Sinopsis: Terlena oleh Zina
Alvian dan Mesya, dua mahasiswa yang jatuh cinta di kampus, menjalani hubungan yang penuh dengan kebahagiaan dan romantisme. Namun, kesibukan dan ketidakpercayaan mulai merusak hubungan mereka, memunculkan konflik dan cemburu. Setelah berbagai pertengkaran dan introspeksi diri, mereka memutuskan untuk berpisah guna memperbaiki kualitas diri masing-masing. Meski berpisah, mereka menghargai pelajaran berharga dari hubungan tersebut dan melanjutkan hidup dengan lebih bijaksana. apakah Mesya akan bertemu Alvian di jenjang yang lebih serius lagi ? baca kisahnya seorang juga !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mra_ author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NAFSU YANG MENGGODA
Mesya dan Alvian merasa hubungannya semakin kuat setelah menghadapi berbagai rintangan. Namun, dalam kebahagiaan mereka, terselip godaan yang tak terduga. Suatu malam, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di apartemen Alvian. Apa yang awalnya hanya sekedar menonton film, berubah menjadi momen yang lebih intim.
Mereka duduk berdekatan di sofa, menonton film romantis sambil tertawa dan bercanda. Alvian melingkarkan lengannya di bahu Mesya, dan Mesya bersandar pada dadanya dengan nyaman.
"Mesya, aku merasa sangat beruntung memiliki kamu di hidupku." ucap Alvian dengan sungguh sungguh
"Aku juga, Alvian. Kamu selalu membuatku merasa istimewa." ucap Mesya bahagia
Mereka berdua saling menatap, dan tanpa disadari, jarak di antara mereka semakin mendekat. Alvian perlahan mencium Mesya, dan Mesya membalasnya dengan lembut. Apa yang dimulai sebagai ciuman singkat, segera berubah menjadi lebih dalam dan penuh gairah.
Mereka berdua terhanyut dalam momen tersebut, tidak memperhatikan sekeliling mereka. Rasa cinta dan gairah menguasai pikiran mereka, membuat mereka lupa akan batasan yang seharusnya ada.
"Mesya, aku... aku merasa kita terlalu jauh."
"Alvian, aku juga merasa begitu. Tapi, aku tidak bisa menahan perasaan ini." ucap mesya
Mereka melanjutkan dengan ciuman yang lebih intens. Mesya mengalungkan tangannya di leher Alvian, sementara Alvian memeluknya erat. Dalam keheningan malam, hanya terdengar napas mereka yang semakin berat.
Namun, tiba-tiba, kesadaran menghantam mereka berdua. Alvian berhenti dan menatap mata Mesya dengan penuh rasa bersalah.
"Mesya, kita tidak bisa melanjutkan ini. Ini salah." Alvian menyadari kesalahannya
"Aku tahu, Alvian. Tapi aku tidak bisa menahan perasaanku."
Mereka berdua duduk terdiam, merasakan beban dosa yang menghantam hati mereka. Mereka tahu bahwa mereka telah melampaui batas, dan perasaan bersalah mulai merayap dalam diri mereka.
Keesokan harinya, Mesya dan Alvian bertemu di kafe untuk berbicara tentang apa yang telah terjadi. Mereka merasa harus menghadapi kenyataan dan mencari solusi atas perasaan bersalah yang menghantui mereka.
"Mesya, aku tidak bisa berhenti memikirkan apa yang telah kita lakukan. Aku merasa sangat bersalah." Alvian cemas dengan perbuatanya merasa bersalah
" Aku juga, Alvian. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku merasa kita telah mengecewakan diri kita sendiri." ucap Mesya
"Kita harus memperbaiki ini. Kita tidak bisa terus hidup dalam dosa dan rasa bersalah." ucap Alvian
"Kamu benar, Alvian. Kita harus menemukan cara untuk menebus dosa kita."
Mereka berdua sepakat untuk mencari bantuan dan bimbingan dari seorang ustadz yang bisa membantu mereka menemukan jalan keluar dari perasaan bersalah mereka.
Mesya dan Alvian menemui Ustadz Rahmat, seorang ulama yang terkenal dengan kebijaksanaannya. Mereka berharap bisa mendapatkan pencerahan dan bimbingan untuk memperbaiki diri mereka.
Ustadz Rahmat: "Anak-anakku, apa yang membawa kalian ke sini hari ini?"
"Ustadz, kami merasa sangat bersalah atas apa yang telah kami lakukan. Kami melampaui batas dalam hubungan kami dan sekarang kami tidak tahu harus berbuat apa." Alvian menjelaskan semua kejadian itu
"Kami merasa dosa kami terlalu besar, dan kami ingin memperbaiki diri." ucap Mesya
Ustadz Rahmat mendengarkan dengan penuh perhatian, kemudian menatap mereka dengan mata penuh kasih.
"Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa, anak-anakku. Yang penting adalah bagaimana kita menyadari kesalahan kita dan berusaha untuk memperbaikinya. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang." ucap ustad Rahmat
"Apa yang harus kami lakukan, Ustadz? Kami ingin memperbaiki diri kami." ucapnk keduanya
"Langkah pertama adalah bertaubat dengan sungguh-sungguh. Kalian harus menyesali perbuatan kalian, berjanji untuk tidak mengulanginya, dan memohon ampunan kepada Allah. Selain itu, perbanyaklah ibadah dan lakukan amal kebaikan untuk menebus dosa kalian."
"Kami akan melakukan itu, Ustadz. Terima kasih atas bimbingan Anda." ucap Alvian dan Mesya
Ustadz Rahmat tersenyum lembut, memberikan mereka semangat untuk menjalani proses taubat dan memperbaiki diri.
Mesya dan Alvian mulai menjalani proses taubat mereka dengan sungguh-sungguh. Mereka memperbanyak ibadah, berdoa, dan melakukan amal kebaikan. Setiap malam, mereka berdua berdoa bersama, memohon ampunan kepada Allah.
"Ya Allah, saya menyesal atas dosa yang telah saya lakukan. Ampunilah aku dan bbing aku untuk menjadi hamba-Mu yang lebih baik." ucap Alvian
"Ya Allah, aku berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan aku. aku ingin memperbaiki diri dan menjalani hidup yang lebih baik." ucap Mesya
Mereka merasa bahwa beban dosa mereka mulai berkurang, dan hati mereka mulai merasa lebih tenang. Mereka juga memperkuat komitmen mereka untuk menjaga batasan dalam hubungan mereka dan fokus pada memperbaiki kualitas diri.
Setelah beberapa bulan menjalani proses taubat, Mesya dan Alvian merasa bahwa hubungan mereka semakin kuat. Mereka belajar untuk saling mendukung dan memperkuat iman mereka.
"Mesya, aku merasa kita telah banyak belajar dari pengalaman ini. Aku merasa lebih dekat dengan Allah dan lebih menghargai hubungan kita."
"Aku juga, Alvian. Aku merasa kita telah menemukan kedamaian dan kekuatan dalam iman kita."
Mereka berdua merasa bahwa pengalaman ini telah membuat mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih kuat. Mereka berjanji untuk selalu menjaga batasan dan menjalani hidup yang lebih baik di masa depan.
cuma itu ceritanya terlalu singkat aja. kan mana mungkin hidup itu hanya sedikit konflik.. dan juga kegiatan dan cara berbicara terlalu biasa.. semangat melatih public speaking ya✌️
jangan lupa mampir di karyaku ya..
diriku adalah masa depanku
setetes air diujung ranting
terjebak dalam masa lalu
thanks ✌️