Terlahir cantik, kaya raya, cerdas, tapi selalu gagal jika berhubungan dengan percintaan, gadis baik-baik tapi selalu disakiti deretan pria yang pernah jadi pacarnya, dengan berbagai macam alasan, mulai dari yang masuk akal sampai yang paling menyakitkan.
Sampai akhirnya sesuatu yang rasanya tidak masuk akal pun terjadi, bagaimana bisa seorang wanita biasa, meskipun memang ia kaya, tapi tidak masuk akal dikejar-kejar oleh seorang selebriti papan atas.
Happy reading yeorobun 😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Rumah itu sebenarnya sudah kembali ramai, hanya saja penghuninya sedang perang dingin. Kiara yang ikut berdiam diri di kamarnya, shane dan Juan di kamar mereka, Tommy juga mengurung diri di kamarnya.
" Kak, gua sebenernya punya masalah apa sih? Tommy emang pacaran sama mba Kia, terus masalah gua apa? Kenapa gua jadi ikutan diem-dieman gini? Gua juga ngga ngerasa masalah kalo Mba Kia sama Tommy.", Shane akhirnya sadar setelah sekian lama.
"Ngga setia banget lu sama gua. Gua suka sama Kiara, dari awal ketemu." tegas Juan.
"Tapi dia ngga suka sama lu kak." polos Shane.
Juan menatapnya datar, mulut adiknya satu ini kelewat jujur dan benar-benar minta di putar.
Tok tok tok, pintu diketuk dan Shane membukanya.
"Mba Kia."
Kiara tersenyum tipis, dan masuk ke kamar itu. Juan hanya terdiam di sofa, tidak menyambutnya.
"Kalian pasti kaget ya."
"Kaget sih tapi aku sih yes." cengengesan Shane.
"Shane...", bentak Juan.
"Kalo aku pacaran sama Tommy, apa itu bener-bener ganggu kalian? Apa aku ngerusak solidnya kalian? Ayo jawab jujur, dibanding kalian berdua yang udah bersama dia dari awal prosesnya, aku bukan siapa-siapa. Aku ngga mau ngerusak hubungan baik kalian bertiga."
"Kia, bukan gitu." seru Juan.
"Jangan ngga enakan sama aku Juan. Ketemu kalian bertiga itu berarti banget buat aku. Aku sayang kalian bertiga, dan kalo bisa aku ngga mau kehilangan satu pun dari kalian."
"Ngga mba, kita ngga kemana-mana." Shane mendekat.
"Juan, boleh ngga aku kasih sayang yang beda ke adik kamu yang satu itu. Perasaan aku ke dia itu bener-bener diluar kontrol aku Juan. Kalo kamu ngga izinin aku bener-bener mundur detik ini juga."
"Kak, lu abang kita, pasti lu paham bener perasaan kita gimana." Shane ikut mengompori.
"Aku mau duduk diluar sebentar." Juan langsung pergi dadi hadapan Shane dan Kiara.
Seperginya Juan, tinggallah Shane dan Kiara, gadis itu terlihat bingung harus apa.
"Mba..."
"Hmm?"
"Sejak kapan?"
"Apanya?"
"Itu si jamet."
"Ah... hampir tiga bulan yang lalu."
"Hah??? Beneran? Berarti sebelum konser itu kalian...?
" Hehe..."
"Kak Tommy tinggal bilang aja repot amat, jadi dia ngga harus kesusahan kan. Tapi kalo mba Kia sama Tommy, aku restuin deh hehe. Tommy emang pecicilan tapi dia baik, dan udah cukup dia menderita selama ini."
"Menderita? Kenapa?"
"Hehe.. ngga mba. Aku nyebur dulu ya..."
"Ini udah larut Shane, besok aja." saran Kiara tapi yang bersangkutan sudah menghilang dari tempatnya. Ia membiarkan Juan untuk sendiri, apalagi Tommy pernah bilang Juan menyukainya, dan hari ini gadis yang disukainya itu malah minta izin untuk pacaran dengan adik membernya, ya jelas agak sakit dan menyebalkan.
