Mimpi yang terus terulang membwa Leora pergi ke dimensi berbeda serta merubah kehidupannya.
Dia yang hanya seorang pemilik toko kecil di pusat kota justru di sebut sebagai ELETTRA (Cahaya) di dimensi lain dan meminta bantuannya untuk melenyapkan kegelapan.
Secara kebetulan, begitulah menurutnya. dirinya pergi ke dimensi berbeda bersama Aron yang menjadi sahabatnya melalui mimpi, namun siapa sangka persahabatnnya bersama Aron justru membawa dirinya pada situasi yang tidak biasa.
Sihir yang semula hanya dia tahu melalui buku secara ajaib bisa dia lakukan.
Dan ketika cinta bersemi di hatinya serta tugas melenyapkan kegelapan telah selesai, apa yang akan dia lakukan?
Akankah dia kembali ke dimensi aslinya atau akan tetap bersama pria yang dia cintai?
Ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. LD 10.
"τηλεμεταφοράς, (tilemetaforás),,,,"
Aron menggumamkan sesuatu, detik berikutnya cahaya ungu berpendar dari tubuhnya dan menyelimuti dirinya beserta Leora yang terbaring di jok belakang.
Pria itu menginjak pedal gas lebih dalam, mempercepat laju mobil yang ia kemudikan hingga mobil itu memasuki area basement sebuah Apartemen.
"κίνηση, (kínisi),,,,"
Aron bergumam sekali lagi tepat setelah mobil berhenti dan cahaya ungu yang menyelimuti mereka berdua berpendar lebih terang menyelimuti dua orang yang berada di dalam mobil sepenuhnya.
Seiring dengan meredupnya cahaya ungu yang berada di dalam mobil, dua orang yang sebelumnya berada di sana lenyap tanpa bekas dan berpindah di dalam sebuah kamar dari unit Apartemen yang di huni Aron.
Pria itu meletakkan Leora di atas tempat tidur, melepaskan Wristband yang terpasang di pergelangan tangan kiri Leora hanya untuk memperlihatkan kegelapan yang melingkar di pergelangan tangan wanita itu menjadi lebih pekat dari sebelumnya.
"Aku tidak bisa membiarkan ini berlanjut lebih lama lagi," Aron berkata lirih.
Aron memandangi wajah wanita yang masih terbaring di atas tempat tidur miliknya, menangkupkan tangan kanannya sendiri di atas pergelangan tangan Leora seraya memejamkan mata.
# Percakapan di dalam benak Aron.#
[[ "Agasthya,,," Aron memanggil.
"...."
"Agasthya,,,"
"...."
"Aku memanggilmu,,, Agasthya," panggil Aron lagi untuk ke tiga kalinya setelah panggilan sebelumnya tidak mendapatkan jawaban.
"Anda memanggil saya, Paduka Raja Raegan?" suara dalam benak Aron menjawab.
"Apa yang terjadi? Kenapa kau tidak menjawab saat aku memanggilmu?" tanya Aron.
"Mohon maafkan saya, Paduka,"
"Saya tidak mendengar, Anda," jawab Agasthya.
"Erebus menyebarkan energinya di seluruh Asra. Saya juga bisa merasakan pedang giok berserta giok hijau telah terbebas dari segelnya,"
"Bahkan, giok hijau telah menjalin kontrak sihir bersama wanita yang baru saja tiba,"
"Wanita yang di ramalkan," papar Agasthya.
"Apakah Lea baik-baik saja?" tanya Aron.
"Saya khawatir dia tidak akan baik-baik saja setelah tiba di Asra," jawab Agasthya.
"Mengapa?" tanya Aron.
"Wanita itu membawa gadis kecil yang telah di korbankan dan kini telah menjadi serpihan dari Erebus,"
"Gadis kecil itu telah bersama wanita yang di ramalkan menuju Asra dan tidak ada yang menyadari bahwa gadis kecil itu adalah bagian dari Erebus," terang Agasthya.
