NovelToon NovelToon
Floating Destiny

Floating Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Dunia Lain / Masuk ke dalam novel / Penyelamat
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aegis aetna

Astin. Seorang siswa academy pahlawan peringkat bawah dengan reputasi buruk.

Menyadari dirinya pernah memiliki kehidupan lain. Ia mulai mengetahui tentang kebenaran dunia ini. Dari awal sampai menuju akhir.

Ia yang mengetahui masa depan mencoba merubah garis takdir yang akan menimpa diri beserta orang di sekitar.

Mencoba menyelamatkan. Menghindari tragedi. Dan mencegah akhir dari dunia.

Semoga saja. Dia dapat memanfaatkan semua pengetahuan itu. Jika tidak? Semua hanya akan binasa.

1000 kata per bab. Update? Kalau mood saja.

Lagu : Floating Star. (Kirara).

Lirik : Nemuri no... awa yuki... owari no yume wo miyou wo...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis aetna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eksekusi.

...Cerita berlanjut....

Episode dua puluh.

Lima menit seharusnya telah berlalu, sejak terakhir kali Astin berpisah dengan Marika...

Astin kembali menyentuh permata putih yang menghiasi seragamnya. Dan seketika itu pula keberadaannya menghilang bagaikan kabut.

Membuat serangan yang dilancarkan oleh Osshten hanya mengenai udara hampa. Pada kondisi ini Astin juga tidak dapat melakukan serangan. Sebab jika ia melakukannya, efek penyembunyian akan otomatis dibatalkan.

"Seharusnya dengan luka separah itu sudah cukup untuk melemahkannya. Sekarang hanya tinggal melakukan tahap terakhir..."

Swooooosh... Tanpa membuang waktu, Astin segera menjaga jarak sejauh mungkin. Sampai keberadaan Osshten hanya terlihat bagaikan titik kecil. Setelah merasa cukup aman, Astin lantas kembali memberikan perintah...

"Aktifkan sistem keamanan tahap ke tiga..."

[Perintah Master diterima. Memulai... Menjalankan perintah...]

[Mengaktifkan sistem keamanan tahap ke tiga.]

[Peringatan!!! Makhluk berbahaya terdeteksi. Memulai pembasmian untuk keamanan Master.]

[Permintaan. Diperlukan sejumlah sumber daya dari penyimpanan untuk melemahkan target...]

"Diijinkan."

[Ijin dikonfirmasi. Memulai... Menjalankan misi pembasmian...]

Astaga. Puluhan ribu peledak muncul secara tiba-tiba, melayang mengitari area luas di sekitar Osshten. Dan sekali lagi...

Bam! Bam! Bam! Bam! Bam! "Gruuugh! Argg!"

Osshten dibombardir tanpa ampun. Ribuan peledak lainnya terus bermunculan, untuk kembali membombardir Osshten tanpa ada jeda sama sekali.

Bam! Bam! Bam! "Kuarghh...! Graaaaagh!"

Seperti itu sampai beberapa waktu berlalu...

...

Kulit hitam nan keras Osshten hampir semua mengelupas. Tanduk serta taring besarnya nampak retak dan tanggal. Mata zamrud-nya kini hanya tersisa satu. Raganya benar-benar hampir hancur lebur.

Walau demikian masih ada sesuatu yang mendorongnya untuk tetap bertahan...

"Bunuh... Bunuh... Gragh..."

Dengan susah payah ia merangkak, mencoba mendekati sosok putih yang juga mendekati dirinya...

Namun rasa sakit di sekujur tubuhnya jauh lebih mengerikan. Bukan lagi seperti sedang dikuliti hidup-hidup. Rasanya organ dalamnya seperti diperas, dan tulang-tulangnya dicabut satu persatu.

Saat energi negatif yang menjadi sumber kekuatannya ditarik keluar secara paksa dengan lebih cepat...

Namun berkat energi negatif yang semakin berkurang di dalam dirinya, ia mulai tersadar dari kegilaan. Walau wujudnya saat ini tidak dapat kembali normal.

Osshten terus menyeret tubuhnya. Darah hijau kehitaman yang merembes keluar dengan deras sedikit meninggalkan noda, pada lantai putih tak berujung di sekitar.

Semakin lama waktu berjalan, pikirannya semakin tersadar. Rasa frustasi yang begitu besar mulai menguasai diri.

Tidak sedikitpun terbesit di dalam benaknya, kalau semua akan menjadi seperti ini. Tidak ia sangka, dia akan dikalahkan oleh bajingan yang selalu menindas dirinya.

Bahkan setelah ia mengerahkan segalanya, dengan mengorbankan akal sehat dan juga kemanusiaan demi mendapat kekuatan lebih.

