NovelToon NovelToon
Terjebak Di Dunia Siluman Burung Garuda Emas

Terjebak Di Dunia Siluman Burung Garuda Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Romansa / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita
Popularitas:467
Nilai: 5
Nama Author: Wardha

Aurora terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada di dunia asing yang begitu indah, penuh dengan keajaiban dan dikelilingi oleh pria-pria tampan yang bukan manusia biasa. Saat berjalan menelusuri tempat itu, ia menemukan sehelai bulu yang begitu indah dan berkilauan.

Keinginannya untuk menemukan pemilik bulu tersebut membawanya pada seorang siluman burung tampan yang penuh misteri. Namun, pertemuan itu bukan sekadar kebetulan—bulu tersebut ternyata adalah kunci dari takdir yang akan mengubah kehidupan Aurora di dunia siluman, membuatnya terlibat dalam rahasia besar yang menghubungkan dirinya dengan dunia yang baru saja ia masuki.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wardha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertarungan Melawan Diri Sendiri

Aurora berdiri di tengah pusaran cahaya dan kegelapan, berhadapan dengan bayangan dirinya sendiri—sosok dengan sayap hitam pekat dan mata keemasan yang bersinar tajam.

"Kau ingin mendapatkan Air Mata Langit? Tapi bisakah kau menerima kebenaran tentang dirimu sendiri?" suara bayangan itu bergema di udara.

Aurora mengepalkan tangannya. "Aku tidak takut pada kebenaran!"

Bayangan itu tersenyum sinis. "Benarkah?"

Dalam sekejap, bayangan itu melesat dengan kecepatan luar biasa!

Aurora nyaris tak sempat bereaksi sebelum cakar hitamnya menyerang tepat ke arah jantungnya. Ia menghindar ke samping, tetapi goresan itu tetap terasa—dingin, menusuk hingga ke dalam jiwanya.

"Kau takut akan kekuatanmu sendiri, Aurora. Takut bahwa suatu hari kau akan menjadi ancaman bagi dunia ini."

Aurora terengah-engah, menyentuh luka tipis di bahunya. Serangan ini bukan sekadar fisik—tetapi juga menguji hatinya.

Bayangan itu melayang di udara, menatapnya dengan tatapan penuh penilaian.

"Jika kau menggunakan seluruh kekuatanmu, kau bisa menghancurkan segalanya. Kau bisa melampaui semua makhluk di dunia ini. Tapi, beranikah kau melakukannya?"

Aurora mengepalkan tangannya lebih erat. Benarkah aku takut?

Tiba-tiba, ingatan tentang semua yang telah ia alami kembali muncul.

Peperangan yang ia lalui. Raviel yang selalu ada di sisinya—melindungi dari kejauhan. Julia yang percaya padanya.

Dan yang paling penting adalah, takdir yang kini berada di tangannya.

"Aku bukan monster," katanya tegas. "Aku bukan ancaman bagi dunia ini."

Bayangan itu tersenyum tipis. "Kalau begitu, buktikan!"

Cahaya dan kegelapan bertabrakan.

Aurora mengangkat tangannya, cahaya keemasan dari Matahari yang Terlupakan membentuk pedang panjang di genggamannya.

Bayangan itu mengangkat senjata yang sama—tetapi berwarna hitam pekat.

Dan dalam sekejap—mereka berdua bertarung.

Serangan demi serangan terjadi dalam kecepatan luar biasa. Pedang cahaya dan kegelapan bertabrakan di udara, menciptakan percikan energi yang menyebar ke seluruh dimensi ilusi ini.

Aurora berusaha keras menandingi kecepatan bayangan dirinya, tetapi serangan musuhnya begitu tajam dan tak kenal ampun—seolah menebak setiap gerakannya.

"Aku adalah dirimu, Aurora. Aku tahu setiap kelemahanmu!"

Aurora melompat ke udara, mengepakkan sayap emasnya, lalu menebaskan pedangnya ke arah bayangan itu. Tetapi serangannya ditepis dengan mudah!

Bayangan itu balas menyerang, dan pedang hitamnya hampir mengenai jantung Aurora!

Namun, tepat sebelum pedang itu bisa menyentuhnya, Aurora menutup matanya dan mendengar suara hatinya sendiri.

"Jangan melawan dirimu sendiri. Terima dia."

Aurora membuka matanya, dan saat pedang hitam itu hampir menembusnya—ia tidak menghindar. Sebaliknya, ia merentangkan tangannya dan memeluk bayangan itu.

Cahaya keemasan tiba-tiba meledak dari tubuh Aurora, menyelimuti seluruh dimensi ilusi ini!

Bayangan itu terkejut, tubuhnya bergetar saat kegelapan di dalamnya mulai terkikis.

"Apa yang kau lakukan?"

Aurora berbisik, "Aku menerimamu. Karena kau adalah bagian dariku."

Bayangan itu terdiam. Matanya yang tadinya tajam mulai melembut. Dan perlahan cahaya dan kegelapan menyatu menjadi satu.

Aurora merasakan kekuatan baru mengalir dalam dirinya. Ia tidak lagi terpecah antara ketakutan dan harapan—karena kini, ia telah menerima siapa dirinya sebenarnya.

