Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Bulan Madu Singkat
"Renata, lihatlah." ucap Digo sambil menunjuk kearah pemandangan luar jendela pesawat yang mereka tumpangi kini.
Renata mengangkat tubuhnya dari dekapan hangat tubuh Digo dan menatap keluar jendela.
Renata nampak terlihat sangat kagum dengan sebuah pulau kecil yang Digo tunjukkan dari atas.
"Itu hadiah untukmu." ucap Digo tepat di samping telinga Renata.
Renata terkejut gembira mendengarnya. "Benarkah? Mas serius?" tanya Renata.
"Aku sangat serius. Aku sudah membelinya beberapa waktu lalu dengan namamu." jawab Digo apa adanya.
"Mas..." Renata memeluk erat tubuh Digo. "Terimakasih mas, aku sangat senang." lanjutnya.
"Kamu suka?" tanya Digo.
"Tentu saja, sangat, sangat, sangat suka." jawab Renata.
"Aku mencintaimu Renata." ucap Digo sambil menundukkan menatap wajah Renata.
Renata melepaskan pelukannya dan berkata. "Aku juga mencintaimu mas." ucapannya tepat di depan wajah Digo.
Digo menurunkan tatapannya, menatap bibir merah Cherry milik Renata dan menciumnya.
Cup!
Renata pun membalas ciuman lembut dari bibir Digo. Baru kali ini, Renata merasa benar-benar sangat dicintai dan mencintai seorang laki-laki.
Renata merasa kagum pada Digo, karena tidak menyentuh tubuhnya sebelum mereka resmi menikah. Tidak seperti lelaki diluar sana yang mendekatinya karena ingin mencicipi tubuh moleknya saja.
Digo berbeda dari yang lain, dia adalah sosok lelaki yang Renata inginkan selama ini. Tapi apakah Digo akan menjadi pelabuhan terakhirnya? Apakah cinta Digo benar-benar tulus padanya? Apakah Digo akan terus ada untuknya? beribu pertanyaan itu memang pasti ada dibenak Renata, tapi untuk saat ini dia tidak ingin pusing dengan semua itu. Kini Renata hanya ingin menikmati banyak waktu bersama Digo suaminya.
Saat ini jet pribadi yang mereka tumpangi telah mendarat dipulau tersebut. Tampak seorang lelaki berpakaian formal berdiri dan menyambut kedatangan mereka saat keduanya baru turun dari jet pribadi.
"Selamat siang, Tuan dan nyonya Melviano." sapa ramah dan hangat pria tersebut.
Digo menganggukkan kepalanya, sementara Renata tersenyum ramah pada pria itu.
"Selamat siang." jawab Renata.
"Mari, mobil kita ada disebelah sana." ucap pria tersebut.
"Ayo sayang." ajak Digo sambil meraih pinggang Renata.
Renata menatap wajah Digo dan tersenyum. "Iya." jawabnya.
Mereka bertiga menaiki mobil yang sudah disediakan menuju salah satu hotel terbesar dipulau tersebut.
"Sudah sampai Tuan. Mari silahkan." ucap pria tersebut sambil membukakan pintu mobil untuk mereka.
"Terimakasih Syam." ucap Digo.
"Sama-sama Tuan." jawabnya.
"Mas, apakah kita akan menginap disini?" tanya Renata sambil menatap bangunan tinggi didepannya itu.
"Iya sayang.. Anggap saja ini bulan madu singkat kita." ujar Digo sambil memeluk tubuh Renata dari samping.
"Kamu memang selalu penuh kejutan mas." ucap Renata, dari wajahnya Digo bisa melihat kebahagiaan yang Renata rasakan saat ini.
"Ini belum seberapa sayang, aku bisa melakukan lebih dari ini jika kamu mau." ujarnya.
"Aku percaya, dan aku tidak pernah meragukan itu darimu mas." jawab Renata.
"Ayo masuk sayang." ajak Digo. Renata mengangguk, keduanya pun langsung masuk ke hotel tersebut dan masuk ke dalam lift, naik ke kamar mereka.
Krek!!
Digo membuka pintu kamar untuk mereka. Renata masuk kedalam ruangan besar itu, sementara Digo berjalan menuju ke jendela dan membuka gorden kamar tersebut. Hingga terpampang luas pemandangan indah nan asri dari kamar yang mereka tempati saat ini.
Renata langsung berlari ceria kearah balkon, menatap kagum pada pemandangan indah yang disuguhkan pulau kecil itu.