Tetapi kenapa?! Kenapa dia dikalahkan secara memalukan seperti ini? Bukankah bajingan itu merupakan murid tidak kompeten yang hanya suka menindas orang lemah?!

Sebelumnya Osshten ingin mempermainkan para cecunguk tidak kompeten itu. Kemudian membunuh mereka setelah merasa puas.

Namun tanpa ia sadari, dia sudah berada dalam kondisi yang mengenaskan seperti ini.

"Kuhuk... Cough... Cough..."

Darah hijau kehitaman beranjak keluar dari tenggorokan yang serasa dibelah.

"Ukh... Kenapa? Kenapa aku harus mengalami hal mengerikan seperti ini?!"

Bukan saja ia selalu mendapat penindasan dari kalangan atas, sebab dirinya hanyalah rakyat jelata yang menempati kelas bawah.

Bahkan setelah ia menemukan harapan yang mampu mengubah nasibnya jauh lebih baik, dia malah semakin jatuh terjerembab dalam genangan lumpur.

Sejenak Osshten sempat berpikir kalau dia telah membuat keputusan yang salah. Namun pikiran tersebut segera menghilang. Amarah bercampur dendam begitu meluap-luap di dalam diri...

Osshten menatap begitu tajam, makhluk putih dengan ekspresi congkak yang sudah berada di hadapannya... Dengan segenap rasa dengki ia mengutuk...

"Benar, semua ini salahmu bajingan brengsek! Kalau saja... Kalau saja kau dan para bedebah itu tidak mengganggu kehidupanku, aku pasti tidak akan memilih jalan ini..."

.

“…”

Astin hanya terdiam, mendengar kalimat itu dari makhluk menyedihkan di hadapannya.

Sebenarnya Astin merasa cukup bersalah, atas semua tindakannya selama ini. Namun sudah tidak ada gunanya lagi untuk menyesali.

Sudah terlambat. Makhluk di hadapannya ini sudah tidak dapat tertolong. Dia sudah jatuh terlalu jauh di dalam kegelapan.

Bila dia dibiarkan hidup. Hanya kekacauan serta kerusakan yang akan ia timbulkan di masa depan. Lebih baik membersihkannya sampai ke akar. Agar tidak ada lagi dendam yang tersisa.

Astin menghela napas panjang. Kemudian maju beberapa langkah, sampai posisinya dengan Osshten hanya berjarak satu meter...

Dengan nada rendah ia menanggapi kutukan Osshten...

"Kau mungkin benar, bahwa tindakanku selama ini menjadi salah satu alasan kau mengambil jalan yang salah. Tetapi..."

"Semua itu pada akhirnya kembali lagi atas keputusanmu sendiri. Bukankah tidak ada pihak yang memaksamu untuk melakukan semua itu?"

.

Amarah bercampur dendam meledak dengan putus asa di dalam diri Osshten.

Melihat bajingan di hadapannya yang nampak tidak merasa menyesal sama sekali... Dengan segenap amarah ia kembali mengutuk...

"Kau... Kau bajingan busuk! Bisa-bisanya bajingan yang selalu menindas yang lemah sepertimu berada di academy pahlawan!"

"Bukan itu saja... Kau bahkan tidak memiliki rasa malu! Dengan percaya diri melakukan hal tidak senonoh di depan banyak orang...!"

"Berapa jalang yang sudah kau tiduri sehingga mendapat rasa percaya diri sebesar itu kau bajingan sialan?!"

Astin terdiam sejenak, mendengar keluhan dari makhluk menyedihkan di hadapannya. Sebelum kemudian ia menanggapi...

"Hah? Apa sekarang kau merasa iri? Aku tidak akan menyangkal semua pernyataan itu,"

"Tapi aku juga tidak ingin mendengar kalimat tersebut dari bajingan yang mempermainkan nyawa manusia seperti serangga."

Osshten lantas tertawa lepas, mendengar kalimat yang benar-benar tidak tahu malu dari bajingan di hadapannya...

"Hahaha... Apa kau mengakuinya sialan?!"

"Pada akhirnya kau tidak lebih baik dari kami. Seorang bajingan yang suka menindas mereka yang lemah. Dan juga gemar meniduri banyak wanita..."

"Bukankah kau jauh lebih cocok jadi penjahat daripada pahlawan kau bedebah?!"

Astin hanya terdiam tidak menanggapi.

Seolah membiarkan bedebah di hadapannya ini mengucapkan kalimat untuk yang terakhir kali.

Sedangkan Osshten nampak terkikik, kemudian memprovokasi...

"Kukuku... Apa kau ingat tentang insiden pada semester awal? Di mana banyak siswi yang di lecehkan? Aku akan mengatakan ini untukmu sebagai kenang-kenangan..."

Osshten menyeringai lebar. Dengan suara lantang ia berkata, sembari menatap Astin...