"Halo, Lex. Lu dimana? Sibuk ngga? Ooh gitu. Tolongin gua kek, ini cowo-cowo udah di rumah gua, cuman suasananya ga enak banget anjir, udah kek pertapaan rumah gua hening banget, lagi perang dingin semua, gua ketahuan pacaran sama Tommy. Lu kan pemecah es, harap segera kesini ya, lu tahu kan kalo heels baru Chnaels udah keluar. Okay... see yah."
Tidak lama setelahnya Alexandra datang, dengan teriakan khasnya, awalnya langsung di sambut Shane, lalu karena ada suara ribut diluar Juan menyusul, lalu Tommy,mereka bertiga berkumpul di pinggir kolam bersama Alexandra, karena suasana sudah riuh Kiara pun keluar dari kamarnya dan ikut bergabung.
"Waah gua ngga salah pilih sahabat nih, biar kadang kayak monyet bekantan, tapi dia spek pelawak dan penyembuh, thank you Lexa, gua pastiin lu akan hidup nyaman dideket gua." batin Kiara menatap Alexandra yang sibuk dengan cerita hebohnya.
"Kia, boleh kita ngomong sebentar...?", Juan menghampiri.
" Sure."
"Ayo." Juan mengulurkan tangannya agak Kiara bangkit berdiri.
"Ngomong disini aja." seru Tommy dari arah lain.
"Diem lu." balas Juan dengan nada dingin, diikuti Kiara yang meluruskan jari telunjuknya didepan bibirnya, kode untuk diam.
Juan membawa Kiara masuk ke mobil, menyetel musik, dan mengunci semua pintu. Kiara agak bingung tapi ia tetap diam.
"Aku suka kamu dari awal, Kia."
"Aku tahu."
"Aku agak kecewa karena yang berhasil rebut hati kamu itu adalah Tommy, adikku. Tapi rasa kecewa itu ngga lebih besar dari rasa bahagiaku soalnya setelah sekian lama dia kembali banyak tertawa lagi, banyak bicara, banyak tersenyum, setelah bertahun-tahun ini dia ngelawan rasa bersalahnya itu." jelas Shane.
"Rasa bersalah? Sama siapa?"
"Dua tahun lalu atau lebih aku juga ga terlalu ingat, tapi itu masa-masa paling buruk buat Tommy. Orang yang dia pacari meninggal dunia, sebelumnya agensi nuntut Tommy buat mutusin sebelum ketahuan media. Dia nolak awalnya tapi agensi jelasin bahwa yang paling tersiksa itu nanti si wanitanya, karena dia orang biasa dengan mudah diserang banyak fans nantinya, dari fisik maupun psikis pasti akan jadi akibatnya. Mereka akhirnya putus, tapi beberapa Minggu kemudian si wanita ini minta ketemuan untuk yang terakhir kalinya, Tommy nolak karena dia tahu ada beberapa fans di pintu mana pun, nungguin dan bakal ngikutin dia. Dia berencana bakal ketemuan besok harinya, tapi ternyata Tommy ngga bisa nemuin perempuan itu lagi, karena tengah malam sebelumnya dia meninggal."
Kiara tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Ia hanya diam, menunduk ,dan mendengarkan.
"Tolong jaga dia itu aja. Kamu nyembuhin dia."
"Aku juga punya masa lalu ga enak, sama sekali ngga enak buat diingat. Tommy pisah karena maut, sementara aku, dia masih hidup dengan baik, dia bertahan dengan baik, mungkin dia ngga ngerasa bersalah aku juga ngga tahu, dia juga masih bekerja dibawah naunganku, tapi semenjak aku kenal Tommy, dia bisa aja buat aku ngga se overthinking itu. kita akan saling jaga, dan saling menyembuhkan. Aku pastikan itu."
"Kalau dia jahatin kamu, orang pertama yang harus kami cari itu, aku ya. Supaya kita kerjasama nyari pembunuh bayaran."
"Sipp pak leader."
"Kia..."
"Hmm?"
"Kami boleh sering main kesini kan?"
"Boleh dong, kenapa ngga? Datang kapan aja, mau tengah malam, tengah hari, hujan, badai, pintu aku selalu kebuka buat kalian. Kalo ngga kebuka, suruh bibi yang bukain hahaha..."
"Hahahah... kamu bisa aja."
Perang dingin pun usai, Kiara diizinkan untuk mencintai dan menyayangi Tommy.
.
.
.
Tbc...💜