Lestari seorang cewek SMA yang dibuat hamil oleh seseorang, sialnya orang itu datang kembali membawa petaka untuknya.
Kedua orang tuanya menjodohkan mereka karena perbuatan masa lalunya, membuat kedua pasangan itu merahasiakan tentang pernikahan nya di sekolah.
Akankah rahasia itu akan terbongkar? atau justru berhasil sampai lulus sekolah? lalu kejutan apa yang akan menanti mereka? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 — Fakta
Adit merasa bahagia ke Tari, setelah dia memberi bekal untuk nya, kebaikan di masa kecil nya, ternyata masih tari jaga hingga dia tumbuh dewasa.
Tapi petaka untuk Adit, setelah mengikuti Lestari, dari arah pintu kelasnya, ternyata Maudy menghampiri dari arah kantin.
"Oh ternyata kamu disini sama cewek yang selalu buat onar di sekolah" Kata Maudy dengan nada cempreng menjulang tinggi.
"Maksut lu apa ya?" Tari terhentak merasa tersindir.
Adit menghalang tari yang mau menghampiri Maudy "Mau apa lu kesini?" kata Adit penuh tatapan dingin.
Maudy gusar sambil membalik badan meninggalkan Adit dan Tari yang sedang di kelas.
"Jih ngambekan" Kata adit sambil menatap nya terus tanpa mengalihkan pandangan.
"Tolong urus ya pacar lu, bikin risih tau gak, mana sok-sokan jadi osis lagi" kata tari ga terima.
Setelah kepergian maudy, datang lah mantan tari yang masih belum terima diputusin.
"Tari, gue cari lu di kantin ternyata dikelas" Kata Erza sambil mengatur nafas
"Lu lagi, bukan nya gue sudah bilang putus ya" Sentak Tari merasa terganggu, perlahan emosinya pun menaik.
"Pergi enggak lu babi" Kata tari sambil mengangkat kursi, Adit terkekeh melihat tari yang sekarang jadi super galak.
Bukan nya takut Erza malah menghampiri tari dengan aura kekesalan.
"Mau apa lu, jangan kesini" Pekik tari panik sambil berlindung di balik punggung Adit.
Adit menatap remeh Erza penuh dengan aura angker "Pergi" Kata nya singkat dengan nada pelan.
Erza tidak mendengarkan, dia ingin meraih tangan tari karena kesal, namun Adit memegang pergelangan tangan nya dengan keras dan penuh emosi.
"Mau apa?" Kata Adit sambil membalikan tangan Erza hingga tulangnya berbunyi.
"BRENGSEK" Rengek Erza kesakitan.
"Belum kapok gue hajar?" Kata Adit dingin
"LEPAS BRENGSEK" Kata Erza sambil menahan sakit sampai berkeringat dingin.
"Gue ulangi sekali lagi, mau apa lu kesini? kalau tidak berkepentingan mending lu keluar sekarang" Kata Adit masih dengan aura dingin nya.
Erza tersenyum miring menatap remeh Adit yang tak kalah dingin nya. "Aditya Gumarang benar itu anda?"
"Yes it's me Adit, Masalah?"
Erza meludah wajah Adit kasar
Tanpa pikir panjang Adit menghempaskan kepala Erza ke meja tanpa ampun dan memukul wajahnya hingga keras.
Lestari berteriak karena takut "Adit sudah woy" pekik lestari menutup mata dan telinga nya, jongkok di pojokan sambil menangis histeris. "CUKUP" Desahnya
Keributan semakin memanas, murid lain yang mendengar keributan, sebagian melihat sebagian lagi memisahkan.
BUGH!!
Adit terkena pukulan keras dari Erza dan membuat nya tersungkur, Adit bangun langsung mencengkram kerah Erza sejenak "Kenapa lu cemburu sama gue?" Desis nya tajam sambil melayangkan pukulan kembali.
Erza terkekeh geli sambil melihat Adit dengan pandangan mulai sayu "Gue senang Tari melepas lu dulu, emang sudah pantas cowok yang tidurin tari pergi dari kehidupan nya"
Adit murka ingin menghampiri dan melayangkan pukulan sebelum dia pingsan.
Justru Erza membisik nya, biar orang lain yang sudah mau memisahkan mereka tidak mendengarkan "Lestari orang yang lu sayang dulu dia nekat gugurin janin nya" Desis nya dan Erza pun pingsan.
Mata Adit terbuka lebar seakan tidak percaya, dia menoleh ke arah lestari yang sedang menunduk ketakutan, Adit ingin menghampiri namun kepalanya pusing terhuyung berkat pukulan keras dari Erza dan dia ikut pingsan tepat di sampingnya.