"Cegah mereka! Jauhkan bocah itu dari Leora," perintah Aron.
"Maafkan saya, Paduka. Saya tidak bisa melakukannya," jawab Agasthya.
"Karena Anda tidak berada di sini dan wanita itu tidak sepenuhnya berada di sini,"
"Kekuatan saya masih tersegel bersama Naga dari pedang giok,"
"Saya bahkan tidak bisa menyentuh Erebus selain hanya menghilangkan serta memurnikan energi gelap Erebus," tutur Agasthya.
"Kalau begitu, hilangkan energi gelap yang berada di tubuh Leora," pinta Aron.
"Aku akan kembali," imbuhnya.
"Paduka_,,,"
"Ini perintah!" potong Aron tegas.
"Baik," ]]
# Percakapan antara Aron dan Agasthya berakhir. #
Aron membuka mata tanpa mengangkat telapak tangannya, memandangi wajah wanita yang masih terbaring di depannya.
"Maafkan aku karena melibatkanmu,"
"Apapun yang terjadi, aku bersumpah akan selalu melindungimu,"
Pria itu berkata lirih, menundukkan kepala seraya menggenggam erat pergelangan tangan wanita yang telah menjadi teman sejak dirinya berada di sana untuk mencari manusia terpilih yang di ramalkan.
Pendaran cahaya ungu kembali keluar dari telapak tangan Aron yang berada di atas pergelangan tangan kiri Leora, memudarkan lingkaran hitam yang berada di sana, hingga kepala pria itu tiba-tiba terkulai dan terjatuh tepat di samping dimana Leora terbaring.
.
.
.
Aron membuka kembali kedua matanya dan melihat kegelapan pekat di sekitar. Satu tangannya terangkat, lalu menjentikkan jari yang membuat cahaya ungu menyelimuti dirinya hingga tubuhnya seketika berpindah tepat di jarak beberapa langkah di depan Leora, menahan tombak hitam yang tengah melesat cepat ke arah wanita itu.
"Paduka_,,,," Zohar membuka suara.
Aron menoleh dengan gerakan cepat, menggelengkan kepala sebagai tanda untuk tidak menyebutkan namanya, lalu mengangkat tangannya.
"Keluarlah,,, Agasthya,,,"
Cahaya ungu keluar dari telapak tangan Aron, melesat cepat ke atas dan berputar bagaikan pusaran air dimana pada poros cahaya itu memunculkan kepala naga hitam.
Suara gemuruh di sertai kilatan cahaya menyertai kemunculan kepala naga hitam yang menghisap kegelapan di sekitar.
"Akhirnya kau keluar dari tempat persembunyianmu, Raegan," ujar Erebus.
"Lancang!" dengus Zohar seraya menembakkan panah sihir miliknya pada Erebus.
"Berani sekali kau menyebut nama Paduka," imbuhnya.
Zohar memberikan serangan beruntun pada Erebus diikuti Xavier, sementara Aron masih mempertahankan energi naga untuk mempertahankan wujud utuh dari naga itu sampai energi hitam Erebus menghilang sepenuhnya.
Perlahan, Erebus mulai tersudut, menggeram sekaligus mengayunkan sabit di tangannya sembari menggumamkan sesuatu hingga kepulan asap hitam kembali muncul menyelimuti tubuh tengkoraknya.
"Dia ingin melarikan diri," Aron mendengus kesal.
"Tangkap dia, Agasthya!" imbuh Aron memberi perintah.
Sebelum naga itu menjalankan perintah dari majikannya, Erebus lenyap di telan kepulan asap hitam.
"Celaka!"
Aron mendesis, berbalik cepat hingga ia menyesali keterlambatan tindakanya ketika melihat gadis kecil yang berada di dekat Leora sudah menghunuskan belati hitam ke perut wanita itu.
"LEAA,,,,!"
