Bercerita tentang seorang anak laki laki sederhana yang bernama Eric yang di tinggal kedua orang tuanya dari kecil, dan kini ia sudah beranjak SMA, dia tidak tau tentang percintaan, mampukah Eric mendapatkan cinta wanita idaman sekolah itu dan mendapatkan cinta pertamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kazumifx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamat tinggal diriku yang pecundang
Setelah kejadian yang menimpa Eric kini ia pulang ke rumah nya sembari memegang pipi nya dan sedikit aga bengong.
"apa apaan itu, mencium ku saat aku lengah" ucap Eric
Lalu ia mengambil ponselnya dan menelpon Ari, tidak lama pun Ari mengangkat telponnya
"halo tumben nelepon sore sore" ucap Ari di sebrang telepon
"ri gue mau ngomong sesuatu sama lu" ucap Eric
"ngomong, wah apakah Eric mau nyatain perasaan nya ke aku" canda Ari
"berisik, jijik gue cepetan ke toko nanti gue sediain kue gratis"ucap Eric
"kalo sekarang gabisa bro, mungkin nanti malam jam 7 gue kesana, soalnya gue lagi ngater cewe gue belanja " ucap Ari
"yaudah gue tunggu "
Telepon di matikan oleh Eric dan ia pergi ke kamarnya untuk berbaring,yang ada di pikiran nya saat ini adalah mengapa orang seperti Bella bisa menyukai Eric yang sederhana.
"laki laki seperti aku emang pantes ya buat dia" gumam Eric dalam hati
Eric memejamkan matanya karena ia lelah bergulat dengan pikirannya nya.
"woii woii bangun, malah tidur lu" ucap Ari sambil menggoyangkan goyangkan pundak Eric
"hahh lu siapa" ucap Eric
"Ari yang ganteng dan baik hati" ucap Ari sambil tertawa tipis
"huekk"
"jam berapa sekarang" ucap Eric.
"jam 7 lebih 15 menit, gue cepetin datang ke sini" ucap Ari
"lu mau bilang apaan, pas di telpon kek panik gitu" ucap Ari
"jadi gini ri, gue..."
"apaa?"
"gue..."
"apa"
"gue..."
"bilang lah dodol gue gue Mulu" ucap Ari
"Bella mencium pipi gue terus bilang kalo dia suka sama gue" ucap Eric
"what? ucap Ari dengan muka yang tidak percaya
"gue serius ri, tadi pas gue kencan sama dia...." ucap Eric keceplosan
"heee lu berdua udah kencan ternyata" ucap Ari
"Rii jangan nambah nambahin masalah "ucap Eric
"tinggal ajak dia pacaran apa susah nya sih" ucap Ari
"tapi gue ga yakin dia suka sama gue ri" ucap Eric
"lu kok dodol banget sih Eric, udah jelas jelas dia bilang kalo dia suka sama lu sambil cium pipi pula" ucap Ari
"gue cuma ngerasa ga pantes ri buat Dia, gue ga punya apa apa sementara lu kan tau dia orangnya kek gimana " ucap Eric
"iya juga sih, tapi yaa seseorang kalo udah suka mau gimana pun kondisi orang itu, itu bukan halangan, dia ya butuh apa apa dari lu, dia cuman butuh lu dan waktu lu" ucap Ari
"dulu juga cewe gue gitu, tapi saat ini dia Nerima gue apa adanya " ucap Ari
"lu kan juga orang kaya Ari " ucap Eric
"tapi yaa, gue harus gimana sekarang " ucap Eric
"lu percaya sama diri lu sendiri, jangan sia siain orang yang udah suka sama lu" ucap Ari
"satu lagi, ku jangan jadi pecundang, lu juga suka kan sama dia, jangan di tahan nanti keburu di ambil orang " ucap Ari lagi
"besok gue bakalan nyatain perasaan gue sama dia ri" ucap Eric dengan tatapan serius.
"nahh gitu dong, kali di tolak mending sama gue aja" canda Ari sembari menepuk pundak Eric.
"jauh jauh lu"
"oiya, lu susulan ujian udah belum" ucap Ari
"belum"
"dihh, susulan dulu lah nanti lu ga naik ke kelas 3 gimana" ucap Ari
"iya besok, ngomong ngomong lu bawa apaan itu di tas" ucap Eric sembari melirik ke arah tas besar yang di bawa Ari.
"gue mau nginep disini hehehe" ucap Ari sembari nyengir.
"hadehh yaudah lah,hitung hitung ucapan terimakasih gue karena lu udah mau dengerin gue." ucap Eric
Ke esokan hari nya, Eric dan Ari sudah siap untuk pergi ke sekolah, sebenarnya di sekolah sudah bebas karena sudah ujian, Ari hanya ingin menonton futsal dan Eric pergi untuk susulan karena Minggu lalu, ia tidak di izinkan ikut ujian.
Setelah sampai di sekolah, Eric menuju ruang guru untuk meminta kertas ujian.
"lu gak mau gue anter nih" tanya Ari
"gausah, udah Sono lu mau nonton futsal kan" ucap Eric
"yaudah, oiya nilai ujian gue 65, jangan sampe lu sama nilainya kaya gue ya" ucap Ari langsung pergi menuju lapangan futsal
"65 doang bangga banget" ucap Eric
Setelah berjalan, Eric sudah sampai di ruang guru ia mengetuk pintu dan masuk menghampiri wali kelasnya.