"Bahwa sebenarnya kakakmu yang dianggap sebagai pahlawan yang telah menguak kasus tersebut juga merupakan korban pelecehan!"

...

"Hahaha... Rasakan itu kau bajingan!"

Osshten tertawa lepas, sembari menunjuk Astin yang masih terdiam...

"Haha... Apa kau terkejut? Mengetahui kalau kakakmu sudah tidak suci lagi?"

"Hahaha... Mungkin itu karma untuk bajingan yang gemar meniduri wanita sepertimu! Oleh sebab itu kakakmu juga ditiduri oleh bajingan lain sampai ia mengalami trauma!"

Namun ekspresi Osshten berubah, melihat Astin tidak menanggapi provokasinya...

"Hah...? Apa kau sudah mengetahui semua itu? Kukuku... Jangan-jangan... Setelah kau mengetahui kakakmu sudah tidak suci lagi, kau juga ikut menid... Kagh!" Bugg!

Tanpa ampun Astin menginjak kepala bedebah yang terus mengoceh di hadapannya ini...

"Apa kau sudah selesai bicara, bedebah?"

Darah hijau gelap merembes keluar dengan begitu deras dari kepala Osshten, yang kini berusaha mengangkat kepala. Kemudian ia kembali berkata...

"Kukuku... Sepertinya kau benar-benar busuk sampai ke tulang. Bahkan kau tidak memiliki empati terhadap kakakmu sendiri..."

"Kalau kau masuk organisasi kami, mungkin kau akan dengan mudah naik ke posisi yang tinggi. Bagaimana? Apa kau tertarik menjadi seorang penjahat?"

"Itu akan benar-benar cocok untuk bajingan kotor sepertimu..."

Astin hanya mengalirkan energi pada Revolver yang ia miliki. Bersiap untuk mengeksekusi...

...(Magnum Max Reload).♪.♪.♪...

"Sayangnya aku tidak tertarik menjadi rekan dari pecundang sepertimu. Itu hanya akan menjatuhkan harga diriku..."

Astin mengangkat pijakannya dari kepala Osshten, kemudian membidik. Akan tetapi...

"Aku juga tidak berminat untuk menjadi rekan bajingan sepertimu kau sialan!" Sraaatt...

Dengan segenap kekuatan yang tersisa dalam dirinya, Osshten menyabetkan cakarnya yang dilapisi darah beracun. Pada Astin yang tetap terdiam dengan posisi membidik. Sebab...

Pewww!✧✧✧ Shoooot...

"Kagh..."

Peluru plasma putih yang melesat dengan kecepatan cahaya, terlebih dulu menembus kening Osshten yang sudah terbidik...

Sehingga cakar tajam Osshten hanya sedikit menggores wajah Astin...

Brug! Dengan tidak berdaya, tubuh Osshten yang sudah tidak bernyawa ambruk dengan begitu saja...

...

Beberapa waktu... Astin memandangi jasad di hadapannya dengan tatapan kosong...

Sebelum kemudian ia kembali tersadar saat...

...Bersambung....

...Gadis kecil (Endless White zone Administrator). Pinterest....

1
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
Up
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
Mizuki
shota🗿
Agis: mau bikin cerita dark fantashy MC nya dia, soalnya latar belakang dia sangat gelap...
total 1 replies
Mizuki
onotope swiish-nya agak ganggu deh perasaan
Agis: gak papa...
total 1 replies
Amelia
ayo semangat terus untuk up nya ❤️👍
Agis: siap kakak.
total 1 replies
👁Zigur👁
sampe sini dulu. nice pict🙏🙏
Agis: oke bang.
total 1 replies
Bilqies
🙈🙈🙈🙈
Agis: tenang masih aman.
total 1 replies
Bilqies
janji yaa, awas sampai kamu ingkar, gue bejek loe
Agis: iya tenang Astin gak akan ingkar, dia gak bakal mengabaikan Restia lagi, dan lebih perhatian...
total 1 replies
Bilqies
tapi setidaknya kamu tidak perlu menyakiti restia seperti itu 😤😤
Bilqies
kok aku jadi mewek gini ya Thor, jadi ikutan sedih huhuhuhu
Agis: iya jahat banget Astin.
total 1 replies
Bilqies
bagaimana kamu gak terluka Astin, sudah jelas jelas kau seperti itu tapi tetap saja menyangkalnya
Bilqies
waduh segitunya ya sampai melepuh tuh kulit
Agis: kalo gak pakek item perlindungan auto meleleh...
total 1 replies
Bilqies
jadi ngeri pas bayangin adegan kelahinya
Bilqies
woow keren
Bilqies
balas aja Astin jangan diam aja
Agis: gak boleh gitu.
total 1 replies
Bilqies
setuju 👍
Agis: setuju untuk gebkin Astin.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!