidak mengetahui niat yang sebenarnya.
“Tenang Vilme. Aku akan selalu ada untukmu. Jangan khawatir, kita akan temukan solusi terbaik untuk masalah ini,” ucap Aaron dengan nada menenangkan, sambil menggenggam tangan Vilme.
Vilme langsung menarik tangannya dengan sungkan dan Aaron hanya tersenyum kecil padanya.
“Terima kasih Aaron” ucap Vilme yang langsung diangguki oleh Aaron.