"pagi pak, saya mau susulan" ucap Eric
"oh Eric, maaf ya kemarin bapa gabisa bantu kamu" ucap wali kelasnya
"gapapa pak"
"yasudah ini kertas nya, kamu kerjain di kursi kosong sana"
"baik pak"
Lama Eric mengerjakan lembaran ujian itu dan akhir selesai setelah menghabiskan waktu ber jam jam
"jam berapa nih" ucap Eric sembari melihat ponsel nya
"udah siang bentar lagi sore, hadehh pusing pusing harus ngerjain sekaligus.
"oy tunggu" ucap seseorang di belakang Eric
Eric melirik dan melihat seseorang itu adalah Alvino dan teman temannya, Alvino menatap serius ke arah Eric dan Eric hanya terdiam saja
"ikut gue" ucap Alvin
Eric mengikuti Alvin ke ruang OSIS, disana ia di suruh duduk oleh Alvin, saat duduk Eric di kelilingi oleh Wildan, Noah, dan Kevin yaitu temen Alvino.
"hey apa benar lu pacaran sama Bella?" ucap Alvin sembari memegang baju Eric.
Eric menenangkan pikiran nya, ia tidak mau menahan perasaan nya lagi dan ia tidak mau menjadi pecundang lagi, resiko apapun yang akan dia alami dia akan ambil.
"iya kami pacaran" ucap Eric dengan muka santai
"sejak kapan"
"Minggu lalu"
Alvin mengambil ancang-ancang dan memukul Eric dengan sekuat tenaga hingga Eric terjatuh ke lantai, saat terjatuh Eric di ambil dan di pegang oleh Ke tiga teman Alvino.
"putusin dia atau hidup lu gua hancurin" ucap Alvin.
"kalo gue bilang gamau, apa yang akan terjadi " ucap Eric
Alvin kembali memukul dan menendang perut Eric.
"jangan sok bocah miskin, lu itu siapa hah, sadar diri lu tuh ga pantes buat dia" ucap Alvin
"emang lu pantes?" ucap Eric dengan senyum tipis
sekali lagi Alvino menendang perut Eric dengan sekuat tenaga hingga Eric berbaring di lantai (pingsan)
"heh bocah miskin, ini belum seberapa, liat aja lu kalo ga tinggalin Bella, gue habisin lu. Cabut" ucap Alvin langsung pergi dari ruangan OSIS itu
"etdah tuh orang kemana dah jam segini belum beres juga" ucap Ari menunggu di parkiran
tidak lama kemudian, Eric membuka matanya nampak memar di bagian bibir dan perutnya yang kesakitan, dia pergi dari ruang OSIS itu dan menuju parkiran sembari memegang perut nya
"nahh ketemu juga, lu dari ma...." ucapan Ari berhenti ketika melihat bibir samping Eric ungu.
"lu kenapa, di pukul kah siapa yang mukul lu?ucap Ari
"gak ada, ayo pulang ri nanti gue ceritain di rumah" ucap Eric.
Mereka pun pergi ke parkiran dan pulang menaiki kendaraan Ari, setelah beberapa menit sampai lah mereka di rumah. Ari dan Eric masuk ke dalam.
"ngobrol di kursi toko aja ri" ucap Eric
"siapa yang mukulin lu" ucap Ari
"Alvin dan tiga budak nya" ucap Eric
"hahh, Alvin? OSIS kok kaya gitu banget
"biasalah, dia suka sama Bella dan dia tau kalo Bella dekat sama gue jadinya dia emosi" ucap Eric.
"kelewatan ya sih, kita bales aja ayo berdua kawan empat " ucap Ari
"hahaha lu bisa apa ri Ari " ucap Eric.
"udah lah biarin aja, nanti kita bales kapan kapan aja" ucap Eric.
"ok deh, yang penting lu gapapa.
Lalu telpon Ari berdering dan tertulis nama pacar nya di ponsel nya, Ari pulang karena ia ada urusan
"gue pulang dulu ya ada urusan" ucap Ari
"iya hati hati di jalan" ucap Eric.
"yaa dong harus hati di jalan" ucap Ari sambil tertawa
Ari sudah pulang dan Eric mengambil obat luka dan mengobati luka yang ada di bibir nya, dia mengoleskan obat dengan pelan pelan. Lalu suara pintu toko terbuka dan pelanggan langganan nya yang selalu membeli ke toko Eric .
"mas kue biasa 2 ya" ucap pelanggan itu
"siap kak, tunggu sebentar ya "
"tumben sendiri mas, pacar nya kemana" ucap pelanggan
"oh belum kesini, nih kak pesanan nya Maksih ya
Eric pergi untuk menyeduh kopi, dan duduk di kursi sembari melamun.
"iya juga ya, dia kemana" ucap Eric.
Pikiran nya selalu memikirkan tentang kejadian di taman.
"apa bener ya dia menyukaiku" gumam nya sembari meminum kopi.
Tiba tiba ponsel Eric berdering dan tertulis nama Ari di ponsel nya
"ada apa lagi" ucap Eric.
"lu punya duit ga? Ucap Ari di sebrang telepon
"punya, kenapa emang" ucap Eric.
"gue juga punya" ucap Ari yang langsung mematikan telepon nya
"anjir, kirain apaan dah kocak banget punya temen" ucap Eric
Tidak lama kemudian, telepon nya berdering lagi kedua kalinya. Ia kemudian mengambil ponsel dari saku nya
"mau apalagi sih ri....."
"dia kaget ketika melihat nama di ponsel nya yang tertulis Bella, Eric mengangkat telponnya.
"Eric, sore ini jam 5 aku tunggu Kamu di taman" ucap Bella yang langsung mematikan telepon nya.