Aron berteriak, melemparkan panah ungu yang melesat cepat ke arah gadis kecil itu hingga menembus tubuhnya dan berubah menjadi kepulan asap hitam, lalu menghilang.
Leora memegangi perutnya, merasakan sensasi terbakar pada perutnya yang tertusuk belati, lalu jatuh berlutut. Dalam kesadarannya yang masih tersisa, ia mendengar suara teriakan familiar dari pria yang tiba-tiba datang menolong, hingga entah bagaimana pria itu telah menangkap tubuhnya sebelum menyentuh tanah.
"Lea,,,"
Leora meringis, mengerjapkan mata dan melihat wajah seseorang yang sangat ia kenali.
"A-A-Aron,,,,, Bagaimana,,,, bisa,,,, Ukh,,,,"
"Bertahanlah sebentar saja," ucap Aron parau.
Leora memejamkan mata, merasakan tubuhnya di baringkan di tanah, hingga ia bisa merasakan sentuhan lembut dari pria yang ia kenali menyentuh perutnya yang terluka.
"Paduka! Mohon jangan lakukan itu!" cegah Zohar serya menahan tangan Aron.
"Lepaskan tanganmu dariku, Zohar!" titah Aron.
"Ijinkan saya yang melakukannya," ucap Zohar.
"Tidak!" tolak Aron.
"Paduka, jika Anda menggunakan sihir penyembuh di saat Anda tidak dalam keadaan baik-baik saja, itu akan mengancam nyawa Anda," sanggah Zohar.
"Kami masih membutuhkan Anda sebagai raja kami," imbuhnya.
"Aku juga masih membutuhkanmu, Zohar. Jadi angkat tanganmu dariku, ini perintah!" sambut Aron.
"Baik,"
Kepala Zohar tertunduk, menarik tangannya sendiri dari tangan Sang Raja, lalu melangkah mundur.
Cahaya ungu kembali berpendar melalui telapak tangan Aron, meresap ke dalam luka tusukan belati di perut Leora yang membuat luka itu secara perlahan mulai menutup, lalu menghilang tanpa meninggalkan bekas.
Wanita itu perlahan membuka kedua matanya, merasakan rasa sakit di perutnya menghilang dan bangun dari berbaringnya seolah tidak terjadi apa-apa.
Namun, sebelum ia membuka suara untuk mempertanyakan apa yang terjadi, Aron menjentikkan jari tepat di depan wajah Leora, membuat wanita itu terkulai tak sadarkan diri dalam pelukan Aron.
"Ketika dia sadar besok, aku ingin kalian bersikap biasa padaku,"
"Aku akan mengatakan siapa diriku sebenarnya hanya setelah dia siap. Apakah kalian bisa melakukannya?" Aron bertanya.
Suasana berubah hening selama beberapa saat, ragu untuk mengabulkan permintaan Sang Raja, namun pada akhirnya terpaksa mengangguk meski mereka sendiri ragu apakah bisa bersikap biasa jika berada di depan raja mereka sendiri.
...##############...
## Keesokan harinya....
Pergerakan halus terlihat pada selimut dimana Leora berada di bawahnya, satu tangannya menarik selimut hingga menutupi sebagian wajahnya, berniat untuk kembali tidur saat merasakan kantuk. Namun, kedua matanya segera terbuka lebar kala ia mendengar suara seseorang yang seharusnya tidak berada di sana.
"Selamat pagi tukang tidur,"
Kedua mata Leora terbuka lebar, menyikap selimut seraya menegakkan punggung dan melihat seseorang yang tengah menatap dirinya dengan berdiri di ambang pintu sembari menyandarkan punggung.
"AAAAHHHH,,,,,,!!!!!"
. . . . .
. .. . . . .
To be continued....
produktif sekali thorrr/Drool//Drool/
why/Curse//Curse//Curse//Curse/
terasa horor /Joyful//Joyful//Facepalm/