Catherine terhentak panik karena melihat murid-murid berhamburan ke arah kelas nya.
"Tari ada apa ini" Sahut Catherine meraih pergelangan tangan tari yang panik dan memeluknya.
"Gue takut" Kata tari terisak-isak
Catherine melihat Adit dan Erza yang pingsan dibawa oleh guru BK untuk di tindak lanjuti.
"Eh Adit kenapa tuh dibawa" Catherine penasaran dia menoleh dari balik jendela.
Lestari menarik seragam Catherine untuk dia kembali memeluknya "Mereka berkelahi hebat, gue takut banget, kalau liat cowok sudah marah, teriakan nya buat mental gue down sumpah"
"Lu sabar ya, gapapa mending kita makan di kantin, lagian lu main kabur-kabur Bae tadi" Omel Catherine lalu membawanya ke kantin
Karena ini aib nya dia enggan menceritakan ke Catherine penyebab pertengkaran mereka. "Gue gamau jawab, pokok nya gue mau habisin ini makanan terus pergi ke kelas" Tari mengelak.
Saat situasi sudah mulai kondusif, di jam pelajaran ke 6 setelah istirahat, lestari dipanggil anggota osis untuk ke ruangan konseling. Mengingat Adit dan Erza telah sadar dari pingsan nya.
Lestari keluar kelasnya, berjalan santai menuju ruangan konseling. Mental nya telah pulih, dia berjalan di samping Maudy dengan wajah sengit "Kenapa gue harus jalan sama anak anjing satu ini" Tari ngedumel pada dirinya sendiri.
"Bisa kan lu seharian ga buat onar?" Sahut Maudy yang menghentikan langkah kaki nya.
Tari memutar badannya dia berjalan menghampiri Maudy gusar sambil mengangkat kedua baju di lengannya.
Maudy merespon menggeleng kepala, menatap nya sinis. "Lu ngapain" Kata Maudy sambil menurunkan kembali kedua lengan nya.
Maudy menggenggam pergelangan lestari karena sudah tak tahan "Lu sudah ditunggu disana, jangan di lama-lamain bego" Lanjut Maudy mulai terpancing emosi.
"Bilang aja takut, lu juga sebenarnya di sekolah selalu cari muka di balik osis, padahal nyatanya elu itu iblis" Katanya sambil mengibaskan rambut tengil.
Maudy menghentikan langkah kaki nya sambil menatap tajam lestari, Dia sudah mulai emosi, rahangnya mengeras seakan ingin mencakar nya.
Lestari tersenyum remeh membalas tatapan nya dengan aura kebencian nya.
"LESTARI BURUAN MASUK" Sahut guru BK berteriak lantang.
Lestari menoleh sumber suara dan dia menghampirinya sambil berlari.
"Lu kalau berani rebut Adit dari gue, awas aja lu" Desis Maudy saat tari melewati nya, tari tanpa memperdulikan nya dia kembali tersenyum miring.
Didalam ruang konseling, lestari mengerutkan kening nya sambil melihat Adit dan Erza yang sedang tertunduk wajahnya penuh perban putih
"Hahahaha anjir wajah kalian jadi kaya mumi"
"Tari diam, cepat duduk!"
Tari menunjuk ke arah dirinya sendiri "Kenapa saya harus dipanggil kesini ya? Saya sudah bosen lihat ruangan yang sempit ini pak" Katanya yang membuat guru di area ruangan itu kesal.
"CEPAT DUDUK!!"
Tari mendecak dan dia lekas duduk dengan santai "Jadi tari disini harus bagaimana?"
"Perkelahian brutal ini disebabkan oleh kamu kan tari?"
Tari tak terima dia mengelak halus "Maaf pak, saya di kelas tidak tahu apa-apa, keadaan saya juga lagi nangis di pojokkan, saya juga takut keributan, tapi suka keributan"
"Maksut ucapan mu?"
"Yang jelas tari dalam kasus ini ga salah apa-apa!"
"Mereka berantem merebutkan kamu, di sekolah ini untuk belajar kalau kalian ingin bercinta jangan di area sekolah!"
Tari bersikap konyol, malah sibuk ngupil menganggap remeh omongan guru BK
"TARI OMONGAN BAPAK DI DENGAR GA!!"
"Dengar kok, bawel banget dah"
"Kalian berdua juga, paham engga yang bapak bicarakan tadi"
Adit dan Erza mengangguk singkat, setelah memberi surat teguran mereka kembali ke kelas nya masing-masing.