"Indah sekali." pujinya.
Tiba-tiba dari belakang Digo meraih kedua pinggangnya dan memeluknya hangat.
"Ini belum seberapa, dimataku kamu lebih indah dari pemandangan ini, Ren." ujar Digo berbicara tepat disamping telinga Renata.
Renata membalikkan tubuhnya merangkul mesra pundak sang suami.
"Mas, apa istrimu tidak akan curiga jika kamu pergi bersamaku?" tanya Renata.
Digo tersenyum dan mencolek hidung mancung Renata. "Tentu saja tidak sayang. Dia terlalu sibuk dengan dunianya dari pada harus sekedar mengurusi urusanku." ujarnya.
"Benarkah? Lalu bagaimana dengan Dafina, aku rasa dia menyukaimu." ujar Renata terus terang.
"Dafina hanya sekertaris pribadiku, tidak lebih. Aku tidak memiliki perasaan sepesial dengannya. Apa kamu cemburu?" telisik Digo.
Renata menggelengkan kepalanya. "Tidak sama sekali. Aku hanya bertanya, karena sepertinya dia sangat iri kepadaku." jelas Renata.
"Kenapa begitu? Apa dia mengganggumu?" tanya Digo.
"Tidak, dia hanya bilang jika dia tidak suka jika kita sering bersitatap dikantor." jawab Renata apa adanya.
"Kalau begitu, acuhkan saja. Karena mulai sekarang, tidak ada yang berhak melarangku untuk menatap istri cantikku ini." goda Digo.
"Dan aku juga tidak mengijinkanmu untuk menatap wanita lain selain aku." timpal Renata.
"Tidak, tidak akan pernah sayangku. Aku hanya mencintaimu." ucap Digo.
Keduanya mulai mengikis jarak dan bercumbu disana. Digo menyesap bibir manis Renata dengan ganas, hingga Renata bisa merasakan deru nafas kasar yang mulai memburu dari Digo saat ini.
Digo mulai memberikan belaian lembut padanya tubuh Renata, dan ciumannya perlahan mulai turun ke leher jenjang sang istri sambil meremas kuat kedua gundukan sintal di depannya.
"Akh!" suara desahan itu lolos begitu saja dari bibir manis Renata saat gundukan besarnya diremas-remas oleh Digo dengan kasar.
Digo nampaknya sudah tidak sabar lagi untuk menikmati legitnya tubuh molek Renata.
"Mmassh.." ucap Renata sambil menahan nikmat. "Jangan disiniihh.." lanjutnya.
Digo yang mengerti kemauan sang istri pun untuk langsung mengangkat tubuh Renata dan membawanya masuk ke dalam kamar.
Digo menurunkan tubuh Renata disamping ranjang dan mulai mencium bibir yang baru saja membuatnya candu kembali dengan ganas.
Renata juga membuka kancing kemeja yang Digo kenakan dan melepaskannya, membuangnya ke sembarang arah.
Uh! Renata kini bisa merasakan langsung tubuh atletis yang dimiliki Digo secara langsung.
Digo pun tidak kalah panas, ia menggerayangi hampir seluruh tubuh Renata bagian atas. Bahkan sesekali ia meremas bongkahan bulat belakang Renata.
"Eumph.." Renata kembali mendesah dibuatnya.
"Kamu sungguh seksi Renata, aku sudah tidak sabar." ucap Digo tepat di depan wajah Renata.
"Aku juga mas." jawabnya.
Digo kembali mencium bibir Renata dan meremas dada besarnya hingga membuat Renata selalu mendesah dibuatnya.
Ciumannya kini mulai turun keleher Renata dan...
Drrt!
Drrt!
Ponsel Digo bergetar, renata melirik sebentar kearah ponsel Digo yang berada di atas nakas.
"Biarkan saja, aku sedang tidak ingin diganggu." ucap Digo yang kembali menciumi leher Renata dan mulai turun ke dadanya.
Namun ponselnya kembali bergetar hingga beberapa kali, hingga membuat Renata merasa terganggu.
"Massh.. Angkatlah duluu.. Eumph.. Siapa tau itu penting.." ucap Renata yang terputus-putus menahan gairah.
Digo mengalah dan menjauhkan wajahnya dari tubuh Renata.
"Siapa sebenarnya!" umpat Digo. "sebentar ya sayang." lanjut Digo pada Renata.
Renata tersenyum dan menjawab. "Iya." ucapannya lembut.