Ketika ia membuka matanya lagi—bayangan itu telah menghilang. Dan di tangannya, sebuah kristal biru bersinar terang.

Air Mata Langit.

Kembali ke Dunia Nyata sang Siluman.

Aurora tersentak dan menyadari dirinya kembali di puncak kerajaan Aevarion.

Raviel dan Julia bergegas mendekatinya.

"Aurora! Apa kau baik-baik saja?"

Aurora tersenyum, menunjukkan kristal di tangannya. "Aku berhasil."

Aeris, Sang Penjaga Langit, melayang di udara, menatapnya dengan kagum.

"Kau telah lulus ujian ini, Pewaris Garuda Emas."

Badai di langit mulai mereda, dan untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun—Kerajaan Aevarion kembali diterangi cahaya matahari.

Namun, sebelum mereka sempat merayakan kemenangan mereka.

Langit tiba-tiba bergetar. Dan suara mengerikan terdengar dari balik cakrawala.

"Jadi, kau telah mendapatkan kunci kedua. Tapi apakah kau siap menghadapi yang terakhir?"

Aurora menoleh, dan di kejauhan—bayangan hitam yang lebih besar muncul di langit.

Musuh sejati mereka telah menampakkan dirinya.

Langit Aevarion yang baru saja cerah kembali dipenuhi oleh awan hitam pekat. Energi yang begitu menindas merambat ke seluruh kerajaan langit, membuat Raviel, Selene, dan bahkan Aeris merasakan kengerian yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya.

Aurora menggenggam Air Mata Langit di tangannya, merasakan getaran kuat yang beresonansi dengan kekuatannya.

"Jadi ini musuh sesungguhnya?" gumamnya.

Dari balik awan gelap, sosok raksasa muncul.

Seekor burung garuda hitam raksasa dengan sayap yang terbentang seperti malam tanpa akhir, matanya bersinar merah darah, dan tubuhnya dikelilingi api gelap yang membakar langit itu sendiri.

Julia terkejut. "Tidak! Itu—"

Aeris menatap sosok itu dengan ketakutan. "Dewa Kegelapan yang Terasingkan—Zareth, Garuda Hitam."

Raviel menyipitkan mata. "Jadi dia dalang di balik semua ini?"

Aurora merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Ada sesuatu tentang Zareth yang terasa familiar baginya.

Seolah ia sudah mengenalnya sejak lama.

"Aurora," suara Zareth bergema di seluruh langit, berat dan penuh kekuatan. "Kau sudah mendapatkan dua kunci, tapi apakah kau tahu apa yang akan terjadi jika kau menemukan yang terakhir?"

Aurora menatapnya tajam. "Aku akan menyelamatkan dunia ini!"

Zareth tertawa, suara dalamnya mengguncang udara. "Menyelamatkan? Tidak, kau akan menghancurkannya!"

Aurora terdiam.

"Darah yang mengalir dalam dirimu bukan hanya darah Garuda Emas, tetapi juga darahku."

Aurora membeku. "Apa maksudmu?"

Zareth menatapnya lurus-lurus. "Aku ayah kandungmu, Aurora."

Dunia terasa berhenti berputar.

Raviel dan Julia sama-sama terkejut, sementara Aeris menggelengkan kepala dengan ngeri.

Aurora merasa tubuhnya melemah, hatinya berdebar keras. "Tidak mungkin ... Aku adalah pewaris Garuda Emas! Aku bukan—"

"Kau adalah keturunanku," potong Zareth. "Anak dari Garuda Kegelapan dan Garuda Emas. Itulah mengapa kau dikirim ke dunia manusia—agar kau tidak menjadi monster seperti aku!"

Aurora terengah-engah.

Semua yang ia yakini—semua yang ia perjuangkan—apakah semua ini kebohongan?

Pertarungan Tak Terelakkan

"Tidak!" Aurora berteriak, mengepakkan sayap emasnya dan melesat ke arah Zareth dengan kecepatan luar biasa.

Cahaya keemasan meledak dari tangannya, membentuk tombak energi!

Tetapi sebelum serangannya mengenai, Zareth mengangkat satu sayapnya dan badai hitam langsung menghantam Aurora dengan kekuatan yang dahsyat!

"Aurora!" Raviel berteriak saat Aurora terlempar jauh ke belakang.

Namun sebelum ia jatuh, Aeris melesat dan menangkapnya. "Jangan bertindak gegabah! Dia bukan lawan yang bisa kau kalahkan dalam keadaan seperti ini!"

Aurora menggeram, bangkit dari pelukan Aeris. "Aku tidak peduli siapa dia! Aku akan menghentikannya!"

Zareth menatapnya dengan sorot mata penuh kegelapan. "Jika kau ingin melawanku, maka temukan Kunci Terakhir."

"Karena hanya dengan itu, kau bisa memilih: Menjadi penerusku atau menghancurkanku."

Aurora mengepalkan tangannya.

Takdirnya belum selesai.

Kunci terakhir menanti, dan dengan itu jawaban tentang siapa dirinya yang sebenarnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!